30 Nov 2011

Hari Pahlawan, 2011


Peringatan hari Pahlawan, pagi itu aku mengikuti upacara. 
Upacara, sesuatu yang saat aku sekolah dulu sangat ingin aku hindari, tetapi selalu bertemu di setiap hari senin. Kali ini, setelah aku bekerja, dan Upacara masih diberlakukan karena status pekerjaanku, hanya dilaksanakan sekali dalam sebulan.

Bulan November ini, upacara bulanan dilakukan tanggal 10 November untuk memperingati hari Pahlawan.  Ada keinginan untuk tidak mengikuti upacara, tapi lantas aku berpikir, ini kan hanya sebulan sekali. Dan ini salah satu tanggung-jawab kita sebagai warga negara, memperingati jasa pahlawan. Kita sekarang enak-enakan, dulu para pendahulu kita berjuang mati-matian demi keadaan damai sekarang ini. Masa, kita sekarang sekedar upacara saja bermalas-malasan ? Hargai dong, walaupun tak akan bisa dibandingkan.

Kuikuti upacara hingga selesai. Pengucapan Pancasila aku ikuti. (Aku teringat ada anggota dewan yang tidak bisa mengucapkan satu-persatu sila Pancasila). Hingga akhirnya upacara berakhir juga. Peserta membubarkan diri setelah aba-aba bubar.

Jalanan di sekitar lapangan masih ramai lalu-lalang kendaraan. Mengejar waktu meraup rejeki. Entah mereka ingat hari tanggal 10 November atau sekedar ingat bahwa hari itu tanggal 10 (20 hari lagi sebelum gajian :) ). 

Yang membuatku sedikit terusik, sebelum upacara dibubarkan, masih dalam posisi baris rapi, terdengar bunyi klakson sepeda motor berulang kali. Bunyi khas motor yang tergesa-gesa menyuruh motor di depannya segera maju karena lampu rambu sudah menyala hijau. Tipikal orang Jakarta.
Brow ... sabar sedikit lah, dikau tidak upacara, mungkin juga tidak mengingat kebaikan para pahlawan kita, setidaknya, hormati yang sedang melaksanakan upacara. Bahkan tidak ada acara mengheningkan cipta serentak se-Indonesia. 

Bersabarlah, dan melajulah dengan tertib, dasar .......

13 Nov 2011

Olahraga unik


Channel Eurosport
Iseng-iseng nonton di minggu pagi, pas ketemu eurosport channel ada siaran langsung  suatu pertandingan. Pertandingannya unik dan terus terang aku baru pertama kali melihat jenis pertandingan ini. Mulanya aku tidak tahu nama pertandingannya. Lalu di pinggir lapangan ada nama situs www.worldbowlstour.com dan aku cek. Ternyata namanya bowls.

Jadi permainannya dimainkan dua orang. Intinya, mereka harus menempatkan bowls sedekat mungkin dengan bola kecil yang dinamakan "jack" Biar lebih jelasnya bisa klik http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/other_sports/bowls/4747148.stm

Nah gambar diatas ini bola-bola yang digunakan dalam permainan bowls. yang putih itu yang dinamakan jack.
Sketsa bagaimana cara bermain bowls.

Melalui eurosport channel ini, aku sering melihat permainan unik yang disiarkan secara langsung. Dan hebatnya, para penonton pertandingan ini bisa dikatakan sangat banyak. Jangan bandingkan dengan penonton acara "dahsyat" yang seuprit, ini betulan banyak.

Ada lagi permainan yang unik lainnya, cuma lupa namanya apa. Pokonya jika punya channel eurosport, coba tongkrongin, buat nambah wawasan :)

Cuma sayang, kita ga punya channel indonesiasport, coba kalau ada, mungkin nanti ada siaran langsung pertandingan Gatrik, Balah Jidar, Boy-boyan, Adu kaleci dan lain-lain. Entah kapan, yang jelas, barusan melihat liputan trans7 tentang fasilitas penginapan atlet yang sedang berjuang mengharumkan nama Indonesia, yang berjuang mengeruk sebanyak-banyaknya emas, hanya diberi fasilitas sangat minim. Hmmm

7 Nov 2011

Jalur Evakuasi Hotel


Berapa dari Anda yang langsung memperhatikan pedoman di balik pintu kamar hotel?
Mungkin karena kelelahan atau pula ketidak pedulian, kadang kita mengabaikan yang satu ini. Padahal jalur evakuasi sangatlah penting jika terjadi hal-hal misalnya kebakaran, gempa dan lain-lain.

IMG_0295_2.jpg
Pihak hotel menempatkan pedoman ini di belakang pintu setiap kamar hotel. Tidak butuh 1 jam saya kira untuk mencermati jalur evakuasi ini, mungkin kurang dari 1 menit saja, cukup untuk meluangkan waktu. Bersiap menghadapi segala kemungkinan daripada "riweuh" saat kejadian.

Selain jalur evakuasi, biasanya juga tertera pedoman lain yang harus dicermati semisal membawa handuk basah saat kejadian dan lain-lainnya. Kita tidak pernah tahu walau sama sekali kita juga tidak pernah menginginkannya.

Seandainya semua bangunan, bukan saja hotel tapi juga bangunan lain bahkan bangunan tempat tinggal memiliki jalur evakuasi seperti ini, kita pasti bisa meminimalkan kecelakaan fatal bagi kita. Seberapa sering kita mendengar adanya korban kebakaran yang meninggal karena terjebak tidak bisa keluar menyelamatkan diri? Seperti yang pernah terjadi di Tangerang, saat jam kerja, karena kelalaian yang menyebabkan kebakaran dan mengakibatkan kematian bagi karyawan-karyawannya yang berada di lantai atas, karena tidak adanya jalur evakuasi?

Belum lama ini saya memasuki pabrik sebuah perusahaan Jepang. Banyak sekali petunjuk akan jalur evakuasi. Hah ... mungkin sebagian besar dari kita masih menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak begitu pentingnya. Bahkan rambu lalu lintas pun kadang berubah fungsi menjadi kanvas lukisan ekspresi diri.

Semoga tidak pernah ada kelalaian dan kecelakaan berakibat fatal.

Tutur Tinular versi 2011




Tutur Tinular dan Drama Kolosal Indosiar.

Menjelang akhir September 2011, Indosiar menayangkan Tutur Tinular Versi 2011. Cerita yang sangat aku gemari kala masih dalam format sandiwara Radio. Terbayang kehebatan sepak terjang Kamandanu, Sakawuni, Mei Shin dll. Acara kegemaran sewaktu aku masih duduk di bangku SD. Tak mungkin terlewatkan (kecuali saat jam pelajaran sekolah).

Saat itu munken adalah jaman keemasan sandiwara radio. Dan kita sebagai pendengarnya dibuai dengan fantasi. Selain Tutur Tinular, tentu saja ada Saur Sepuh, Pendekar Halilintar, Putri Cadar Biru (perasaan belum pernah ada yang membuat dalam versi layar lebar), Misteri Gunung Merapi, Si Rawing (Kapan ya dibuat filmnya lagi), dan masih banyak lagi. 

Kedatangan Tutur Tinular 2011 tentu saja aku nantikan sekedar mengobati kerinduan jaman baheula. Namun sayang beribu sayang euy, ternyata Tutur Tinular versi 2011 jauh dari ekspektasi. Masih jauuuuh lebih bagus versi Anto Wijaya. Ini mah … aduh kacau …

Pemeran Kamandanu, oke-lah. Gak terlalu indo (huek … bosen aku liat muka-muka Indo nampang di Sinetron, kayanya kalo ga indo ga maen). Lagian kalo Kamandanu diperankan Indo, apa jadinya? Yang ga nahan pemeran Nari Ratih. Bukan mau menjelek-jelekkan, tapi sekedar bicara kenyataan, aktingnya payah buanget. Secara global, kuciwa melihat Tutur Tinular versi 2011. Penurunan kualitas ah, atau ekspektasiku yang berlebihan. Gaya sinetron mungkin agak kebanyakan dan aku sangat tidak senang dengan sinetron2 kita. (terkecuali Islam KTP atau para pencari Tuhan).

Tapi rasanya sedikit terobati dengan adanya drama kolosal seperti Sangkuriang dan Kamandaka pada hari Minggu malam. Lebih mantap, akting ataupun efeknya enak ditonton. Dari segi jalan cerita mungkin seperti melompat-lompat, mungkin juga karena mengejar waktu tayang yang hanya 2 jam. Tapi bagus dari cerita maupun efek. Ternyata ada juga hiburan, daripada nonton sinetron yang lebay, yang aktingnya cuma bisa memelototkan mata, ataupun menangis sejadi-jadinya. Lebayyyyyy….

Tawuran, morning coffee


Rabu, 12 Oktober 2011

Seperti biasa pagi itu aku berangkat kerja sekitar pukul 6 pagi dari Pondok Labu. Menyusuri jalan Fatmawati Jakarta Selatan arah Blok M, pagi-pagi sudah disuguhi macet. Khas banget kota Jakarta. padahal masih pagi. Motorku berusaha bergoyang-goyang di pinggir jalan, beriring-iringan dengan sebagian pengguna motor lainnya. Tangan dan kaki selalu bersiap di rem jika diperlukan mendadak. Maklum, sedikit tertinggal dari iringan motor di depan, motor di belakangku sudah siap dengan klakson nya.

Secara umum sepanjang Fatmawati pagi itu tak ada sepinya. Belok di pasar Cipete menuju Darmawangsa dan tembus-tembus di Melawai. Di perempatan depan terminal Blok M lampu masih menunjukkan merah. Saat lampu berubah hijau, tak langsung membuat para pengendara melajukan kendaraanya.

Tepat di perempatan jalan depan terminal Blok M, sekelompok anak sekolahan sedang memamerkan kekuatannya. Memutar-mutarkan ikat pinggang di diberi pemberat, saling serang dengan sekelompok anak sekolah lainnya. Semuanya saling gertak dan memutar-mutar senjatanya masing-masing. Gimana jika ada mobil nyelonong, ketabrak lah. Tapi tak ada satupun pengendara yang melajukan kendaraannya. Polantas hanya satu, dan sepertinya dia cenderung mengamati lebih dahulu, membiarkan tawuran.

Tak lama kaki Polantas melangkah ke arah pertikaian, sambil menjaga jarak. Emang gila tuh anak tawuran, padahal tak jauh dari terminal Blok M ada Mabes, tapi saat itu yang berjaga di depan terminal hampir tidak ada. Hanya satu polantas saja. Tak lama ada peringatan dari pengeras suara (dari seorang Polwan) bla…bla..bla… aku tak tahu apa yang dikeluarkan lewat pengeras suara karena aku lebih tertarik melajukan motorku menuju kantor yang tak jauh dari terminal Blok M. 

Pagi-pagi di kota Jakarta, macet, tawuran. Aya-aya wae….

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls