11 Nov 2010

Tahun 2000 bukan kabisat ?






Bukan niatan membuka luka lama, tapi terusik beberapa twit gara-gara lagi seneng nonton 1 lawan 100. Sebenarnya aku ga nonton 1 lawan 100 pas episode pertanyaan "mana yang bukan tahun kabisat ? a. 2000 b. 2004    c. 2008"
Nah kata si 1 lawan 100, jawabnya a. 2000. Jadi tahun 2000 bukan tahun kabisat.

Bentar ... tahun kabisat itu apa sebenarnya ?
Secara simpelnya, tahun kabisat adalah tahun dimana di bulan Februari memiliki jumlah hari 29 dimana biasanya 28 hari. Nah, februari yang ada 29 hari ini hanya berlangsung sekali dalam 4 tahun. Jadi jika tahun 2008 Februari berjumlah hari 29, Tahun 2009 Februari hanya 28 hari, begitu juga tahun 2010 dan 2011. Setelah 4 tahun dari 2008 yaitu 2012, Februari memiliki 29 hari lagi. Bingung ? Kalo bingung berarti aku berhasil merepotkan orang xixixi....

Lantas bagaimana orang tahun ciri tahun Kabisat ? Gampang saja, tahun kabisat adalah tahun dimana angka tahunnya bisa dibagi 4 habis. Jadi 2008 dibagi 4 = 502 (pas). 2009 bukan tahun Kabisat karena 2009/4 = 502,25 (tidak bulat).
Ada-ada saja orang lalu membuat aturan 4 tahun sekali jumlah hari dalam setahun menjadi 366 hari, sedangkan biasanya 365 hari. Bikin repot ?

Repot sekali bahkan jika tidak direvisi per 4 tahun.

Lebih repot yuk kita ngitung2:
Perhitungan hari-bulan-tahun didasarkan pada pergerakan bumi terhadap matahari. 1 tahun bumi mengitari matarahi sebenarnya 365 hari 5 jam 48 menit dan 45,1814 detik.
Jadi, setiap tahun kita "menabung" 5 jam 48 menit dan 45,1814 detik untuk dipergunakan di tahun2 tertentu karena kita sulit untuk menambahkan 5 jam ini di kalender. Masa iya setelah tanggal 31 Desember ada 31, 5 jam ? Kan ga enak dilihatnya. Makanya para ahli dahulu menabungkan 5 jam 48 menit 45,1814 detik ini untuk dikeluarkan setelah tahun ke empat. Jadi, tabungan setelah 4 tahun menjadi 23 jam 15 menit 0,7256 detik alias (hampir) satu hari. 

Kelebihan satu hari ini (hasil tabungan tadi) dikeluarkan di bulan Februari, sehingga setiap 4 tahun sekali Februari menjadi 29 hari (sudah ngebobol tabungan yang tadi). Hhhh... selesai ? Eh ternyata belum.
Karena tabungan 1 hari ternyata kurang 44 menit 59,2744 detik. Jadi setiap 4 tahun, masih ada kekurangan 44 menit 59,2744 detik. Halah ... makin bingung aja ............

Oke ... Jadi setiap 4 tahun ada penambahan 1 hari di bulan februari, Deal ?
Bagaimana dengan kekurangannya? Nah, kekurangan 44 menit 59,2744 detik ini diakumulasikan setiap 100 tahun sekali. Jadi setiap 100 tahun sekali tidak diadakan penambahan 1 hari atau dengan kata lain, setiap angka tahun yang bisa habis dibagi 4 dan bisa habis dibagi 100, bukan termasuk kabisat. Contoh tahun 1900, kan bisa habis dibagi 4 (= 475) juga 1900 bisa habis dibagi 100 (= 19), jadi 1900 bukan tahun Kabisat walaupun bisa dibagi 4. 
So ... rule no. 2 "tahun kabisat habis dibagi 4 tapi bukan yang bisa habis dibagi 100"

Yo ngitung2 lagi :
kenapa tiap 100 tahun bukan kabisat ? Dalam 100 tahun, terjadi 25 kali Kabisat, right ? tapi dalam setiap kabisat itu terjadi kekurangan 44 menit 59,2744 detik. Anggaplah 45 menit (makin pusing soalnya :P ).
Jadi dalam 100 tahun ada 25 kabisat yang berarti ada kekurangan 25 x 45 menit = 1.125 menit = 18,75 jam = 0,78 hari. Mungkin ini yang dianggap cukup 1 hari, jadi untuk 100 hari, ga perlu penambahan 1 hari karena hitung2annya sudah kurang sehari, jadi tanggal 29 dibatalkan untuk setiap 100 tahun.

Coba lihat:
100 tahun = kurang 0,78 hari = anggap kurang 1 hari
200 tahun = kurang 1,56 hari = anggap kurang 2 hari
300 tahun = kurang 2,34 hari = anggap kurang 3 hari
400 tahun = kurang 3,13 hari = anggap kurang 3 hari
500 tahun = kurang 3,90 hari = anggap kurang 4 hari

Jadi, setiap 400 tahun sekali, harus dikurangi 3 hari, tapi itu sudah dilakukan di 300 tahun sebelumnya. Jadi pada setiap tahun 400 tidak perlu pengurangan lagi, artinya pada setiap tahun ke 400 masih ada penambahan 1 hari di bulan februari (Februari tetap 29 hari).
So, rule No. 3 "tahun yang habis dibagi 4, habis dibagi 100 dan habis dibagi 400 adalah tahun kabisat"

Bener ga sih seperti itu ? Jadi bingung sendiri.
Jadi tahun 1600, tahun 2000 (yang habis dibagi 4, juga habis dibagi 100 dan habis dibagi 400) adalah tahun kabisat. Makanya walaupun tahun 2000 habis dibagi 100 (rule no. 2) tapi dia habis dibagi 400, maka tahun 2000 adalah tahun kabisat !

Jadi kembali ke fokus masalah, kenapa di acaranya 1 lawan 100, jawaban yang bukan tahun kabisat adalah tahun 2000 ? Padahal lihat di kalender (jika masih nempel di dinding) atau kalender di HP ataupun kalender di PC, Notebook dll, tahun 2000 di bulan Februari terdapat tanggal 29 !!!

Hhhh ... bikin repot nih 1 lawan 100 :D
Tapi asik juga jadi nyari2 tahu lagi masalah tahun Kabisat. 

7 Nov 2010

Journey to Semarang


Perjalanan dimulai jam 5 dari rumah menggunakan ojeg. Melewati jalan bango tembus ke KKO cilandak lalu ke pasar minggu. Jalanan agak tersendat maklum aktivitas pasar sedang rame-ramenya. Lepas dari pasar jalan sangat-sangat lancar. Ya … hari minggu pagi, jakarta ga rame lalu lintas. Lepas dari pasar minggu melewati taman makam kalibata lalu ke dewi sartika, otista dan akhirnya kampung melayu, sampai juga di stat jatinegara. Angin dingin menerpa cukup menusuk badan yang hanya diselimuti baju tanpa jaket.

Tiba di stat, suasana ramai menyambut. Jam di stat masih menunjukkan angka 5.40. Keberangkatan keretaku ke semarang di tiket dituliskan pukul 7. 27. Hore … lamanya menunggu. Waktu harus dibunuh pelan-pelan. Aku beli koran Warta kota dan kompas. Ku baca koran warta kota dan duduk di lantai karena tidak ada satupun kursi tersedia di tempat pembelian tiket. Kursi untuk penumpang menuggu kereta hanya ada di peron. Hmmm … berita pembobolan beberapa ATM di Jakarta, Kalimantan dan Bali masih menjadi buah bibir. 

Permintaan alami tubuh untuk ke kamar kecil akhirnya mengantarku masuk ke peron. Langsung mencari toilet. Ah … yang namanya toilet di Indonesia apalagi di tempat umum seperti stat, jangan banyak berharap lah. Kondisi toilet cukup bersih dan tidak terkesan bau.

Tunggu punya tunggu, di peron banyak sekali calon penumpang berbagai jurusan. Ada yang hanya duduk menunggu, memberi makan perut mereka di kios-kios stat, merokok dengan santainya … bermacam-macam ulah manusia.

Jam menunjukkan pukul 7.25. Ada pemberitahuan dari petugas kereta ke semarang lewat jalur 1. Argo muria. Lah … kereta ku fajar utama semarang, kelas bisnis alias kelas yang mampunya aku beli. Tanya ke petugas peron, ternyata fajar utama setelah kereta argo muria. Jam 7.30 ada pemberitahuan lagi, kali ini kereta fajar utama. Kereta berhenti dan aku naik melalui gerbong 4 padahal di tiket tertera gerbong 2. Hore … jalan-jalan di gerbong. Dengan membawa koper yang rodanya terus menggelinding di atas gerbong, melewati penumpang yang memenuhi koridor, juga teriakan para pedagang menawarkan jajanannya. Waduh …

Melewati gerbong 3, kereta mulai beranjak meninggalkan stat. Berjalan bergoyang-goyang di atas kereta menuju gerbong 2 bertempur melawan arus penumpang di koridor gerbong. Akhirnya sampailah dengan selamat sentosa ke tempat dudukku di gerbong 2 kursi 9a. Piuh … istirahat sejenak. Koper taruh di atas, tas tetap dalam jangkauan tangan. Lumayan si Mac putihku menemani jika diperlukan. 

Kereta bisnis, tanpa AC, kipaspun tidak dinyalakan. Tidak tahu ga bisa muter atau memang tidak dinyalakan. Satu-satunya sumber angin ya dari jedela kecil. Panas … 8 jam perjalanan menunggu …

Kereta terus memacu jalannya. Berhenti di Bekasi, Kerawang. Ayo kita tengok toiletnya. Ada di ujung gerbong dekat pintu keluar, wah … kondisinya menyedihkan. Yang mau buang air besar gimana ya? Toiletnya jenis toilet duduk, tapi tutup dan lidah tempat duduknya sudah copot, Digoyang-goyang, toiletnya ikut goyang. Gimana kalo dinaiki/diduduki ya? Air ada dari keran. Bau wipol, ga bau amoniak, tapi ga bersih.

Kereta terus beranjak dan tak terasa sudah pekalongan. Lewat dari stasiun ini tanpa disadari menengok ke arah kiri terlihat laut. Wah … ternyata jalur kereta mepet juga ke pantai. Uniknya, di sebelah kiri terlihat pantai namun menengok ke arah kanan terlihat bebukitan.

Waktu menunjukkan pukul 14.30 saat kereta memasuki stat Semarang Tawang. Perlahan kereta menghentikan lajunya. Sampai akhirnya benar-benar berhenti dan para penumpang mulai antri ke arah pintu keluar. Welcome to Semarang.

23 Sept 2010

Orang Miskin ga berhak hidup !!!





Si Melon yang jadi pusat perhatian

Akhir-akhir ini, 'serangan' ledakan gas sering sekali terdengar. Hampir setiap harinya kita mendengar insiden ledakan gas ini. Entah karena kebocoran tabung, selang, regulator atau karena memang ada pengoplosan. Entah karena tabung yang kurang bagus.

Yang jadi korban, mereka yang sebagian besar mendapatkan jatah pembagian hasil dari konversi minyak tanah ke gas. Mereka yang dengan terpaksa harus mencicipi melon padahal mitan bagi mereka masih cukup manis. Masih cukup manis hingga adanya konversi yang menyebabkan mitan menjadi mahal. 

Setelah sekian lama menjadi pusat perhatian, menjadi topik liputan stasiun-stasiun TV, sosialisasi penggunaan tabung gas yang aman pun gencar dilakukan. Booom ... masih juga terdengar ledakan di sana sini. Masyarakat  semakin takut menggunakan tabung gas LPG. Kembali ke minyak tanah ? Mahal. Terus menggunakan LPG ? Takut meledak. 

Perhatikan iklan yang sedang gencar ditayangkan. 
Jika tercium bau gas, segera matikan alat listrik, bawa ke ruang terbuka.
Ruangan dapur harus memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang baik.
... .... ...
.........
.............
.......

Ya ... ruangan dapur harus memiliki ventilasi yang baik. Jika dapur (katakan 3 x 2 meter) tanpa ventilasi, gas yang bocor akan memenuhi volum ruang tersebut. Gas yang cenderung lebih berat dari udara, akan mengumpul di bagian bawah (di lantai). Tidak ada ventilasi dan sirkulasi udara yang baik, gas dari kebocoran terus menetap di ruangan dapur. Terus terakumulasi di dalam ruangan, dan BOOM ... percikan api entah dari listrik, rokok, pemantik dll menyulut gas dan meledakan seisi ruangan.

Sudah dikatakan, masyarakat harus memiliki dapur dengan ventilasi dan sirkulasi yang baik ! Udara yang keluar masuk diharapkan menyebabkan gas LPG tidak terkumpul di ruangan. Efek ledakan tidak akan sedahsyat jika kebocoran gas di ruang tertutup !

Ayo ... buat ruangan dapur tempat ibu-ibu menyimpan gas LPG menjadi nyaman, sirkulasi udara baik.

Ayo ... tunggu apa lagi ?!

Memangnya ga butuh dana, Bos ?

O iya betul. Untuk membuat dapur yang ideal, yang ada sirkulasi udara dan ventilasi yang baik, tentu saja butuh dana. Beda jika dapurnya memang sudah ideal. 
Masyarakat kita sepertinya banyak yang belum punya dapur ideal. 

Bukankah ini Tabung LPG 3 KG ? Atau memang Bom ?
Tambora, daerah padat di Jakarta. Melihat keadaan dapur di beberapa lokasi ledakan, sungguh tidak ideal. Tidak ada ventilasi untuk sirkulasi udara yang baik. Ruang dapur sangat kecil. Pernah pula rumah ledakan tabung, ukuran rumah (petakan) hanya sekitar 4 x 5 m. Sudah termasuh tempat untuk tidur, ruang kumpul keluarga, untuk memasak pula. Plafon mungkin sekitar 2 meter dari lantai. Ventilasi ? 

Ada pula kontrakan yang dapurnya sekitar 1 x 3 m. Ventilasi hanya dari pintu masuk dapur. Boom.
Inikah teroris ?

Apakah salah jika masyarakat kita miskin sehingga tidak bisa memiliki ruang dapur yang ideal dengan sirkulasi udara yang baik ? Apakah salah jika masyarakat kita miskin dan sangat terpaksa menggunakan LPG dan hidup dengan ketakutan ?

Jika saja Anda bukan orang miskin, Anda bisa membeli tabung gas yang lebih baik, bisa membeli regulator yang baik, bisa membeli kompor gas yang lebih baik, bisa membangun dapur Anda menjadi lebih baik, nyaman dan dengan ventilasi udara yang baik. Jika Anda bukan orang miskin, Anda bahkan tidak perlu kompor gas yang mahal, cukup angkat telpon, pesan Pizza, McD, KFC atau bahkan Martabak pun sudah menyediakan jasa antar ke rumah. Tidak perlu masak. Cukup duit.

Bahkan jika Anda super kaya, Anda hanya tinggal nganga, cuma buka mulut saja untuk bisa makan, pelayan Anda akan menyuapi Anda. 

Itu jika Anda kaya.

Jangan jadi orang miskin, karena jika miskin, Anda tidak bisa hidup. Anda hidup-pun dengan ketakutan menggunakan LPG. Anda harus puas disalahkan karena memiliki dapur yang kecil. Anda harus puas hidup tanpa mengeluh. Anda harus puas untuk selalu disalahkan karena tidak becus menggunakan kompor gas ! Anda harus puas karena Anda salah menggunakan regulator. 


22 Sept 2010

Pancasila ? Sudah lupa tuh ...






Berapa usia Anda sekarang? Apa tingkat pendidikan Anda sekarang ini ? Kapan terakhir kali Anda mengikuti Upacara Bendera ?

Apa lambang dari sila 'Kemanusiaan yang adil dan beradab' ?
a. Rantai Baja
b. Pohon Beringin
c. Padi dan Kapas

Dan si peserta pun tidak mampu menjawab, "PASS"
Dia pun lolos ke babak berikutnya karena alat bantu "PASS" tersebut. Bagaimana dengan 'lawan'nya yang berjumlah 100 orang ? Adakah mereka mampu menjawab pertanyaan di atas ?

Surprise !!! hampir setengahnya alias 50 peserta GAGAL atau SALAH menjawab lambang dari sila 'Kemanusiaan yang adil dan beradab' Apakah mereka juga tahu itu adalah bunyi sila ke berapa?

Kejadian ini adalah satu cuplikan kuis TV "satu lawan seratus" yang tayang di Indosiar. Kalau tidak salah tayang 20 Sept 2010. Koreksi jika salah.

Padahal, si peserta, seperti disebutkan Anjasmara, pemandu acara itu, adalah seorang Paskibraka. Ya ... mungkin dia sedikit lupa. Mungkin lebih hapal logo biru Facebook atau burung mungil Twitter. Garuda ? Sepertinya bukan di dadaku.


Menakjubkan, seorang cendikia tidak bisa menjawab soal yang sering diberikan di bangku sekolah dasar. Ya, sudah lulus ya sudah saja. It's Facebook time, man ! Twitter, BBM, YM. You'll be familiar with all these logo.

Pancasila dasar negara ... Rakyat adil makmur sentosa ...


Jadi teringat tayangan Metro TV sewaktu peringatan hari kelahiran Pancasila tahun ini (2010). Saat itu seorang presenternya mewawancarai beberapa anggota DPR, dia meminta anggota DPR (yang terhormat) untuk menyebutkan sila-sila Pancasila dari sila 1 sampai sila 5. Yang namanya anggota DPR, masa sih ga tau ? Bukannya sering diucapkan ? (hehe ... padahal ga pernah ikut rapat bareng anggota DPR (yang terhormat) )

Amazing ... surprise ...
Perkiraanku jika anggota DPR akan lantang menyebut satu persatu sila Pancasila, ternyata meleset. Aku lupa yang pertama kali diwawancara itu siapa, yang jelas seorang Bapak. Satu lagi seorang ibu dari partai berwarna merah, anak mantan Presiden kita. Yang ini aku ingat betul.

Saat diminta menyebutkan sila 1 sampai 5, si Ibu seperti agak meledek "ah kamu ini apa-apaan sih ... " tapi lanjutnya " sila pertama Ketuhanan ...." sampai sila ketiga atau keempat, dia mandek, sambil menaiki mobilnya, menengok ke belakang, "sila keempat gimana? "

Hmmm ... gimana ya ?
rakyat Indonesia masih banyak juga yang buat huruf, tidak sekolah. Wajar (walaupun bisa jadi mereka hapal bunyi sila Pancasila) kalau mereka tidak mampu menjawabnya. Ini ? Berpendidikan tinggi, berkedudukan terhormat. OMG. Kalo ga ya siap-siap ngapalin dulu. Peristiwanya kan peringatan hari kelahiran Pancasila, ditanya saat usai peringatan kelahiran Pancasila. Trus di acara peringatan kelahiran Pancasila tuh ngapain aja ?

Satu lagi yang diwawancara presenter Metro TV, Akbar Tanjung. Apa Pa Akbar juga tidak bisa menjawab ? 
Eits ... ternyata tidak semua anggota Dewan tidak bisa menjawab. 
'Apakah Bapak bisa menyebutkan sila Pancasila dari 1 sampai 5 ?' Tanya Presenter itu. Dengan lantang, Pa Akbar menjawab ' Ya tentu dong ... nih ... sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, ketiga Persatuan Indonesia, keempat Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.'

Mantap ! 

Kalo kata Rianti Cartwright "Good job, i like that, good job"

1 Sept 2010

Ini dia gedung supermewah DPR






Rancangan 1,16 Triliun Rupiah, 36 lantai, lengkap dengan fasititas. Hmm ... ditengah ramainya petasan dan ledakan gas 3 kg, disaat "rakyat" yang diwakilinya hanya bisa memiliki ruang yang cukup untuk berbaring saja, disaat "rakyat" yang diwakilinya dag-dig-dug menggunakan gas 3 kg dan belum ada jaminan keamanan penggunaan gas tersebut, anggota dewan terhormat selaku wakil rakyat bersiap untuk semakin menikmati buah karya tidur-nya selama ini di ruang rapat.

Apa yang salah jika wakil rakyat "kita" memiliki gedung super wah ini? Tak ada yang salah, dan kita harusnya bangga bahwa bangsa kita bisa menyediakan gedung indah ini untuk para anggota dewan. 
Tapi apa tidak sebaiknya lirik kanan lirik kiri, tengok depan dan belakang juga. Masih banyak rakyat yang diwakilinya yang hanya hidup seadanya, bahkan tanpa rumah, atau rumah gerobak.

Sering ku lihat saat tugas lapangan, bagaimana mereka yang di Tambora-Jakarta hanya bisa tinggal di kontrakan selebar tinggi badan mereka saja. Bagaimana mereka hanya bisa berteduh dibawah pohon rimbun saja. Hidup penuh ketakutan dari ledakan gas melon. Bagaimana mungkin mereka menyediakan ruang dapur dengan ventilasi baik, regulator SNI, selang SNI agar tidak terjadi ledakan, padahal mereka cari makan-pun sulit. 

Tak ada ide pembangunan apartemen super untuk menampung mereka. Tak ada pembagian makan gratis rutin setiap hari untuk mereka. Yang ada hanya rumah yang semakin baik, semakin wah untuk para anggota dewan yang mewakili (entah mewakili siapa).

31 Aug 2010

SALT, angelina joli





Seri action dari Angelina Joli si Lara Croft.

Sekarang dia berperan sebagai agen. Awal cerita dimulai dari penyiksaan oleh tentara Korut dan kemudian dibebaskan oleh si cowo yang kemudian jadi suaminya. Konflik dimulai dari tuduhan pada dirinya yang dianggap agen Rusia yang berniat membunuh Presiden. Kejar-2an dan tembak2an dimulai. Si Salt terus berlari menghindari kejaran teman2nya yang terpengaruh tuduhan dia sebagai agen Rusia.

Aksi balap, loncat menjadi hiburan tersendiri dari film ini. Sayang, menurutku Angelina Joli kurang "menjiwai" saat melakukan adegan perkelahiannya. Lihat saja sendiri. Bak-bik-buk seperti tidak menggunakan tenaga dan esmosi wajah yang ... perasaan seperti yang datar-datar saja. Atau memang dikisahkan super-kuat ?


Secara keseluruhan, asyik menikmati film ini, full action. Hanya fight yang dilakukan Angelina kurang terasa gregetnya. Apakah SALT ini akan dibuat sequelnya mengingat di akhir film, si salt sedang berlari2 lagi setelah "kabur" dari helikopter.

Gedung Supermewah DPR





Metro TV, 31 Agustus 2010, 21.15 WIB

Kukira acara dagelan sudah usai. Ternyata baru saja di Metro TV, aku dibuat tertawa terbahak-bahak menyaksikan berita ini. Dikabarkan DPR akan membangun suatu gedung mewah 30 lantai lebih, dengan biaya 1 T lebih yang sebagian mulai diambil dari dana APBN 2010.

Berita ini bener2 membuat aku tertawa. Ko bisa ya mereka bikin lelucon seperti itu. Apa ruang sidang atau ruang rapat belum cukup luas untuk tempat tidur kaum terhormat?
O... mungkin biar ga kesiangan, jadi dibangun gedung itu untuk menginap, jadi ga ada lagi titip2 absen gara-2 kesiangan. Bisa aja kan?

Dengan luas kantor untuk satu anggota terhormat seluas 120 m2, rasanya cukup nyaman untuk berbaring. Atau untuk main petak umpet ?

Baru saja siang tadi kembali dari tugas luar. Menyusuri area Sunter, Jakarta Utara. Aku mengunjungi rumah yang luasnya sekitar 30 m2, dengan toilet di bagian luar yang digunakan bersama2 penghuni lainnya. Ada juga di daerah Cengkareng, luas rumahnya hanya sekitar 20 m2, sudah termasuk "ruang" tamu, "ruang" makan, "kamar" tidur dan dapur. Hebat, efesiensi dan efektif, tinggal di "rumah" seukuran 20 m2, dengan plafond yang bisa dijangkau tangan sambil kaki jinjit di lantai.

Bayangkan jika 120 m2 untuk wakil "entah siapa" dijadikan hunian kaum "miskin" Jakarta. Hilangkan furnish, convert untuk modal usaha ? Apakah akan efektif ? Daripada 120 m2 hanya untuk tidur berguling2 karena tidak puas hanya bersandar di dudukan kursi ruang rapat.

Ataukah mereka harus mengikuti tour "daerah-miskin-Jakarta" seperti yang dilakukan para bule beberapa bulan lalu, yang membuat sebagian pejabat meradang? Ya ... mungkin si bule berpikiran, daripada elu ga pernah vacation ke daerah miskin, mending gue ...

Ya ... lumayan untuk mengakhiri kepenatanku hari ini, akhirnya bisa tertawa juga menyaksikan acara TV yang dari tadi hanya sinetron dan sinetron saja.


CMIIWW

How to train your dragon




Film Animasi  Dreamwork yang mengisahkan anak seorang Kepala Suku Viking, namun dianggap lemah terutama saat memerangi Naga yang sering menyerang desa mereka.


Ketidakmampuannya membunuh Night Fury yang telah tertangkap olehnya ternyata menjadikan mereka menjadi sahabat karib dan mengubah pandangan bahwa naga ternyata bisa menjadi sahabat bangsa Viking.
Persahabatan mereka mengalahkan Ratu-Naga di sarangnya.

Lebih lengkapnya bisa Anda tonton sendiri. Film ini lumayan saya cari, karena melihat trailer yang menjanjikan, ditambah sebuah hasil karya Dreamwork yang juga membuat Shrek (seri keempatnya belum sempat saya tonton, rada boring, kebanyakan sequel).

How to train your Dragon cukup mengasikan untuk dijadikan tontonan. Cerita yang bagus ditunjang gambar dan efek yang seru, dari awal hingga akhir film ini sangat seru. Bagaimana si Hicuup berkawan dengan night-furry, mengetahui karakter lain dari naga yang lain, pengetahuan, eksperimen pantang menyerah dan lain-lain, sarat dengan nilai-nilai positif.

Hmmm ... lumayan untuk koleksi.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls