11 Dec 2014

Wisata Edukatif di Jakarta Selatan


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online

Mencari tempat wisata yang bernuansa alam di Kota Jakarta ini menurutku agak susah, selain Ancol. Ancol lagi ancol lagi. Tapi tetap saja Kota Jakarta ini menyajikan sesuatu yang tidak ada di tempat lainnya. Dengan kemudahan sarana transportasi, moda angkutan yang murah, Jakarta masih akan tetap memikat.

Beberapa tempat wisata, yang sangat baik sebagai sarana edukasi untuk anak-anak kita, dan bahkan untuk kita sendiri, sebut saja Museum Gajah, Museum Bahari, Monas dan masih banyak lagi lainnya. 

Satu yang ada di sekitaran Jakarta Selatan adalah suatu tempat yang namanya ANRI, Arsip Nasional Republik Indonesia. Tepatnya berada di jalan Ampera Raya No. 7 Jakarta 12560, Telp. 021-7805851. Website : http://www.anri.go.id 

Di ANRI ini, pengunjung selain bisa mencari arsip-arsip lama, yang utamanya sebagai sarana edukasi kita bisa melihat area diorama yang dibagi menjadi beberapa Hall, dari Hall A hingga Hall G.

Hall A, berisi fasilitas buku digital berupa katalog Sejarah Perjalanan Bangsa, yaitu arsip khusus tentang peristiwa dan profil tokoh nasional.

http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/6109c6de44d910554a0160f94358cbb8.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/79167d18b01c218f09cda53e7c3bc238.jpg

Hall B, berisi masa kejayaan Nusantara hingga Masa Penjajahan hindia Belanda di Bumi Pertiwi. Di Hall B ini direpresentasikan oleh dua kerajaan besar yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. 
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/b32ea9887971f51f1cb6678c654e0a3b.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/d40b1d976ae1b6796a64647b16b1b41a.jpg
Hall C berisi era pergerakan tokoh-tokoh pemuda dari tahun 1908 - 1928. Peristiwa Sumpah Pemuda menjadi titik sentral hall ini. 
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/e758ab4de9294cdd3cfe4953d362f3f7.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/26e4f32be2eaba1865c535f8b49d3ad5.jpg
Hall D berisi peristiwa sekitar Proklamasi kemerdekaan. 
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/076a64d92e56686dd221a26ec831fcfe.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/6c270cf78865baa476bf993978dce460.jpg
Hall E berisi peristiwasetelah kemerdekaan hingga tahun 1965. 
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/bbd7fd967854be0f0be8f4c8873d1ade.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/44bc8e9587202c4d4a24c46d94d5160e.jpg
Hall F berisi peristiwa bersejarah, memasuki hall ini, pengunjung berada dalam lingkungan dramatis menyaksikan sejarah peristiwa Lubang Buaya.
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/21dbacb8ef3ba2fd641440dd1f6b4bb5.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/621334a017b3a4c72b072081516925fd.jpg
Hall G berisi peristiwa dari 1998 hingga 2008. Terdapat banyak peristiwa dari terbitnya UU Otonomi Daerah, lepasnya Timor-Timur, kesepakatan damai GAM dengan pemerintah RI dll.
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/72800871c244c325113c6097a472b895.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/c268eb9c210afb3867764552b42eed79.jpg

HALL H
Akhirnya, pengunjung diajak menyaksikan film tentang sejarah perjuangan bangsa sejak tahun 1942 hingga sekarang. Tayangan ini diharapkan dapat menggugah hati nurani anak bangsa sekaligus sebagai wahana perenungan bahwa kejayaan bangsa hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan pengorbanan.

http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/b010910e834248d6d7b17908e99d8f4c.jpg
http://anri.go.id/4dm1n/data/upload/1e81833aeaa2d1f782f7c86c2de2bb71.jpg
(foto-foto Hall A hingga Hall G diambil dari anri.go.id)

Memasuki ANRI, kita akan diberi kesejukan dari pendingin ruangan. Sangat kontras dengan lingkungan luar Jakarta yang sering panas. Adem bahkan cenderung dingin. Sangat nyaman untuk menjelajahi semua Hall di ANRI ini.

Jika bosan hanya mengunjungi mall-mall di Jakarta, tak ada salahnya mengajak putra-putri kita ke ANRI untuk mengenal lebih jauh perjuangan bangsa Indonesia ini.

2 Dec 2014

Menghilangkan jerawat dengan sabun mahal !


Sepertinya, urusan kaum wanita dengan jerawat ini adalah urusan hingga akhir masa :P

Aku ga tau dengan kaum pria, tapi selama ini, teman-temanku cenderung cuek dengan yang namanya jerawat. Dengan kondisi berpeluh, keringat banyak, kotoran menempel di muka, tetap saja cuci muka paling banter hanya dengan sabun biasa. Kalaupun "agak" bersih, paling pake sabun muka biasa, yang penting agak kesat. Ya setidaknya itu menurutku. Aku walaupun kulit berminyat, tapi ya sebodo amat dengan jerawat. Ada jerawat, paling dibiarkan saja. Entar juga hilang dengan sendirinya. Ga usah di pencet-pencet, nanti malah meninggalkan bekas saja.

Berbeda dengan kaum wanita. Pun dengan istriku. Mungkin beberapa tulisannya sudah aku posting di blog ini. Beragam macam obat jerawat mulai dari kantong mahasiswa kere hingga sekarang coba yang namanya klinik kecantikan, tetap saja urusannya, kalau kita ambil benang merahnya, JERAWAT. Betul kan ? Hampir semua klinik kecantikan, mulai dari yang tidak terkenal ataupun terkenal karena iklan, hampir dipastikan kebanyakan adalah masalah jerawat. Ya... wanita dan jerawat, seperti hal yang tak pernah bisa dipisahkan :P

Oke, setelah mencoba dari mulai yang Acne...acne ..., obat oles dokter yang ga punya nama di botolnya, herbal, hingga penanganan dokter mulai dari mengelupas kulit wajah hingga wajahnya merah kaya udang rebus. Masalahnya ? Ingin kulit mulus tanpa jerawat. Berapa biayanya ? Hhh... ibarat kata udah harga standar, Rp. 500.000 buat sekali dateng ke dokter kecantikan, sepertinya harga yang umum :(

Dokternya sudah ratusan ribu, belum lagi obat-obatannya. Belum lagi harus kembali seminggu atau sebulan kemudian. Kalau tidak kembali, bisa-bisa kondisi kulit wajah kembali ke semula. Uh...uh...uh... buat jadi cantik memang mahal, dan penuh pengorbanan. (Maksudnya, kaum lelaki banyak berkorban buat nganterin dewi-nya pergi ke klinik, berkorban duit buat ngebiayain obatnya, ngorbanin waktu nungguin si do'i yang lagi perawatan hiks...hiks...hiks...)

Ok, kembali ke topik jerawat, setelah melalui surfing kiri kanan atas bawah, dengan beberapa testimoni dan lain-lain, akhirnya istriku kepincut dengan satu barang yang namanya sabun. Sabun-nya keciiiill (karena kalau dibandingkan dengan harga sabun biasa yang cuman Rp. 2.000, bisa beli sekitar 150 batang sabun biasa !!! ).

Tapi, yang namanya wanita, tetap saja tidak bisa dijauhkan dengan yang namanya prinsip ekonomi. Karena merasa harga satu batang sabun (ukuran mungkin 5 x 3 x 0,8 cm ... kira-kiraanku saja :D  ), maka istriku mencari harga yang paling murah. Dan didapatlah ada satu reseller yang menjual sabun jerawat tersebut dengan harga hanya Rp. 50.000 saja !

Lho kok bisa? jangan-jangan palsu.

Bukan palsu, tapi maksudnya, tuh sabun dipotong-potong sedemikian rupa sehingga bisa dijual dengan harga Rp. 50 ribu. Ya... sepersekian dari sabun utuhnya itu tadi. Kebayang kan? 

Tapi dengan harga sabun yang sudah diperhemat (=masih tetap mahal ) tersebut, akhirnya istriku memberanikan diri membeli lewat online. Dan lagi-lagi meminta pertimbanganku karena dia belum sering beli online kecuali dari bhinneka. Hingga akhirnya tuh sabun jerawat yang super kecil, tiba dan dipakai hingga beberapa hari.

Karena kecil dan mahalnya tuh sabun, jadi dipakai hanya untuk wajah saja. Hanya wajah saja. Ya iya-lah, tar kalo aku pake buat mandi, bakal nangis bombay dia...

Setelah sabun super irit-nya habis, maka istriku pun kembali membelinya...dan membeli lagi...dan membeli lagi dengan ukuran yang utuh ! Mungkin karena efeknya sangat terasa. terutama untuk penyembuhan bekas luka di wajah.

Hingga sekarang masih juga membeli tuh sabun jerawat coklat kecil mahal. Dan...akhirnya istriku daftar juga jadi member sabun jerawat coklat kecil mahal itu. Katanya buat dapet diskon karena kalau member kan harganya beda, lebih murah.... ya...lebih "murah". Selain itu katanya bisa buat jualan. Oke ... jualan ... tapi dipakai dulu buat sendiri, buat testimoni, katanya. Oke ... kalo kalian yang baca postingan ini adalah kaum lelaki, sudah mengerti kan arah tujuan dari "nanti jualan" ? Hahaha...

BTW, tapi kalau emang dilihat-lihat, ada perubahan signifikan pada kulit wajah istriku. Lebih bersih, lebih putih. Beneran. Bukan mo muji istri sendiri, tapi maksudku, sabun coklat kecil buat jerawat yang "masih" mahal tersebut, memang sudah teruji. Dan istriku mau "menguji" lebih lama lagi. Ya..."lebih lama lagi" hehehe

Secara sepintas yang aku baca dari brosur tuh sabun jerawat kecil ga murah dan memang sangat kecil, sabun itu terbuat dari clay (sejenis lilin alami) dari ribuan tahun lalu dari negara mana gitu, aku lupa. Tapi bayangkan, sabun muka yang hanya ada komposisi clay super irit hanya nol koma nol nol nol sekian persen saja, sudah dengan bangganya mengiklankan produk mereka karena ada kandungan clay-nya. Ini, sabun muka kecil yang ga murah ini, terbuat dari clay-nya. Clay-nya itu sendiri yang jadi sabun. Bukan memuat komposisi clay, tapi clay itu adalah sabunnya. Sabun itu adalah clay itu sendiri. Nah, mo dibolak-balik kaya apa lagi coba ? 

Jadinya pantes aja kalau mahal, bener ga ? (ya mahal, karena si produsen sudah tahu kalau wanita suka ribet dengan urusan jerawat, jadi berapapun harganya, kaum wanita pasti akan membelinya ...hiks..hiks..hiks...)

Ya tapi yang pentingnya mah, duitnya ada, rejekinya ada, dan urusan jerawat bisa berkurang. Lumayan lah, baru beberapa kali pakai (baca: beberapa kali pakai), kulit wajah istriku sudah lebih bersih. Agak putih ? Kayanya sih agak putihan. Yang penting cocok lah dengan kondisi kulit wajah istriku. 

Nah, siapa lagi yang masih bermasalah dengan jerawat ? Mau coba juga sabun ini ? Jangan beli sendiri ya, minta sama papihnya, biar hemat :D

Menikmati makan siang pinggir laut di Bandar Jakarta Ancol


November 2014
Sepulangnya kami dari Cianjur, karena sudah janji sama Nefertiti untuk mengajaknya main pasir di Ancol, maka kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Ancol. Untungnya hari itu adalah hari kerja, jadi perjalanan melewati Puncak menuju Jagorawi sedang lancar-lancarnya. 

Dari Jagorawi, kami belok menuju Tanjung Priok. Dan sempat macet di tol sekitar 1 jam, selebihnya lancar, masuk ke Ancol. Bayar dulu tiket di gerbang Ancol, Mobil plus kitanya sendiri, total Rp. 70.000. Selepas bayar tiket masuk, jangan lupa ambil tiket parkir yang ada di depannya. Tiket parkir ini sangat penting diambil, karena jika tidak, papan penghalang-nya tidak akan terbuka #ahpokonyaambilsajatiketnya

Dari gerbang Ancol, pas banget sesuai dengan rencana, Bandar Jakarta ada di depan kita. Langsung saja mobil bergerak lurus dari gerbang Ancol, parkir di depan Bandar Jakarta. 

Sebelum-sebelumnya, kami ga pede kalau mau makan di Bandar Jakarta. Melihat tempatnya saja sudah membuat kami mengelus-ngelus dompet. Tapi karena penasaran dan ada dana lebih :D maka kami mencoba juga Bandar Jakarta.

Walaupun bukan weekend, tapi  parkiran sudah penuh, mobil pun terpaksa parkir paralel-netral. 

Memasuki tempat ini, kita disuguhi aneka ikan laut baik yang sedang berenang-renang di akuarium, ataupun yang ada di peti es, untuk dipilih sebagai menu makan kita. Bermacam-macam ikan mulai dari ikan biasa hingga belum pernah aku temui ada disini. 

Yang masih berenang ada ikan Bawal, ikan Kerapu, Lobster, macam-macam udang, macam-macam kerang dari kerang dara, kerang bambu, kerang tahu. Yang di wadah es ada ikan Kakak tua, ikan sebelah (ini ikan memang sebelah, sebelah berwarna gelap, sebelahnya lagi berwarna putih). Macam-macam ikan yang belum pernah aku temui ada disini. Kita tinggal ambil keranjang-nya atau si mas-mas yang baik hati akan bantu kita bawain keranjang dan mengambilkan ikannya buat kita. 

Selepas memilih ikan-nya, kita ke bagian pemesanan buat ditanya-tanya sama si mba disana, ikannya mau diapain. Aku yang memilih ikan Kakak Tua minta dimasakin dengan Saus Thailand. Istriku memilih ikan sebelah yang minta digoreng saus asam manis. Sedang untuk Nefertiti dia minta kerang tahu saja. Nefertari ? Hanya icip-icip saja dari kami. 

Selepas pemesanan, kami memilih tempat duduk. Tempat duduk favorit biasanya deket pinggir lautnya, dan saat itu sudah hampir semuanya terisi penuh. Untunglah masih ada satu gazebo buat lesehan, di depan tulisan Putri Duyung di seberangnya.

Setelah duduk, baru deh si mas-nya menawari mau minum apa. Melihat orang lain di mejanya ada kelapa muda batok, hhhh... jadi ngiler juga, dengan suasana yang sedang panas-nya, aku pun pesan kelapa muda murni ga pake es ataupun gula. Teh botol 2 tidak lupa dipesan juga. 

Saat sedang menunggu menu makanan tiba, akupun mengajak Nefertari dan Nefertiti berkeliling melihat ikan-ikannya. Ada akuarium hias juga di depan lesehan kami. Termasuk di dalamnya ada ikan badut si Nemo. Anakku jelas antusias melihat si Nemo yang selama ini dilihatnya sebagai balon ataupun ikan mainan saja.

Tidak begitu lama, pesanan kami muncul. Ikan kakak tua pesananku tiba dengan selamat sentosa, digoreng di filet-filet dan diguyur saus Thailand yang asam dan segar.

Sebenarnya sayang juga, aku juga yang salah pesan, jadinya kurang bisa merasakan rasa asli ikan kakak tua karena sudah terbungkus rasa saus Thailand. Mungkin harusnya minta dibakar saja. Walaupun dengan saus Thailand tetep saja enak dan nikmat. Pun saat aku mencicipi ikan Sebelah milik istriku. Enak-enak.

Nasi-nya disajikan dalam satu wadah ... apa ya ... boboko  :D
Nasinya kayanya cukup untuk 4 orang, dan kata si mas karyawannya tuh nasi bisa di Refill. Tapi sampai kami kekenyangan pun, tuh nasi masih bersisa banyak. Ga jadi Refill hahaha

Kami sempat lempar-lemparan tebakan, berapa tagihan buat pesanan kami. Aku menebak antara 200 - 300 ribu. Istriku menebak antara 400 - 500 ribu. Let's see. Untuk menu berupa :
- 1 ikan Kakak Tua saus Thailand
- 1 ikan Sebelah saus asam manis
- 1 kerang tahu saus padang
- 1 kelapa muda batok
- 2 teh botol sosro
(lalap sambal gratis)

Ok, saatnya menyudahi waktu di Bandar Jakarta, kami pun bersiap meninggalkan tempat itu. Si mba karyawati menanyakan apa mau dibayar di kasir apa disana? Aku bilang langsung di kasir. Terus si mba-nya mengambil nomor antrian kami tadi dan menyerahkan pada temennya. Dan kita diminta mengikuti temannya tadi menuju kasir. Ooo... begitu toh caranya di Bandar jakarta ini.

Istriku yang membayar di kasir, sedangkan aku mengantar Nefertiti menuju toilet karena kakinya kena minyak dari lampu minyak di saung kami makan tadi :D

Selepas dari kasir, istriku dengan wajah cemberut, berkata "Tau gitu dari dulu mending makan disini saja, daripada ayam fried chicken mulu". "Emang berapa?" "157 ribu"
"Emang ga salah itung?"
"Engga, dia juga nyuruh cek lagi pesanan, udah semua"
Weh ... rupanya tebakan kami tidak ada yang benar. Total bill sebesar 157 ribu. Dan sudah sangat kenyang buat kami. Lumayan lah, daripada kalau kami cuma pesan ayam-nasi, belum minuman sodanya, sama mineralnya. Mendingan ke Bandar Jakarta kalau sudah tau begini. Harganya ga jauh beda. Tempatnya aja yang bikin kami keder :D

Tapi beda kalau kami pilih menunya Lobster atau Udang Ronggeng, yang harga satu ekornya tertera di akuarium sebesar 170 ribuan ... per ekornya ...

Tapi ya cukup lah buat ikan asing lainnya. Ukurannya lumayan, mau yang super lumayan juga ada. Ikan yang aku pesan cenderung kecil, jika dibandingkan teman-temannya di box es, tapi ternyata itu sebesar telapak tangan orang dewasa. Dan mengenyangkan.

Ga kecewa lah masuk ke Bandar Jakarta, yang bikin kecewa dari tempat ini yaitu ... kita baru tau harganya ga se-nightmare tempatnya :P

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls