24 Sept 2013

Dapur Betawi Karang Tengah


 Akhirnya hari Minggu September 2013 ini, kami ke Dapur Betawi yang di Karang Tengah. Biar lebih dekat dibandingkan dengan Dapur Betawi yang di Pondok Cabe. Kami pergi menjelang makan siang, dalam suasana terik kota Jakarta.

Tiba di lokasi, saat itu ada 2 mobil yang parkir. Langsung saja masuk ke area dalam mencari kesejukan.

Saat itu waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Di area sana, tidak terlihat ada AC, tapi tidak juga panas, mungkin karena areanya terbuka dan hanya dibatasi viltrage. Tadinya kami kira ada dindin kaca dengan area parkir luar, ternyata hanya dibatasi viltrage doang.


Mengenai tempat ini secara umum :
  • Tersedia lesehan dan biasa
  • Ada kolam isi ikan mas besar 
  • Nuansa Betawi
  • Tidak ada playground
  • Parkir ... sekitar 5 mobil, parkir motor di sebelah kanan pas masuk


Tujuan utama ke Dapur Betawi sebenarnya ingin menikmati yang namanya Gabus Pucung. Sayang seribu sayang, menu ini ternyata sedang tidak tersedia. Kecewa berat juga. Akhirnya mencari-cari menu yang lainnya. Ada Gurame dan ikan mas dengan tipe goreng, bakar, pecak, ada juga pepes, semur jengkol, dan aneka minuman.

Setelah lama berpikir, aku pilih Ayam Kampung Pecak dengan minumnya Bir Pletok dengan nasi uduk, lalu istriku pilih Sop Iga, teh manis dan nasi putih. 10 pcs otak-otak sudah lama berada di meja dan beberapa sudah terkuliti olehku dan anakku. Sayangnya otak-otaknya kurang begitu enak.

Untungnya di Dapur Betawi ini, kami tidak perlu menunggu lama. Pesanan cepat sekali sampai di meja kami. Langsung hajar ...
Pecak ayam sajian Dapur Betawi
Sruput ... kuah pecak ayam kampung langsung dicicip. Mantap. Segar, asam, hangat, agak pedas ... Kalau gak dirasakan sendiri, pasti bakal penasaran. Wuih, two thumb up ! Sruput dan sruput lagi, hingga coba nasi uduknya. Hmm... nasi uduknya juga enak. Beneran enak. Kalau mau, nasi uduknya bisa dikasih sambal kacang. Tinggal menikmati makan siang dengan lahap. Tak lupa nasi uduknya nambah satu lagi, saking laparnya :D
Oya ayamnya ? Enak juga. Dan karena ingin menikmati dengan cara nikmat :P akhirnya tangan polos tanpa sendok dikerahkan juga. Sesekali menyeruput kuahnya dengan sendok sambil tangan belepotan daging ayam.

Ada satu yang "tidak berkonsep" :D
Kan pesananku pecak ayam (berkuah) dan istriku pesan sop iga, tapi disajikan juga dalam piring berbeda, ada lalapan (pohpohan, timun, kol + sambal), ini bagaimana makannya ? Kalau aku pesan nasi timbel lengkap, lalapan dan sambal pasti diembat juga. Tapi buat lalapan ini, kapan makannya ?

Tapi secara keseluruhan, makanannya mantap. Seger dan nikmat. Bir Pletok ? Terus terang ini baru kali pertama merasakan namanya bir pletok. Rasanya aneh. Tapi ya dinikmati saja. Masalahnya, tidak tahu apakah bir pletok yang ini tuh enak atau tidak. Rasanya, ada asem, ada manis, ada rasa yang belum pernah dicoba juga.

Sip, top markotop menikmati makan siang hari itu. Mengenai harga, Nasi uduk 8 ribu, nasi putih 5 ribu, otak-otak @ 3 ribu, Pecak Ayam kalau ga salah 28 ribu, Bir pletok 10 ribu, Sop iga kayanya 25-an, lupa.

Buat yang mau ke Dapur Betawi, tempatnya ada dua. Yang di Karang Tengah, kalau dari arah Cinere Mall, tinggal lurus ke arah Lebak Bulus, tempatnya di sebelah kiri sebelum Vila Cinere. Kalau Dapur Betawi yang di Pondok Cabe, dari Cinere Mall, bisa lurus ke arah Depok, nanti masuk ke jalan Bandung di sebelah kanan. Lalu ikuti jalan Bandung menuju Pondok Cabe. Tempatnya sebelah kiri.

12 Sept 2013

Nongkrong di Kopi Ladang, semakin ketagihan


Nongkrong di Kopi Ladang sepertinya sudah menjadi keharusan disaat kepala ini ingin menikmati hal yang segar :D

Sebelumnya, kopi ladang ini sudah aku posting disini, namun karena tempat ini semakin klop di hati, jadi ingin balik lagi dan me-review lagi.

Seperti biasa, aku memesan kopi hitam, dan setiap kunjungan kesini, memesan kopi hitam yang berbeda. Mulai dari Arabica Gayo, Mandailing dll. Kemarin pesannya Robusta Lampung.
Suasana sepi dengan alunan musik dari Sheila on 7, membawa ke era kuliahku dulu. Entah kebetulan atau disengaja, rasanya setiap ke kopi ladang, lagu-lagunya adalah lagu saat aku "muda" :)
Kemarin lagunya Sheila on 7, kemarinnya lagi lagu-lagu Ari Lasso.

Sambil menikmati alunan musik yang lembut, pesanan makanan juga sudah mampir di meja. Fetucini Carbonara, Siomay dan juga Comro. Keren, disini juga tersedia comro. Lengkap dengan rawit jika diminta. Dan seperti postingan sebelumnya, Cheese Casavanya emang enak, begitu juga dengan pesanan makanan hari ini. Semuanya enak. Fetucini-nya enak, cheese nya kerasa banget, gurih. Siomay udangnya juga lezat, sayang istriku tidak bisa mencobanya karena alergi udang. Comro-nya enak (kata istriku) karena aku tidak makan comronya.

Sebelumnya aku sempat ragu, apakah makanannya bakal pada enak. Biasanya kalau yang utamanya kopi, sampingannya ga terlalu enak. Ternyata salah. Makanan disini enak juga. Dan makanannya variatif sekali. Bayangkan, comro aja ada, Fetucini ada. Dari super lokal, hingga makanan western :P

Saat nongkrong di kopi ladang ini, seperti biasa aku bawa pasukan. Entah lah mungkin kami yang paling heboh disana. Tapi untung juga kami datang sekitar pukul 11 pagi, suasana masih sepi. Kadang hanya ada satu atau dua pengunjung saja. Sekedar inform, Kopi Ladang ini buka dari jam 7 pagi hingga jam 11 malam.

11 Sept 2013

Pare Anyar, rumah makan Sunda ala prasmanan


Menu, rata-rata menggunakan bahasa Sunda. 
 Jalan-jalan menuju Puncak ?
Saat menuju kembali ke Jakarta dari arah Puncak, kami menyempatkan diri makan di Rumah Makan Pare Anyar. Sebetulnya saat itu, rumah makannya belum buka, baru mau mulai buka karena waktu itu jam masih menunjukkan pukul 10 pagi. Tapi tanya ke dalam, beberapa masakan sudah siap, ya sudah kita masuk saja.

Memasuki Pare Anyar, yang punya slogan "Asa di imah mitoha" alias Serasa di rumah mertua, rasanya tidak terlalu istimewa. Area depan ada deretan meja panjang. Masuk ke area tengah, ada lesehan seperti bale-bale gitu, dengan beberapa foto anak kecil tertempel di dinding. Mungkin foto dari pemilik rumah makan ini. Lebih jauh ke dalam, ada area makan dengan beberapa meja yang setiap mejanya bisa diisi sekitar 4-8 orang.

Fasilitas rumah makan ini :
  • Toilet bersih
  • Ada mushola
  • Tempat parkir cukup untuk beberapa mobil
Kekurangannya, tempat ini tidak ada Playground-nya. Sayang sekali ya :P
Padahal kalau ada playground seperti di Cimory Mountain View, anakku bakal betah nih.
Salah satu ruangan di Pare Anyar, gara-gara tidak ada Playground, anakku cemberut :D
Mulai membahas makanan. Karena makanannya terbatas, (karena kami datang kepagian), jadi kami hanya sempat menikmati Ikan Pesmol, tumis pare, bakwan jagung dan tumis jamur. Minum air teh hangat segelas besar. Untuk rasa, sebenarnya tidak ada yang unik. Bisa dibilang standar aja. Tidak bisa dibilang tidak enak juga. Namun untuk dikatakan uenak, tidak juga. Mungkin seperti slogannya, jadi rasanya seperti rasa masakan rumahan biasa.

Mengenai harga, tidak mahal juga, harga standar. Yang jelas, kami penasaran dengan rumah makan ini karena slogannya "Asa di imah Mitoha" :D
Kemungkinan untuk balik lagi, kemungkinan besar sih tidak. Karena di daerah Cisarua - Puncak kan banyak tempat makan, dengan fasilitas yang lebih lengkap juga ada.



10 Sept 2013

Saung Kuring, Tempat makan lesehan samping kolam


Sisa dari perjalanan ke Karawang, setelah sebelumnya posting mengenai hotel-hotel di Karawang, tak lupa pula posting tempat makan di Karawang.

Perjalanan dari Jakarta melalui Tol, kami keluar dari pintu tol Karawang Barat. Sepanjang jalan dari pintu Tol menuju Karawang, ada beberapa rumah makan yang bisa dicoba, salah satunya Saung Kuring, letaknya sebelah kiri jalan. Disamping Saung Kuring, ada juga tempat makan Sindang Reret, Saung Mang Ajo, juga Indo Alam Sari.

Memasuki Saung Kuring, kita bisa parkirkan kendaraan kita dengan cukup leluasa. Sayang tempat parkirnya tidak begitu teduh.
Fasilitas tempat makan Saung Kuring :

  • Area makan saung-saung lesehan pinggir kolam, ada juga saung lesehan di taman-taman, selain juga menyediakan area makan kursi dan meja.
  • Playground, sesuatu yang sekarang ini menjadi wajib, buat anak-anakku
  • Toilet lumayan bersih dan terjaga
  • Tempat cuci tangan dekat dengan saung
  • Karyawan cukup ramah dan murah senyum, rapi juga
Kolamnya bukan kolam air bersih dimana kita bisa melihat ikan yang berenang-renang, tapi seperti kolam pemancingan, tapi saat ditanya ke karyawannya, ternyata kolamnya tidak boleh dipancing :D
Ternyata memang tidak boleh dipancing karena saat aku cemplungin sisa nasi, terlihat ada ikan Gurame dan juga ikan Lele yang buesar banget. Sepertinya ikan Lele ada sebesar tangan orang dewasa. Gede banget sampai mulutnya menganga terlihat gede.
Walaupun seperti kolam pemancingan, tapi tidak menimbulkan bau, entah bau lumut ataupun bau anyir.
Saat kami menunggu hidangan, sebagai teman menunggu, disediakan pula otak-otak bakar yang masih hangat. Dengan lahapnya anakku memakan otak-otak itu. Termasuk aku juga karena rasanya memang enak :P

Pertama yang datang, seperti biasa, minuman dulu. Juice Strawberry dan Es Buah. Juice Strawberry-nya mantap menyegarkan, begitupun es buah-nya. Tak lama, akhirnya makanannya datang juga. Gurame Goreng Pete dan Karedok serta nasi dua porsi yang dibungkus oleh daun pisang.

Saat pertama melihat tampilan Gurame gorengnya, sempat merasa kecewa, daging ikan gurame terlihat seperti terlalu kering, dengan banyak cabe merah dan pete diantaranya. Tapi setelah dicoba, maknyus ...
Enak banget, ditambah nasi putih pulen nan wangi, mantap banget di lidah. Belum lagi karedok-nya, pedasnya dan seger banget. Benar-benar makan siang yang nikmat, membuat semakin nafsu menambah nasi :)

Anakku menikmati playground dan juga otak-otaknya, sedangkan yang kecil asyik dengan kesibukannya menyibukkan kami :D

Setelah puas dan kenyang, dan sesekali memberi makan Lele besar di kolam, tiba saatnya kami melanjutkan perjalanan. Total tagihan dengan menu
- Gurame goreng pete
- Karedok
- Nasi 4 (nambah 2)
- Juice Strawberry
- Es Buah
- Otak-otak 18 pcs
semuanya menjadi Rp. 200.000-an, dan ternyata otak-otaknya dihargai Rp. 3.500 per satuannya :P


9 Sept 2013

Memilih hotel di karawang


Awal September 2013 kami mengunjungi saudara yang ada di Karawang Jawa Barat. Perjalanan dari Jakarta ke Karawang bisa dibilang singkat. Apalagi jalan Tol cenderung lancar walaupun hari itu hari Sabtu. Hanya di daerah Cikarang saja banyak truk-truk besar yang berjalan lambat sehingga laju Tol cenderung melambat.

Sebenarnya perjalanan ke Karawang saat itu bisa lebih cepat seandainya mobil Karimun kami tidak mengalami masalah di bagian setirnya. Terpaksa kami keluar dulu di Bekasi, dan ternyata yang bermasalah adalah knop lampu di setir. Setiap menyalakan lampu sein ataupun lampu dim, tak lama keluar asap. Mengerikan juga. Di stir karimun keluar asap.

Akhirnya perjalanan dilanjutkan dengan seminim mungkin menyalakan lampu. Alhamdulillah selamat sentosa hingga ke rumah saudara di Karawang.
Di Karawang, batok setir dibuka. Untungnya hanya membutuhkan obeng plus saja, dan bisa dilihat dalamannya. Dan ternyata ada kontak di setiap lampu dinyalakan, ada keluar api kecil dan cukup untuk memberikan asap. Akhirnya dicoba kabel paling kanan dicabut. Ternyata itu kabel lampu besar. Lampu sein dan hazard masih bisa menyala.

Sekitar pukul 16.00 kami mencari hotel di Karawang. Sebelumnya sempat surfing internet hotel-hotel yang ada di Karawang dengan harga terjangkau. Ada 5 hotel yang sekiranya masih masuk di kantong. Hotel Karawang Indah, Hotel Omega, Hotel Fajar Indah, Hotel Pangestu dan Hotel Bestin.

Hotel Bestin adalah hotel yang pertama kali terlihat sebelum kami ke tempat saudara. Tempatnya di depan Carefour di jalan Tuparev.

Saat kami memulai pencarian, kami melihat lagi Hotel Bestin, tapi dilewati saja lurus terus menyusuri jalan Tuparev, dan tak jauh dari Hotel Bestin, ada Hotel Fajar Indah. Di depannya sepertinya sedang renovasi karena dipasangi seng. Dilewati dulu dan mencari hotel yang lainnya. Target selanjutnya mencari hotel Karawang Indah dan Hotel Omega yang katanya ada di jalan Ahmad Yani.

Menghabiskan seluruh jalan Tuparev, kami tiba di alun-alun Karawang. Lalu mengikuti arah arus jalan, hingga akhirnya tiba di Karawang Barat dan akhirnya memutar balik kembali ke arah Karawang. Tiba di jalan Ahmad Yani, kami mencoba di Hotel Omega. Saat mau masuk area Hotel, petugas keamanannya menyetop dan menanyakan "Mau kemana Pak ?"

Ya mau ke Hotel, mau check in, mau apalagi ? Pikirku. Tapi kata satpamnya, kamarnya hampir penuh tinggal 2 kamar, karena ada acara panggung jadi kamar banyak terisi, tapi aku disuruh coba ke resepsionis dulu. Setelah parkir mobil, resepsionis lagi rame, dan ternyata tidak menyisakan satu kamarpun. Sayang, padahal sepertinya lumayan enak nih kamarnya. Harganya sekitar 300-an semalam. Tidak sempat melihat masing-masing kamarnya.

Perjalanan dilanjutkan, dan sekarang mau melihat Hotel Bestin. Sebenarnya dari awal agak ragu juga ke hotel ini. Dari depan sepertinya tidak ramai. Namun barangkali area hotel di belakangnya bisa jadi memukau, begitu pikiran kami. Akhirnya masuk dan melihat bangunan hotel Bestin yang besar, namun seperti tidak terawat dengan cat yang seperti sudah lama tidak di cat ulang.

Kami masuk ke resepsionis, tempatnya luas, namun hanya ada 1 orang anak muda saja dengan pakaian casual, dan 1 ekor anjing jinak. Di samping resepsionis sepertinya restauran, tapi tidak nampak aktivitas. Melihat daftar harga kamar, yang Jr. VIP 270 ribu. Coba dulu lihat kamarnya.

Kami diajak ke arah belakang. Menyusuri arah kamar Jr VIP Room, di samping kiri ada kolam renang besar, tapi airnya berwarna hijau penuh lumut. Beberapa kursi di sekitar kolam renang juga semakin usang. Ngeri juga merasakan suasana di sana. Tiba di kamar yang dituju, aku melihat cat-cat dindingnya sudah lama tak di cat ulang. Pintu juga sama saja. Di sekitar kamar yang ditunjukkan, suasana sangat sepi. Jadi ingat cerita-cerita Goosebump ataupun kisah-kisah di novelnya Stephen King.
Sempat ku pikir, ini sih cocok buat syuting Dunia Lain. Tapi mulut kami kunci rapat-rapat.

Sedia sepatu safety dari kulit asli.
Klik ineedthemall.com atau invite 764FB687
Kamar sudah dibuka, dan lampu di depan kamar tidak menyala. Kamarnya cukup besar, ada bathtub (kata istriku, sedangkan aku tak sempat melihat-lihat), ada kulkas mini dll. Aku sih emang ga minat, melihat dari suasana-nya yang cukup sunyi. Akhirnya ke si anak muda, kami pamit saja mencari hotel yang lain. Dan apesnya, saat sedang buru-buru ingin kabur dari area Hotel Bestin, si kunci otomatis Karimun tidak bekerja. Hanya bunyi cuit-cuit saja tanpa kunci jadi terbuka. Akhirnya buka manual dan langsung cabut menuju Hotel Fajar Indah.

Hotel Bayu Pangestu luput dari pengejaran hari itu karena disamping lebih jauh lagi (Karimun kami bermasalah dengan lampu depannya, dan suasana semakin malam), juga karena istriku sempat surfing Hotel ini, katanya di tahun 2011 ada pembunuhan di Hotel tersebut. Ya... mungkin bukan alasan, tapi karena tahu ada hal itu, malah jadi tidak mau kesana :D

Hotel Fajar Indah ada tak jauh dari Hotel Bestin. Hotelnya cukup kecil, tiga tingkat dan sepertinya telah berumur, atau kurang perawatan. Mobil kami parkir langsung ke dalam ke depan kamar 117 yang kebetulan parkirannya kosong. Lalu kami ke tempat resepsionis dan meminta ditunjukkan kamar-kamarnya. Pertama kami diajak ke kamar standar, harganya 150 ribu. Kamarnya kecil. Lanjut ke kamar tipe berikutnya, harganya 200 ribu. Dan akhirnya kembali ke lantai 1 yang hanya ada kamar tipe Family, harganya 250 ribu. Kamarnya luas, sekitar dua kali kamar standar. Ada sofa sudut, TV LG LCD 21", Lemari Pakaian besar, wastafel, cermin, kamar mandi shower dengan toilet duduk, air hangat, jendela depan belakang, AC super dingin, selimut dan spring bed serta bantal 2.

Di depan kamar ada dua kursi kayu dan meja, tempat kami nongkrong dan melihat lalu lalang pengunjung hotel yang datang dan pergi apalagi semakin malam :D

Malam hari kami menuju Carefour tadinya ingin makan di A&W Karawang tapi ternyata A&W sudah tidak ada, sudah dibongkar. Jadinya makan Bebek Goreng di tukang pecel di depan Hotel. Di seberang Hotel juga ada Seafood. Kalau pesan di hotel, belum tahu rasa masakannya, ga terlalu variatif juga. Jadi mending beli di luar aja sambil jalan malam.

Pagi hari kami menuju restorannya untuk makan pagi. Kata resepsionisnya makan pagi free jam 7 sampai jam 10 pagi di restoran lantai 2. Pergilah kami kesana. Ada satu pegawainya berjaga, dan aku mintakan sarapan untuk kamar 117. Si pegawai lalu memintakan sarapan nasi goreng 2 dan teh manis 2. Tempatnya cukup panas karena hanya ada satu AC sedangkan satu lagi ada tulisan "Rusak", sedangkan matahari pagi Karawang sudah banyak yang masuk melalui kaca jendela tempat itu.

Nasi goreng tiba di meja, dengan telor ceplok disampingnya. Aku tanyakan ke pegawainya "Mba, ini pedes ga?" Kan anakku yang mau makan. Dia cuma bilang, "Ga tau ya" sambil ngeloyor. Ya sudahlah.
Jam 9-an kami check out dan menuju Tol Karawang Timur.

Sebelum naik ke flyover menuju Karawang Barat, istriku melihat Hotel Karawang Indah. Letaknya di sebelah kiri sebelum flyover.


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls