30 Apr 2012

Mengapa Cincin Kawin dipakai di Jari Manis ?


Ada sebuah posting menarik hasil share temen pesbuk mengenai mengapa cincin kawin dipakai di jari manis. THE REASON WHY WEDDING RING IS WORN ON FOURTH FINGER. 
Jadi begini alasannya : (copas dari sini



MENGAPA CINCIN NIKAH DI JARI MANIS ?
Untuk mengetahuinya, coba letakkan kedua tangan anda seperti tampak pada gambar ...
JEMPOL: melambangkan kedua orang tua andaTELUNJUK: melambangkan saudara kandung andaJARI TENGAH: melambangkan diri anda sendiriJARI MANIS: melambangkan pasangan hidup andaJARI KECIL: melambangkan anak-anak anda
Lalu ikuti langkah-langkah berikut ini:
PERTAMA, coba anda pisahkan kedua jempol tersebut, hal ini mengartikan bahwa suatu saat anda akan berpisah dengan orang tua anda karena anda menikah dan menjalani hidup sendiri dengan pasangan anda...
KEDUA, coba anda pisahkan kedua telunjuk tersebut, hal ini mengartikan bahwa saudara kandung anda akan berpisah dengan anda karena mereka suatu saat akan menjalani hidupnya masing-masing...
KETIGA, cobalah anda pisahkan kedua jari kecil anda, hal ini mengartikan suatu saat kelak anak-anak anda akan berpisah dengan anda karena mereka pun akan menikah...
KEEMPAT, cobalah anda pisahkan kedua jari manis anda, pasti akan sangat sulit terpisah, itulah maknanya bahwa suami anda atau istri anda adalah pasangan yang tak terpisahkan selama hidup...Itulah alasannya mengapa cincin nikah dipakaikan pada jari manis anda hal itu karena sebagai perlambang keabadian cinta suami-istri yang tak terpisahkan... So sweet...

26 Apr 2012

Perpanjang STNK Mobil, tinggal angkat telepon


Hidup di Jakarta, susah bergerak, macet dimana-mana. Dengan tingkat keruwetan dan crowded yang tinggi sedangkan orang ingin segala sesuatunya cepat.

Bulan april ini STNK mobil harus diperpanjang. Untuk memperpanjang harus ke Daan Mogot, sedangkan kerja senin-jumat, pagi-sore. Masa sabtu juga dikorbankan.
Akhirnya putuskan pakai layanan Biro Jasa. Susah juga, rata-rata Biro Jasa sudah tutup saat aku pulang kantor. Ada yang kebetulan buka, saat aku tanya-tanya, ko jawabannya tidak meyakinkan begitu. Masa mobil Starlet Kotak dia ancer-ancer bayar sejuta, karena liat STNK. Yang di STNK kan sekalian ada biaya balik nama. Udah gitu, fee dia minta 100 rb.

Daripada begitu, mending calling biro jasa online. Dari alamatnya sih di Pasar Minggu, tapi ga sempet survei. Survei buat memastikan kredibilitasnya, aku googling aja. Dah yakin, baru aku telp, minta dateng ke rumah. Janjian besok paginya.

Keesokan hari, pegawainya dateng. Copy BPKB, stnk asli dan ktp asli dibawanya. DP 200 rb.
Katanya sih sehari juga kelar. Besoknya lagi, sore hari, pegawainya sudah dateng lagi membawa STNK yang udah diperpanjang. Cepet juga khan ? Tanpa harus ribet ngantri, ngatur waktu dll.
Rinciannya :
STNK starlet kotak : 503.000
Fee : 70.000

Dibandingkan biro jasa yang aku datangi, rata-rata fee 100 ribuan. Ada juga yang biro online, minta 100 lebih. Mantap juga. Tinggal call, tunggu sehari. Bayar cuma 70.000. Bayangin harus ngantri, ngurus ini-itu. Menembus jalanan Jakarta. Ini kita tinggal nunggu, kita masih bisa ngerjain yang lain. Oke ga?

9 Apr 2012

War of the Arrows, film seru


Wars of the Arrows, seru.
Nonton film ini, dari awal hingga akhir tak membuat bosan. Apalagi saat si Nam-Yi dikejar-kejar pasukan khusus.

Layar dimulai dengan pelarian Nam-yi muda bersama dengan adiknya. Setelah berhasil meloloskan diri dengan bantuan ayahnya, yang akhirnya mati dibunuh, Nam-yi dan adiknya pergi menemui teman karib ayahnya, Kim Min-soon.
13 tahun berlalu, Nam-yi menjadi sosok pemanah handal. Saat pernikahan adiknya, Nam-yi pergi. Saat itulah desa mereka diserang prajurit Qing. para penduduk dibunuh dan sebagian ditawan.

Nam-yi kemudian berusaha menyelamatkan adiknya dengan mengejar rombongan prajurit. Pengejaran Nam-yi kian seru karena Nam-yi dikejar pula oleh pasukan khusus raja yang dipimpin Jyu Shin ta. Kejar-kejaran pun terjadi dengan beberapa kali bentrok diantara para pemanah-pemanah handal ini.

Pada satu kesempatan, nam-yi berhasil masuk ke tenda Pangeran dan menawannya. Adiknya berhasil diloloskan dengan Pangeran sebagai tawanannya, hingga akhirnya sang Pangeran dibakar oleh Nam-yi dan Nam-yi berhasil lolos dengan cerdiknya. Jyu Shin Ta kemudian mengejar Nam-yi. Beberapa kali aksi para pemanah ini terjadi. Keren sekali. Sedikit demi sedikit anak buah Jyu SHin ta berhasil dilenyapkan. Hingga akhirnya tinggal Jyu SHin Ta sendiri.

Saat Nam-yi berkuda mendekati adiknya, kuda yang ditumpangi Nam-yi dipanah adiknya sehingga Nam-yi terjatuh dan lolos dari panah Jyu Shin Ta yang mengincarnya dari jauh. Pada akhirnya kedua ahli panah ini saling berhadapan dan Nam-yi berhasil membunuh Jyu Shin Ta dengan keahliannya memanah, walaupun Jyu Shin Ta saat itu sedang menjadikan adiknya sebagai tameng. Tapi akhirnya Nam-yi pun tak bisa bertahan lebih lama setelah panah Jyu Shin Ta sebelumnya menembus dada kiri Nam-yi.

Layar ditutup dengan kepergian Ja-in, adik Nam-yi, dan suami Ja-in menuju kampung halamannya.

Seru menikmati adegan-adegan kejar-kejaran sambil beberapa kali terlibat saling melepaskan anak-panahnya. Film yang layak ditonton apalagi menyukai film action dengan latar klasik kerajaan seperti ini.

Para pemain di film ini

  • Park Hae-il: Choi Nam-yi (A protagonist who was an archer who tasked to saved his sister)
  • Moon Chae-won: Choi Ja-in (Nam-yi's sister and Seo-goon's soon-be wife who was kidanpped on wedding day)
  • Kim Mu-Yeol: Kim Seo-gun (Nam-yi's friend and Ja-in's childhood sweetheart)
  • Ryoo Seung-Ryong: Jyushinta (Manchurian archer and Dorgon's uncle)
  • Park Gi-woongDorgon (Prince of Qing Manchu-China)
  • Ryohei Otani: Nogami (Manchurian soldier)
  • Kim Ku-Taek: Gang-du (Supporter of Nam-yi)
  • Lee Han-wi: Gap-yong (Supporter of Nam-yi)

Reborn Steak, makan lagi ...


April 2012, Setelah berkeliling Pondok Labu - Sawangan dan akhirnya Cinere Mall, memenuhi keinginan ci Kaka yang ingin jagung, kami pergi ke Foodcourt Cinere Mall. Minggu sore, parkiran mobil rada-rada susah. Ada sih yang kosong, di paling belakang, dari McD ke bawah, cuma jalan ke Mall jadi jauh. Berputar sekali lagi, akhirnya kebetulan ada mobil baru keluar, langsung deh parkir.

Menuju Food Court, istriku langsung pesan Zupa Soup. Sambil menunggu pesanan, aku duduk dan melihat Counter yang asyik (jadi inget lagu sik-asyik ayu tingting :D ).
Di depan Counter Zupa sebenernya ada Steak, dan aku ingin coba. Nama Counternya Reborn Steak, dengan warna cat counter dominasi merah, termasuk para pelayannya yang berbaju merah-merah. Tapi niat untuk langsung order steak beberapa kali difilter. Akhirnya mencari dulu Fresh Corn buat anakku, letaknya deket Oase Refleksi.

Setelah beli jagung, aku akhirnya memutuskan makan steak dari counter Reborn Steak ini. Pilih-pilih menu, harga Steak berkisar 20 an lebih, kecuali steak ayam, harganya 15-an sudah termasuk nasi. Aku pilih Sirloin reguler Lokal, harganya 23 ribu. Kalo tenderloin harganya 25 ribu. Plus Teh botol 4 ribu. Selesai bayar, dikasih nomor, nunggu di meja deh. Lihat-lihat sekeliling, sepertinya banyak juga yang order ke Reborn Steak. Beberapa sepertinya order Steak ayam + nasi + teh botol, seperti di X-banner counter ini.

Selang sekitar 10-15 menit, orderan datang. Sirloin Steak di atas Hot Plate, cess...cess...cess
menemani steak, hanya ada botol sambal saja. Tanpa tisu tambahan. Okelah, saatnya mencoba. Secara umum, dagingnya empuk. Kentangnya cukup banyak plus jagung dan buncis. (Buncisnya masih ada serat-seratnya gitu). Potongan pertama masuk ke mulut. Saus steak cukup terasa. Potongan kedua dan selanjutnya terus masuk ke mulut, sambil merenung merasai steaknya. Agak lama, istriku yang memperhatikan, berceletuk, "dagingnya kaya bistik lebaran di rumah"

Itu dia ... pantesan rasanya agak beda. Menurutku (entah benar atau tidak, karena aku bukan Pak Bondan) sepertinya steak dari Reborn Steak ini (atau yang aku pesan saat itu) dagingnya hasil rebusan, setelah itu dikasih "aroma" grill. Soalnya dia empuk, "bersih" hanya ada sedikit sekali gosong. Ya tapi dimakan sajalah, dibumbui yang banyak. Abis steaknya lalu melumat sayuran dan kentangnya.
Setidaknya sudah mencobai steak ini. Kemungkinan mencoba lagi? Sepertinya cukup kemarin saja. Mungkin kembali ke Steak 21 lagi (semoga ada rejeki tambahan dan mba-mas nya sebaik kemarin saat ci Kaka memecahkan botol saus :D )

Selesai makan siang, saatnya aku dan istriku Refleksi kaki di Oasse, 1 jam 30 ribu. Manteeeep...

7 Apr 2012

Steak 21, Carrefour Lebak Bulus, mantap !


Awal April 2012, sambil mengajak si kecil (yang bentar lagi akan menjadi kaka) makan siang di Carrefour Lebak Bulus. Setelah parkir mobil, langsung menuju area makan di lantai dasar. Anakku langsung menunjuk area permainan Amazone yang berada di ujung. Tapi kami janjikan makan dulu, kemudian baru boleh main. Berbekal brosur Dante yang sedang memberi diskon 50 ribu untuk pembelian di atas 165 ribu, kami tadinya mo makan disana. Tapi melihat menu-menu yang disajikan, akhirnya mengurungkan niat. Pilihan kembali mengarah ke steak di sebelah Pizza Hut (yang diinginkan anakku karena mereka sering memberikan balon pudel). 

1 Apr 2012

Makan lagi di Ampera Cinere


Kali pertama, datang ke Ampera Cinere, saat itu banyak sekali mobil yang parkir. Kami melaju dengan motor kesayangan. Kali kedua, saat libur panjang Maret 2012, kembali bersama motor kesayangan, kali ini sepiiii sekali. Hanya ada satu mobil plat D. Mungkin yang lain malah hunting ke Bandung. Aku yang orang Bandung malah males buat berweekend di Bandung, sudah mah setiap hari di Jakarta ini macet, weekend ke Bandung malah kena macet pula. Padahal pengen kembali ke Bancakan, menikmati hidangan Sunda Tempo Doeloe ...

Kembali ke Ampera Cinere, kali ini yang ketiga kalinya menumpang mobil kesayangan, kurang lebih berselang semingguan dari libur panjang Maret. Mobil yang mejeng di parkiran AMpera sekitar 6 mobil. Di dalem, di area lesehan sudah hampir penuh, tinggal 2 meja lagi. Yang di area depan malah tidak ada yang ngisi. Yang dateng ke Ampera sepertinya senang duduk2 (selonjoran kaki ke bawah, ngegantung), seperti kami juga. Sekaligus melihat pemandangan ke arah parkiran motor Cinere Mall :)

Masuk ke Ampera, langsung menuju meja pesanan, tunjuk masakan yang ada, kebetulan ingin mencoba nasi merah juga. Tunggu di meja, tak lama pesanan makanan diantar. Tak lupa sambal dan lalap ambil sendiri. Sambalnya tersedia yang pedas dan yang agak pedas-manis gitu. Terserah mau yang mana. Lalapan lumayan segar, hijau menggoda. Dan terakhir makan lalapannya, kacang panjang mentahnya lumayan manis, enak.

Suasana masih sepi menjelang dinner
Kalo mengenai rasa, sepertinya tidak terlalu spesial. Dan kunjunganku terakhir, aku terus terang agak kecewa dengan rasa pepes terinya. Pas aku sobek daun pisangnya, tercium bau agak basi. Entahlah, apa hidungku yang ada masalah. Udang gorengnya, yang ditusuk sate buat lauk makan anakku, banyak banget minyak gorengnya. Tanganku belepotan kanan-kiri buat menguliti si udangnya. Tapi bakwan jagungnya enak. Pepes ayam juga enak. Cuma harus hati-hati, takut kena basi. Pernah mau pesan pepes teri atau tahu, aku urungkan niat karena tinggal dua atau tiga porsi lagi. Ah, daripada takut asem, mending pesen yang udah pasti saja.

Apa karena saat itu Ampera agak sepi, padahal aku datang saat Weekend (atau pas weekend malah ga ada banyak tamu ke Ampera).
Waktu di Bandung, aku paling suka Ampera di deket Yogya, di Alun-alun. Makannya selalu rame, kadang ga kebagian duduk, harus nunggu. Duduknya juga di meja panjang bareng-bareng. Pokoknya saling senggol. Masakannya enak-enak.

Waktu di Ampera Soekarno-Hatta (Bandung), suasananya ga gitu rame, agak formal. Masakannya juga kurang seenak yang di alun-alun. Banyak cabang Ampera, ada juga yang di Foodcourt King Plaza Bandung, tetep aja tidak seenak yang di Alun-alunnya. Lagipula, rata-rata yang di dalam mall gitu, kurang begitu ngantri.

Kembali ke Ampera Cinere, sewaktu selesai bersantap disana, menuju pulang menyusuri meja pesanan, aku baru menyadari kalau di bawah meja pesanan, terpajang beberapa wayang golek (aku lupa tokoh siapa saja, yang jelas tokoh satria). Tapi aneh, kenapa ditempatkan di bawah ? Siapa yang mau lihat ?

Sayang sekali, padahal wayang goleknya dikemas bagus, yang ditampilkan juga para ksatria, tapi siapa yang mau lihat ? KEnapa tidak dipajang di atas ? Masih banyak dinding yang kosong ? Ah payah nih pengelolanya ! Kesel ? Jelas ! Kan sembari makan seharusnya aku bisa menikmati kegagahan ksatria wayang golek.

Sekedar info, harga Ampera Cinere tidak sebegitu menakutkan seperti Bumbu Desa. Beberapa kali kunjungan ke Ampera Cinere, kurang lebih sekitar 50-60 ribuan lah, dengan menu seperti nasi 2 porsi, es teh manis 2 (teh tawar hangat gratis), pepes ayam, pepes ikan, tamusu, udang.

Stallo Steak, super murah steak


Sirloin, Tenderloin harganya cuma 10 ribuan !!!

Tapi terus terang aku belum nyoba sirloin atau tenderloinnya Stallo ini. Pas mau pesen ke pelayannya, ternyata baik Sirloin maupun Tenderloin dibungkus tepung, jadi ga daging semua. jadinya aku pesen Beef Steak Black Pepper. Harganya 15 ribu, besarnya sekitar telapak tangan orang dewasa. Tapi dagingnya tipis, kalau jenis martabak sih, seperti Crepes :)

Beef Steaknya dibumbu saus barbeque banyak, dengan kentang irisan besar (mungkin sekitar 5 irisan) plus buncis dan wortel. Soal rasa, bisa dibilang enak. Cuma ya ... tipis. Mungkin untuk para mahasiswa UPN, sembari nongkrong, ngemil-ngemil, nunggu mata kuliah yang lain, cocok lah tempat ini. Dekat dengan UPN Pondok Labu, sebelahan dengan RS Prikasih.

Tempatnya luas, ada ruang dalam (ber-AC), ruang lesehan juga ada diluar. Buat sekedar nongkrong2 diluar di bawah payung juga ada tuh. Sayang waktu kami datang, ruang dalam panas banget, AC ada 4 kalo ga salah, tapi yang nyala cuma satu :(

Jadi kita pindah ke lesehan. Tempatnya sepertinya diset untuk berdua-duaan saja. Cukup sempit untuk kami yang semakin membesar :)
Waktu dateng, ada yang sedang nongkrong2, sepertinya pesen minum saja, dan di depan ada juga 2 orang cewe yang baru selesai menyantap makanannya. Dan setelah itu menghisap rokoknya masing-masing. Padahal masih ABG, ABG cewe jaman sekarang ... tak mau kalah.

Tak ada aturan dilarang merokok sih, toh dipasang larangan juga, aku yakin pada bakal merokok juga.
BTW, seperti biasa aku pesen vanila milkshake. Lebih better dari Obonk, tapi ... setelah diminum lebih banyak, vanila milkshake versi Stallo sepertinya terlalu manis gula. Akhirnya jadi enek juga.

Berhubung tempat tinggalku sekarang di sekitar Pondok Labu, jadi aku cuma tahu Stallo ada di deket RS Prikasih (dekat UPN) juga ada di Pangkalan Jati (juga deket UPN, dibelakangnya). Cuma yang di Pangkalan Jati sepertinya kurang lega.

Bagaimana dengan steak yang lain ? Klik disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls