28 May 2012

Jalan Lagi, Makan Lagi, Ampera Cianjur


Weekend di Cianjur, akhir mei 2012.
Starlet kesayangan :)
Aku menyempatkan makan jelang siang ke Ampera Cianjur. Lokasinya gampang ditempuh, baik dari Jakarta maupun Bandung. Dari Jakarta, saat mau masuk Cianjur, langsung saja belok kanan melewati Hypermart. Terus lurus dan Ampera ada di sebelah kiri.

Jika dari Bandung, dari jalan Raya Bandung, masuk ke By Pass Cianjur, tinggal terus lurus melewati Hypermart, Rumah makan Empat Dara, lalu tibalah di Ampera.

Ada dua Ampera di area ini. Yang satu, setelah Empat Dara, namanya juga Ampera, hanya dia menyebutkan cabang Jakarta. Satu lagi agak jauh, namanya Ampera cabang Soekarno Hatta Bandung. Ini yang aku maksud.

Tempatnya luas, parkir mobil banyak, meja makan macam-macam. Ada duduk standar dalam ruangan, duduk di luar dengan pemandangan sawah, duduk lesehan di dalam dan duduk lesehan di luar. Kebetulan aku sendiri memilih lesehan di luar, dengan dengan permainan buat anakku.

Adem tempatnya
Dengan nuansa religi Cianjur yang kental, Ampera ini dilengkapi dengan DUA mushola yang terpisah, dan benar-benar mushola, tidak seperti di kota besar atau mall yang menyebutkan mushola berupa ruang kecil di sebelah toilet di lantai Basement yang pengap dengan asap knalpot.
Mushola-nya asri, tempat wudhu khusus, toilet juga ada.

"Tempat" favorit anakku
Seperti halnya Ampera lainnya, makan disini secara prasmanan dan lauk bisa di masak lagi. Saat itu aku dan istri memesan Gurame Bakar, Tamusu, Ayam goreng, Es Teh Tawar, Jeruk hangat, Pepes Teri, Tumis Jamur. Mantap. Pesanan tidak begitu lama. Kebetulan juga saat itu jauh dari makan siang. Disebut sarapan sudah telat, disebut makan siang belum waktunya. Orang dari benua sana menyebutnya Brunch (Breakfast Lunch ?)

Total pesanan seharga 63.500 rupiah !!! Nasi 9 ribu, tamusu 7500, ayam goreng 10.500, pepes teri 4000, tumis jamur 5000, es teh manis 2500, jeruk hangat 8000 dan gurame (sebesar telapak tangan orang dewasa) 17000. Dan masakannya enak-enak. Sambalnya mantap, ada sambal goreng dan sambal dadak (super pedas). Lalapan tidak dihitung, makan sepuasnya :)


Berikut alamat Ampera Cianjur:
jl. KH Abdullah B Nuh 19
Rancagoong Cianjur
(0263) 288870

FREE WiFi juga (tapi sayang aku tidak sempat mencobanya) karena sibuk main dengan si kecil, kadang ikut juga main ayunan dan jungikit-jungkitan :D

17 May 2012

Taman Joglo, dahulu terminal


Mei 2012,
Saat mengajak anakku jalan-jalan, aku teringat ada taman yang dahulu bekas terminal. Seringkali saat pulang ke Bandung, naik bus dari terminal Joglo ini. 

Taman yang cukup nyaman dan teduh
Posisi terminal ini masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki, menyusuri gang-gang kecil. Suasana Cianjur yang tidak sepanas Jakarta, membuatku betah mengajak si kecil jalan-jalan menuju taman ini. Tamannya lumayan besar, maklum bekas terminal. Menghubungkan dua jalan besar, dan di ujung taman yang lain ada Toserba yang besar, Toserba Selamat.

Suasana cukup teduh, walaupun saat itu menunjukkan pukul 9.30, dimana di Jakarta aku sudah sangat malas untuk berjalan-jalan kaki di udara terbuka. Walaupun tidak ada pepohonan besar nan rindang, keteduhan masih bisa dirasakan. Angin yang sesekali berhembus mengurangi panasnya matahari.

Sayang beribu sayang terminal ini sepertinya minim perawatan, baik dari instansi terkait maupun dari masyarakat pengguna taman ini. Banyak coretan-coretan khas remaja di tempat duduk maupun dinding taman. Lantai ubin yang terkelupas dan bahkan beberapa motor sering lalu lalang masuk ke taman ini. Sempat juga aku melihat ada jemuran celana di taman ini. Belum lagi pagar pembatas taman yang bolong-bolong rangka besinya. Sampah cukup berserakan dan hingga jam itu tidak ada satupun petugas kebersihan yang ada di lokasi. Entah apa karena hari libur ?

Berikut beberapa foto yang sempat diabadikan

Tempat duduk yang cukup nyaman sebenarnya, namun menjadi kurang nyaman di mata karena beberapa coretan kebanggaan yang kurang pada tempatnya.

Tersedia area jalan kaki untuk refleksi. Lumayan menggigit setelah aku mencoba berjalan di area ini tanpa alas kaki. Anakku sampai meringis dan buru-buru menggunakan sandalnya kembali. 

Pagar pembatas yang telah hilang beberapa besinya

Coretan khas lainnya di sekitar taman ini

Patok pembatas yang sudah ompong satu. Di jalur di sebelah kanannya patok malah sudah hilang dua-duanya membuat motor bebas masuk ke area taman, walaupun di ujung taman tidak ada jalan tembus lagi.

Orang pun bebas menjemur celana jeans nya disini. Panel listrik pun tak luput dari coretan-coretan.

Lantai yang kurang terurus, banyak yang sudah terlepas

Untuk gambar yang lebih jelas bisa mengunjungi http://www.flickr.com/photos/kabayanlulungu/sets/72157629771948780/

Semoga di kemudian hari taman ini bisa lebih baik dan menjadi kebanggaan warga Cianjur.

7 May 2012

Tan Keng Cu, tempat nongkrong asik di Cianjur


Masih seputar jalan-jalan di Cianjur, kali ini mengunjungi tempat yang sudah lama ada. Namanya Tan Keng Cu. Jadi kalau dari arah Jakarta - Puncak, belok kiri ke arah By Pass lalu setelah mentok, belok kanan. Kalau dari Bandung, terus saja lurus melewati Ramayana dan ikutin jalan. Jalannya searah, letaknya di pinggir kiri. Mobil bisa diparkir di sebelah kanan jalan, sudah disediakan parkiran serong.

Di tempat ini sedia kue-kue dan roti-roti. Ciri khasnya, di sekitar tempat ini di depan tokonya, banyak yang jual roti-roti. Rotinya fresh langsung dari tempat ini.
Kemarin sempet nyoba Yoghurt Strawbery, enak lho. Seger asem manis. Harganya cuma 8000. Puding 3500. Es Shanghai 7500.
Esoknya kembali lagi ke tempat ini nyoba kuenya. Aku nyoba Zupa Soupnya. Masih kalah jauh dari Zupa-nya Pizza Hut hehe. Harganya 10 ribu. Rotinya tebel, tapi enak.

Tan Keng Cu buka dua toko yang dua-duanya bisa buat nongkrong. Yang satu toko lama, satu lagi kayanya baru beberapa tahun aja. Kue dan rotinya enak-enak dengan harga yang murah. Cuma ada juga yang dibawah ekspektasi. Seperti mau nyobain 1 slice Black Forest, tapi dagingnya seperti kue Sifon :(
Kembali ke harga, okelah. Jangan samakan dengan O La La dan sejenisnya. Tapi dijamin tetep enak. Milkshake Vanila kesukaanku juga, di tempat ini enak.

Kekurangan tempat ini ... para pelayannya. Pelayannya kurang ramah, tidak customer oriented lah. Jarang senyum. Ditanya juga jawabnya seadanya. Tidak ngasih saran juga. Ya sudahlah, toh selesai bawain orderan, dia pergi juga.
Satu lagi, di tempat yang lama, cenderung temaram. Padahal waktu itu pagi menjelang siang. Kalau disebut temaram romantis, tidak juga.

Menikmati bubur Cianjur di pagi hari


Mei 2012, 
Jalan-jalan di pagi hari di Kota Cianjur, aku bener-bener hunting bubur yang satu ini. Letaknya sebenernya agak jauh dari rumah. Namun sekalian jalan pagi, dan aku pengen banget bubur ini, maka ya dijalani juga. Letaknya di sebelah SD Negeri Ibu Jenab I, dekat hotel Aden, di sebelah Museum Budaya Cianjur. Ciri khasnya roda dagangan bubur ini "menyatu" dengan motornya. Seperti bisa dilihat di gambar. Sayang sekali, Mang Encep yang biasanya melayani bubur ini sembari terus mengeluarkan celotehannya, sudah almarhum sekitar 2010. Namun generasi penerusnya masih menyediakan bubur enak ini.
Waktu itu aku datang hari kamis, sekitar jam setengah sembilan. Suasana cukup ramai walau tidak penuh sesak. Lain hari, hari Sabtu aku kembali datang lagi, penuh. Untunglah masyarakat Cianjur masih sangat ramah. Beberapa pengunjung pribumi mempersilahkan untuk duduk. Bahkan si Bapak rela pindah tempat agar kami bertiga bisa duduk nyaman. Setelah pesan, tunggu bubur tersedia. Harus agak bersabar karena pesanan sedang banyak-banyaknya. Si Teteh sampai menjejerkan piring2nya penuh di atas rodanya untuk diisi bubur. Untung si Teteh sudah sangat cekatan, jadi tidak perlu waktu sangat lama untuk menunggu pesanan bubur.

si Teteh lagi nyiapin buburnya

Dan inilah tampilan bubur Bujensa (Bu Jenab I) ini. Lengkap dengan suwiran daging ayam, kacang, kerupuk, emping dan tak lupa yang sangat khas dari bubur Cianjur ini, Pais Bawang. Mantap. Langsung campur adukan buburnya. Berbeda dengan bubur Bandung, apalagi bubur Jakarta. Harganya 6000 tanpa ati ampela. Sudah termasuk air teh tawar hangat, segar di pagi hari.

Cuma mungkin karena sudah kebiasaan, si Teteh suka ngasih Vetsin agak banyak. Buat yang tidak suka (seperti aku) minta saja jangan pakai Vetsin (disini nyebutnya Pecin, kalau di Jakarta Mecin, atau Sasa).

Secara umum, bubur Cianjur yang aku rasakan cenderung ke arah asin. Walaupun disediakan juga kecap manis buat yang suka manis.

Di dekat rumah juga sebenarnya ada bubur. Mirip bubur ini dan harganya hanya 3000 saja. Tapi ya ada bedanya. Kalo deket rumah, jalannya kan sebentar, kalau bubur Bujensa kan jalannya jauuuuh.
Di lain hari nyoba makan bubur di jalan Juanda, pertigaan yang mau ke arah Polres. Di spanduknya ditulis Bubur Ayam Ceker. Tapi ga dikasih cekernya. Entah cuma namanya doang atau gimana. Harganya 8000 sudah termasuk ati ampela. Rasa bubur ini (walau tampilan seperti khas bubur Cianjur) tapi lebih berasa biasa. Tidak khas Cianjur walaupun pais Bawang juga ada.

Tetep lah milih bubur Bujensa sajah ... Mangga atuh bilih bade mah ...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls