11 Nov 2010

Tahun 2000 bukan kabisat ?






Bukan niatan membuka luka lama, tapi terusik beberapa twit gara-gara lagi seneng nonton 1 lawan 100. Sebenarnya aku ga nonton 1 lawan 100 pas episode pertanyaan "mana yang bukan tahun kabisat ? a. 2000 b. 2004    c. 2008"
Nah kata si 1 lawan 100, jawabnya a. 2000. Jadi tahun 2000 bukan tahun kabisat.

Bentar ... tahun kabisat itu apa sebenarnya ?
Secara simpelnya, tahun kabisat adalah tahun dimana di bulan Februari memiliki jumlah hari 29 dimana biasanya 28 hari. Nah, februari yang ada 29 hari ini hanya berlangsung sekali dalam 4 tahun. Jadi jika tahun 2008 Februari berjumlah hari 29, Tahun 2009 Februari hanya 28 hari, begitu juga tahun 2010 dan 2011. Setelah 4 tahun dari 2008 yaitu 2012, Februari memiliki 29 hari lagi. Bingung ? Kalo bingung berarti aku berhasil merepotkan orang xixixi....

Lantas bagaimana orang tahun ciri tahun Kabisat ? Gampang saja, tahun kabisat adalah tahun dimana angka tahunnya bisa dibagi 4 habis. Jadi 2008 dibagi 4 = 502 (pas). 2009 bukan tahun Kabisat karena 2009/4 = 502,25 (tidak bulat).
Ada-ada saja orang lalu membuat aturan 4 tahun sekali jumlah hari dalam setahun menjadi 366 hari, sedangkan biasanya 365 hari. Bikin repot ?

Repot sekali bahkan jika tidak direvisi per 4 tahun.

Lebih repot yuk kita ngitung2:
Perhitungan hari-bulan-tahun didasarkan pada pergerakan bumi terhadap matahari. 1 tahun bumi mengitari matarahi sebenarnya 365 hari 5 jam 48 menit dan 45,1814 detik.
Jadi, setiap tahun kita "menabung" 5 jam 48 menit dan 45,1814 detik untuk dipergunakan di tahun2 tertentu karena kita sulit untuk menambahkan 5 jam ini di kalender. Masa iya setelah tanggal 31 Desember ada 31, 5 jam ? Kan ga enak dilihatnya. Makanya para ahli dahulu menabungkan 5 jam 48 menit 45,1814 detik ini untuk dikeluarkan setelah tahun ke empat. Jadi, tabungan setelah 4 tahun menjadi 23 jam 15 menit 0,7256 detik alias (hampir) satu hari. 

Kelebihan satu hari ini (hasil tabungan tadi) dikeluarkan di bulan Februari, sehingga setiap 4 tahun sekali Februari menjadi 29 hari (sudah ngebobol tabungan yang tadi). Hhhh... selesai ? Eh ternyata belum.
Karena tabungan 1 hari ternyata kurang 44 menit 59,2744 detik. Jadi setiap 4 tahun, masih ada kekurangan 44 menit 59,2744 detik. Halah ... makin bingung aja ............

Oke ... Jadi setiap 4 tahun ada penambahan 1 hari di bulan februari, Deal ?
Bagaimana dengan kekurangannya? Nah, kekurangan 44 menit 59,2744 detik ini diakumulasikan setiap 100 tahun sekali. Jadi setiap 100 tahun sekali tidak diadakan penambahan 1 hari atau dengan kata lain, setiap angka tahun yang bisa habis dibagi 4 dan bisa habis dibagi 100, bukan termasuk kabisat. Contoh tahun 1900, kan bisa habis dibagi 4 (= 475) juga 1900 bisa habis dibagi 100 (= 19), jadi 1900 bukan tahun Kabisat walaupun bisa dibagi 4. 
So ... rule no. 2 "tahun kabisat habis dibagi 4 tapi bukan yang bisa habis dibagi 100"

Yo ngitung2 lagi :
kenapa tiap 100 tahun bukan kabisat ? Dalam 100 tahun, terjadi 25 kali Kabisat, right ? tapi dalam setiap kabisat itu terjadi kekurangan 44 menit 59,2744 detik. Anggaplah 45 menit (makin pusing soalnya :P ).
Jadi dalam 100 tahun ada 25 kabisat yang berarti ada kekurangan 25 x 45 menit = 1.125 menit = 18,75 jam = 0,78 hari. Mungkin ini yang dianggap cukup 1 hari, jadi untuk 100 hari, ga perlu penambahan 1 hari karena hitung2annya sudah kurang sehari, jadi tanggal 29 dibatalkan untuk setiap 100 tahun.

Coba lihat:
100 tahun = kurang 0,78 hari = anggap kurang 1 hari
200 tahun = kurang 1,56 hari = anggap kurang 2 hari
300 tahun = kurang 2,34 hari = anggap kurang 3 hari
400 tahun = kurang 3,13 hari = anggap kurang 3 hari
500 tahun = kurang 3,90 hari = anggap kurang 4 hari

Jadi, setiap 400 tahun sekali, harus dikurangi 3 hari, tapi itu sudah dilakukan di 300 tahun sebelumnya. Jadi pada setiap tahun 400 tidak perlu pengurangan lagi, artinya pada setiap tahun ke 400 masih ada penambahan 1 hari di bulan februari (Februari tetap 29 hari).
So, rule No. 3 "tahun yang habis dibagi 4, habis dibagi 100 dan habis dibagi 400 adalah tahun kabisat"

Bener ga sih seperti itu ? Jadi bingung sendiri.
Jadi tahun 1600, tahun 2000 (yang habis dibagi 4, juga habis dibagi 100 dan habis dibagi 400) adalah tahun kabisat. Makanya walaupun tahun 2000 habis dibagi 100 (rule no. 2) tapi dia habis dibagi 400, maka tahun 2000 adalah tahun kabisat !

Jadi kembali ke fokus masalah, kenapa di acaranya 1 lawan 100, jawaban yang bukan tahun kabisat adalah tahun 2000 ? Padahal lihat di kalender (jika masih nempel di dinding) atau kalender di HP ataupun kalender di PC, Notebook dll, tahun 2000 di bulan Februari terdapat tanggal 29 !!!

Hhhh ... bikin repot nih 1 lawan 100 :D
Tapi asik juga jadi nyari2 tahu lagi masalah tahun Kabisat. 

7 Nov 2010

Journey to Semarang


Perjalanan dimulai jam 5 dari rumah menggunakan ojeg. Melewati jalan bango tembus ke KKO cilandak lalu ke pasar minggu. Jalanan agak tersendat maklum aktivitas pasar sedang rame-ramenya. Lepas dari pasar jalan sangat-sangat lancar. Ya … hari minggu pagi, jakarta ga rame lalu lintas. Lepas dari pasar minggu melewati taman makam kalibata lalu ke dewi sartika, otista dan akhirnya kampung melayu, sampai juga di stat jatinegara. Angin dingin menerpa cukup menusuk badan yang hanya diselimuti baju tanpa jaket.

Tiba di stat, suasana ramai menyambut. Jam di stat masih menunjukkan angka 5.40. Keberangkatan keretaku ke semarang di tiket dituliskan pukul 7. 27. Hore … lamanya menunggu. Waktu harus dibunuh pelan-pelan. Aku beli koran Warta kota dan kompas. Ku baca koran warta kota dan duduk di lantai karena tidak ada satupun kursi tersedia di tempat pembelian tiket. Kursi untuk penumpang menuggu kereta hanya ada di peron. Hmmm … berita pembobolan beberapa ATM di Jakarta, Kalimantan dan Bali masih menjadi buah bibir. 

Permintaan alami tubuh untuk ke kamar kecil akhirnya mengantarku masuk ke peron. Langsung mencari toilet. Ah … yang namanya toilet di Indonesia apalagi di tempat umum seperti stat, jangan banyak berharap lah. Kondisi toilet cukup bersih dan tidak terkesan bau.

Tunggu punya tunggu, di peron banyak sekali calon penumpang berbagai jurusan. Ada yang hanya duduk menunggu, memberi makan perut mereka di kios-kios stat, merokok dengan santainya … bermacam-macam ulah manusia.

Jam menunjukkan pukul 7.25. Ada pemberitahuan dari petugas kereta ke semarang lewat jalur 1. Argo muria. Lah … kereta ku fajar utama semarang, kelas bisnis alias kelas yang mampunya aku beli. Tanya ke petugas peron, ternyata fajar utama setelah kereta argo muria. Jam 7.30 ada pemberitahuan lagi, kali ini kereta fajar utama. Kereta berhenti dan aku naik melalui gerbong 4 padahal di tiket tertera gerbong 2. Hore … jalan-jalan di gerbong. Dengan membawa koper yang rodanya terus menggelinding di atas gerbong, melewati penumpang yang memenuhi koridor, juga teriakan para pedagang menawarkan jajanannya. Waduh …

Melewati gerbong 3, kereta mulai beranjak meninggalkan stat. Berjalan bergoyang-goyang di atas kereta menuju gerbong 2 bertempur melawan arus penumpang di koridor gerbong. Akhirnya sampailah dengan selamat sentosa ke tempat dudukku di gerbong 2 kursi 9a. Piuh … istirahat sejenak. Koper taruh di atas, tas tetap dalam jangkauan tangan. Lumayan si Mac putihku menemani jika diperlukan. 

Kereta bisnis, tanpa AC, kipaspun tidak dinyalakan. Tidak tahu ga bisa muter atau memang tidak dinyalakan. Satu-satunya sumber angin ya dari jedela kecil. Panas … 8 jam perjalanan menunggu …

Kereta terus memacu jalannya. Berhenti di Bekasi, Kerawang. Ayo kita tengok toiletnya. Ada di ujung gerbong dekat pintu keluar, wah … kondisinya menyedihkan. Yang mau buang air besar gimana ya? Toiletnya jenis toilet duduk, tapi tutup dan lidah tempat duduknya sudah copot, Digoyang-goyang, toiletnya ikut goyang. Gimana kalo dinaiki/diduduki ya? Air ada dari keran. Bau wipol, ga bau amoniak, tapi ga bersih.

Kereta terus beranjak dan tak terasa sudah pekalongan. Lewat dari stasiun ini tanpa disadari menengok ke arah kiri terlihat laut. Wah … ternyata jalur kereta mepet juga ke pantai. Uniknya, di sebelah kiri terlihat pantai namun menengok ke arah kanan terlihat bebukitan.

Waktu menunjukkan pukul 14.30 saat kereta memasuki stat Semarang Tawang. Perlahan kereta menghentikan lajunya. Sampai akhirnya benar-benar berhenti dan para penumpang mulai antri ke arah pintu keluar. Welcome to Semarang.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls