22 Sept 2011

Baso Rawit Bewok




Buat para pecinta makanan daging bulat alias meatball alias Baso, ada satu referensi tempat jajanan baso murmer di daerah pondok labu. Namanya Baso Rawit Bewok.

Yang unik dari baso rawit ini, tentu sesuai dengan namanya, Baso Rawit. Basonya merupakan baso dengan campuran rawit yang dihancurkan. Bikin lidah terbakar ! Berbeda halnya dengan baso urat, baso telor atau baso halus, di baso rawit Anda akan menemukan biji-biji rawit. Bahkan kuahnya pun menurutku sudah sangat pedas setelah baso rawit dipotong-potong. 

Bukan hanya soal keunikan rawit di dalam baso, tapi juga rasa yang enak. Terus terang, kuliner Jakarta menurutku tidak sebaik kuliner Bandung. Perlu beberapa bulan untuk memaksakan lidah ini bersahabat dengan kuliner Jakarta. Dan baso rawit ini ternyata lumayan enak di lidah. (maksudku, tidak seperti baso jakarta lainnya). 

Dan mungkin banyak yang setuju denganku, karena tempat baso ini jarang sekali sepi. Tempatnya bersih, Penyajiannya juga bersih. Kira-kira bisa menampung 16 orang. Tempatnya memang tidak ber-AC, tapi disediakan kipas di dinding kira-kira masing-masing meja 1 kipas. 

Parkir tersedia untuk beberapa motor. Pokoknya tidak akan menyesal ke tempat ini (dan saya bukan sponsor mereka lho :P)
Jika Anda tertarik dengan makanan baso super Hot, datang saja ke tempat ini. Tepatnya ada di jalan Lebak Bulus. Dari Fatmawati, daerah Dapur Susu, belok kanan. Ikutin saja jalur angkot S12. Siap-siap Hot.

Sabar we atuh !




September 22, 2011, Sore hari di jalan Fatmawati
Memang menyebalkan berada di jalur macet. Seperti hari ini di "jalur" sepeda motor di jalan Fatmawati, Jaksel. Seperti biasa, sore hari, pulang kantor, dengan bergoyang-goyang dikit di pinggir jalan, hampir bersenggolan dengan bodi mobil. 

Sudah tahu jalurnya mepet-mepet, di depan ada yang pake sepeda pula, ini motor di belakang malah tan-tin-tan-tin mulu, serasa dia saja yang punya klakson. Sabar…sabar … temperamen orang Jakarta memang seperti itu. 

Tapi si motor di belakang rupanya tak punya rasa sabar lagi. Masih juga membunyikan klaksonnya. Kampret. Kenapa dia ga terbang sekalian. Saking keselnya, aku menunggu dia membunyikan lagi klaksonnya. Pas. Sesaat setelah bunyi klaksonnya, aku jalankan motor agak kenceng dikit, lalu rem mendadak.

"GOBLOK ! Bla…bla…bla…" terdengar sumpah serapah keras sekali, bahkan telingaku yang tertutup helm half-face masih mendengar sangar tajam. Mampus lhu ! Berisik sekali, sudah tahu macet, jalanan sempit, masih juga bikin onar. Lalu si motor menghampiri dari samping. Mereka berdua, orang-orang dari luar Pulau kayanya, dah tua sekitaran 40 taun. Masih marah-marah dengan sumpah serapahnya. 

Cape deh nanggepinnya. Sabar we atuh, dah tahu jalanan the macet. Kalau mau ga macet ya lewat jalan layang Antasari aja, yang baru dibangun tiang-tiangnya doang. Sabar…sabar… 

12 Sept 2011

Hari ini bulan purnama


12 Agustus 2011, sekitar pukul 21.30 di metroTV aku lihat running text, 'hari ini bulan purnama, jika dihitung mundur 1 syawal jatuh pada hari Selasa (30/8)'.


Tahun ini menjadi cukup kontroversil (aku rasa) dalam hal penentuan 1 syawal 1432 H. Banyak yang akhirnya menjalankan ibadah puasa terakhir dengan sahur istimewa, ketupat dan opor. Gara-garanya Lebaran 'tidak jadi' tanggal 30 Agustus dan 'diundur' menjadi tanggal 31 Agustus. itupun pemberitahuan dari pemerintah, setelah selesai sidang isbat sekitar pukul 20.30 (kalau tidak salah).

Malam itu (29 Agustus) di masjid dekat rumah, tidak ada tarawih (karena menunggu pengumuman). Sebagian ada yang sudah takbiran (karena di kalender tanggal 30 adalah Lebaran). Banyak yang sudah siap-siap untuk Lebaran besoknya (30 Agustus). Tapi semua pupus karena hasil sidang isbat dan pengumuman resmi pemerintah menetapkan Lebaran jatuh pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2011. Sedangkan Muhammadiyah tetap akan melaksanakan Lebaran hari Selasa 30 Agustus 2011.

Besoknya (30 Agustus) di komplek pendidikan Muhammadiyah, dilaksanakan sholat Ied. Dan tidak seperti biasanya (saat ada perbedaan 1 syawal) Lebaran tahun ini di Muhammadiyah diikuti banyak orang, tumplek hingga ke jalan raya (yang biasanya tidak). Mungkinkah banyak juga yang tidak mengikuti pengumuman pemerintah dan lebih memilih Muhammadiyah? Dan kenapa harus terkotak-kotak seperti ini?


Tanggal 1 September 2011 malam, aku melihat sosok bulan di langit. Berarti hari ini 'seharusnya' adalah tanggal 2 Syawal. Tapi yang nampak di mataku adalah sosok bulan seolah ia adalah bulan hari ketiga. Serius, aku bukanlah ahli astronomi, bukan pengamat bulan, tapi aku sedikit tahu fase bulan, fase 3 hari, 7 hari, fase purnama dll. Sekedar menebak. Dan malam itu, bagiku bulan terlalu besar untuk umur 2 hari. Lebih pantas 3 hari.

Hari ini, di running text metroTV, dikatakan malam bulan purnama. Berarti tebak-tebakanku tanggal 1 September seharusnya bulan berumur 3 hari cocok (hore...aku menang kuis). Jadi, apa masih penting untuk berdebat ?
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls