26 Jul 2011

One heart atau Satu Hati





One heart … one heart …
Begitu teriakan Giring Nidji di iklan Honda sekarang-sekarang ini. Simak pula iklan-iklan di TV, atau Baligo di pinggir jalan. Tulisan ONE HEART seperti menunjukkan identitas pecinta HONDA. Di Jakarta Fair Kemayoran kemarin, dengan sangat jelas, ONE HEART menjadi kata yang mutlak di stand HONDA.

Pengguna HONDA jelas bangga mengucapkan ONE HEART. Seolah dengan slogan ini mengatakan
"ini gue"
"gue banget"
"aing yeuh … aing!"

But … did you know?
Jauh dari Indonesia yang mengusung slogan ONE HEART, ternyata dunia disuguhi kata-kata SATU HATI. Disaat di daerah sendiri HONDA membanggakan ONE HEART lewat Giring Nidji ataupun Agnes Monika, Di belahan bumi lainnya, Dani Pedrosa, Casey Stoner ataupun Dovizioso sangat bangga menggunakan SATU HATI dan bukan ONE HEART. Tertulis jelas di punggung para raider ini, SATU HATI, bukan ONE HEART seperti yang dibanggakan para selebritis lokal kita !

Dari setiap race, 20an putaran lebih, SATU HATI menyapa penonton di tribun juga di layar kaca, seluruh dunia. Yang menggunakan bukan orang sembarangan. Mereka yang mampu melaju dengan kecepatan super ! Juara dunia Case Stoner, Dani Pedrosa juga Dovisioso yang hampir selalu naik podium. Mereka tidak pernah mengganti SATU HATI di punggung mereka menjadi ONE HEART padahal mungkin mereka lebih enak menggunakan ONE HEART.

Lain HONDA lain YAMAHA. Slogan Semakin di Depan mereka gunakan di pasar lokal maupun internasional. Walaupun tidak ditempatkan di punggungnya Lorenzo ataupun Ben Spies, "Semakin di Depan" tampil di hadapan seluruh pecinta MotoGP terutama saat meliuk melahap tikungan-tikungan sirkuit.

So … kalo si bule saja bangga menggunakan SATU HATI, kenapa produk lokal malah bangga menggunakan ONE HEART ?

Jadi, apakah jingle iklan pun bisa diubah ke Satu Hati ? Atau menggunakan Satu Hati-nya Dewa 19 ? :P

Bikin kolam terpal




Tadi malam, dari mulai abis maghrib hingga setengah dua belas malam, ngerjain kolam terpal di ruang belakang. Mulai dari menguras akuarium, mindah-mindahin LAT, mindahin akuarium, masukin lagi LAT ke akuarium.

Sore hari beli terpal ukuran 3x4 m (ternyata salah hitung, jadinya kegedean) dikasih harga 85 ribu. Ternyata pas mau dibuat, gede sekali. Terpal dilipat dua, baru disetting jadi kotakan buat nampung air. Lumayan juga kalau dikerjakan orang amatiran, ternyata menjadi lama sekali.

Formasi LAT sekarang ini (susah juga karena kemaren beli banyak dari kaskuser, murah pula, cihuuuy)
Jadi di akuarium atas diisi 2 pasang, akuarium tengah diisi indukan gendong telur 7 (belum disekat-sekat euy) akuarium bawah diisi sepasang plus si Clarki. Karena masih pada kecil, jadi di akuarium bawah tersendiri. Kolam terpal ukuran 1x1,5 m diisi 12 LAT, ce-co nyampur.

Indukan yang beli dari BFC kini tinggal 1, betina doang. yang jantan gede udah masuk ke pencernaan. Sekarang aku jarang ngasih makan pelet. Kalau ngasih pelet juga, dilihat sekitar beberapa jam, kalau masih ada, langsung buang lagi. Ngotorin dan ngejaga kualitas air. Lebih banyak dikasih cacing beku.

Ada juga kemaren clarkii yang mati (kecil, ukuran 5 cm), aku kasihkan saja ke LAT, eh pas ditengok beberapa jam kemudian, si clarkii udah hilang, disantap LAT RC lainnya. Kekenyangan, pada ngumpet di shelternya deh.

Semoga saja tidak ada masalah dengan kolam terpal made in sendiri. Lumayan juga ternyata sudah jadi kolamnya cukup besar untuk menampung para LAT. Dan mereka seneng pada ngumpet di sudut-sudtu terpal yang menjuntai.

25 Jul 2011

Lobster mati !





Hari Selasa Lobster tiba di rumah, hari minggu 3 lobster mati. Indukan lobster tinggal 5 lagi, 4 betina 1 jantan. Yang mati 2 jantan 1 betina. 1 jantan kondisi capit patah satu, mati saat pagi hari aku cek akuarium. 2 dalam keadaan sekarat. Lalu aku pindahin ke wadah, masing-masing di wadah yang berbeda. Akuarium aku kuras, yang masih hidup aku pindah ke akuarium tengah. Kondisi masih bugar.

Hipotesis pertama, mungkin kebanyakan ngasih pelet, jadi air terlalu keruh dan tercemar. Lobster ga mampu hidup.
Hipotesis kedua, terjadi perkelahian dan hukum alam, si jantan pemenang, memang berukuran paling besar dari dua jantan lainnya. Mungkin dia pengen menjadi penguasa.

Kita kekurangan jantan akhirnya. Mumpung hari minggu, setelah dari Tanah Abang, kami melanjutkan perjalanan mencari pejantan tangguh untuk lobster betina di rumah. Kami menuju Cengkareng, tepatnya ke TPHP di jalan Kamal Raya. Disana ada juga penjual Lobster. Tapi ternyata kami kurang beruntung karena stok indukan ternyata sedang kosong. Yang ada hanya ukuran 10 cm dengan harga 20 rb per ekor. Ya sudahlah, daripada pulang dengan tangan hampa, kami membeli 2 ekor betina dan satu jantan. Kata Pa Tarjo si penjual, yang betina sudah bisa kawin, sedangkan yang jantan belum cukup dewasa.

Selain beli tiga lobster, kami beli pula garam ikan dan cacing beku. Dari pa Tarjo kami mendapat pengetahuan yang lumayan masalah lobster. Pa Tarjo memelihara lobster di kiosnya dengan hanya sedikit air saja. Sekedar si Lobster tidak kering saja, kira-kira setengah dari tinggi lobster. Tapi lobsternya pada aktif. Dan kata pa Tarjo, mereka jarang sekali diberi makan. Tidak 2 kali sehari seperti kebanyakan para peternak Lobster bilang. Ya memang karena pa Tarjo memang tidak mengkhususkan untuk membesarkan Lobster untuk konsumsi, tapi dia juga sebagai penyalur bibit untuk para peternak lobster.

Pulang ke rumah, sekarang formasi akuarium menjadi 1 jantan 1 betina di atas, 1 jantan 5 betina di akuarium bawah. Let see them ...

22 Jul 2011

Budidaya Lobster





Tertarik dengan budidaya lobster, akhirnya aku menyempatkan searching masalah budidaya lobster dan cara mendapatkan indukan. Secara spesifik, di dunia budidaya Lobster akan lebih dikenal sebagai LAT atau Lobster Air Tawar. 

Dan hasil searching  mengarahkan kepada lobster yang lebih spesifik yaitu Lobster Redclaw alias si capit merah. 

Singkat kata, karena istri pun setuju dan ada area di rumah yang bisa dimanfaatkan, kami segera menyiapkan segala sesuatunya, dari finansial dan juga  penyedia indukan lobster. Dari situs lobsterairtawar(dot)kom kami mendapatkan informasi bahwa mereka menyediakan paket siap saji.

Paket siap saji yang dimaksud yaitu menyediakan paket 9 akuarium dan satu set indukan lobster yang terdiri dari 5 betina dan 3 jantan. Akuarium dibuat bertingkat tiga dengan masing-masing tingkat terdiri dari 3 akuarium dengan rak terbuat dari besi. Aerator, selang input dan output air juga sudah termasuk dalam paket. Termasuk juga pelet 400 gr dalam toples. Akuarium panjang kl. 90 cm dengan tinggi kl. 40 cm. Harga untuk paket ini adalah 4 juta (terakhir saya tanyakan sekitar bulan Juli 2011) dan mungkin sudah berubah. 

Tapi karena keterbatasan ruang dan masih mencoba-coba untuk budidaya lobster, maka kami menghubungi mereka untuk menegokan hanya tiga akuarium saja. Tiga akuarium dengan tiga tingkat plus satu set indukan. Harganya saat saya beli 2 juta, sudah termasuk ongkos kirim (dari Bintaro ke Pondok Labu). 

Akhirnya, Sabtu sore kami ke Bintaro, Selasa siang mereka mengantarkan pesanan kami. Tiga akuarium 3 lantai dengan satu set indukan dan shelter untuk persembunyian mereka. Welcome to you …

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls