23 Nov 2013

Menghilangkan jerawat membandel di muka berminyak


Sebenarnya ini bukan tulisanku. Ini tulisan istriku. Berhubung ga terlalu aktif di blog, jadi nyumbang artikel disini. Ini masalah tentang jerawat. Nah, karena aku ga gitu perhatian terhadap jerawat, jadi tidak pernah nulis tentang jerawat. Jadi begini cerita istriku ...


"Aku cuma ingin berbagi pengalaman, semoga bermanfaat. . .

Sejak abg kulitku cenderung berminyak, seringkali jerawat muncul tanpa sebab, tapi ga banyak, satu tapi gede, ngilanginnya lama. Berbagai obat jerawat udah kujajal, dari mulai yg pasaran sampai produk dokter. Saat aku SMU (sekarang SMA), aku cocok menggunakan clearesil, lalu kuliah mulai mengenal clean n clear dan mujisat jerawat sari ayu. Mereka berdua memberantas jerawatku dengan cepat, bergantian aja pakainya, kalo kuliat keadaan kulit kering, pake clean n clear, kalo lagi keadaan kulit berminyak, pake mujisat jerawat. Dua benda itu tak boleh kosong di kost-an ku.

Untuk pelembab aku paling cocok Nivea Visage yg cair (water base), karena ringan di kulit. Memakai clean n clear moisturizer juga ok tuh, ampe sekarang aku pake. MOisturizer yg paling cocok ya clean n clear yg oil free itu.

Sampai sekarang jerawat datang dan pergi. Yang bikin sebel, jerawat ga mateng-mateng, tapi nangkring aja,  bengkak sakit merah. Kadang facial, kadang kukeluarin sendiri, tapi hampir ga pernah didiemin n sembuh sendiri, habis komedonya ga keluar, gimana mau sembuh. Kayanya bersembunyi dalam sekali dia. Sampai akhirnya aku memberanikan diri nyoba obat acne racikan tanpa merek, bukan karena clean n clear n mujisat jerawat sari ayu dah ga mempan, tapi lebih ke bosen ma jerawat, siapa tau bisa lenyap dengan cepat. Pas dipake tu obat, ko mukaku berasa tebel, ampe 3 hari aku apply malah makin parah, lalu ku stop. Pas diperhatikan ternyata jerawat yang ada di muka bukannya matang atau kering malah menebal, kulit sekitar jerawat jadi kebas, kaya mati rasa. Aku diemin eh ga sembuh-sembuh, malah bengkak, Karena udah ga keruan maka langsung cabut ke erha. Erha adalah skin care Clinic anadalanku sejak lulus kuliah, kesanalah aku pergi kalo lagi purging tak terkendali.

Singkat cerita aku diberi rangkaian  perawatan berupa cream dan facial scrub, jujur kalo dah ke erha ada rasa optimis, sugesti kan penting ya buuu. Maka mulailah aku memakai semua rangkaian produk erha dari pagi sampai malam, tapi. . . komedo yg masih tertanam sambil aku cicil dikeluarin, biar hasilnya makin cepat dan bagus, kulit jg cepet rata, menurut pengalaman dan pengamatanku.  Maka setelah sebulan tampaklah hasilnya, muka ku udah mulai glowing, tentunya setelah pengelupasan kulit mati dulu. Cukup puas dengan hasilnya tapi ga sabar ingin cepat menghilangkan black spot yg cukup tebal.  Lalu aku surfing dan memilih menggunakan vitacid untuk muka, dicoba apply khusus untuk black spot, and its works. Cuma pake seminggu, yang penting flek dah pada samar, jerawat yg tersisa kubabat habis pake mujisat jerawat sariayu kesayanganku.

Sekarang. . . pengobatan semua kuhentikan, aku pake perwatan yang udah teruji di mukaku sejak dulu aja. Cuci muka pake ponds, semua jenis sabun muka ponds cocok di aku, pelembab pake clean n clear moisturizer yg oil free, kalo mo keluar rumah pake parasol (sunblock), bedaknya. . . apa aja sih cocok, tapi kalo mau aman marcks deh, bedak ini jg ga boleh ga ada di kamarku, bagus bangeddd. Malemnya ga pake cream, abis cuci muka istirahatin, seminggu sekali peeling pake la tulip, enak tuh di muka aku.  Ada satu pendatang baru di kamarku, hada labo lotion, hope it works, teksturnya sih enak, mudah meresap, moga bisa jadi sahabat kulitku juga.  Saking takut kedatangan jerawat lagi, aku cuci muka sehari ampe lima kali, kebetulan aku nyetok beberapa varian sabun muka ponds, jadi kupake bergantian sesuai kebutuhan. 

21 Nov 2013

Saung Panorama, Karang Tengah Cibadak Sukabumi


Hari Sabtu, minggu ketiga November 2013, sebenarnya perjalanan kami saat itu akan menuju Cianjur. Jakarta ke Cianjur, sekitar 120 km, perjalanan penuh tantangan :D
Tantangannya adalah sistem buka tutup di Puncak. Masalahnya, kami juga malas pergi pagi-pagi sekali menuju Puncak. Jadi ya sudah, dilakoni saja.

Berangkat dari Jakarta, perjalanan cukup lancar. Perjalanan dimulai pukul 8 pagi. Lewat tol, tidak ada masalah. Lancar. Perjalanan baru terhambat setelah bayar tol dan menuju Puncak. Mulai lepas gerbang tol, arah ke kiri, ke Puncak sudah mulai macet. Dan seperti biasa, banyak orang yang menawarkan jasanya menunjukkan jalan alternatif. Banyak sekali orang-orangnya.

Arus jalan sebelah kanan lumayan sedikit bergerak. Kami yang ada di sebelah kiri, lebih banyak mengistirahatkan kaki saja. Hingga mobil mendekati perbatasan jalan ke kiri ke Puncak, dan ke kanan ke Ciawi. Mobil lama sekali bergerak. Dan akhirnya diputuskan mengambil jalur ke Ciawi saja, menuju Sukabumi.

Tadinya masih berharap dari Ciawi bisa ke atas untuk menuju Puncak, tapi sama saja, macet juga. Akhirnya ambil jalan lurus menuju Sukabumi. Tujuannya Cianjur, tapi melambung melewati Sukabumi :(

Perjalanan ke Sukabumi dimulai. Overall, perjalanan cukup lancar kecuali saat melewati pasar, pasti selalu tersendat. Seperti di pasar Parung Kuda. Atau saat melewati jembatan yang sedang direnovasi, macetnya lumayan panjang, tapi masih bergerak.

Hingga akhirnya kami tiba di Cibadak Sukabumi. Para bocah juga sudah bangun dari tidurnya. Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 12.30. Saatnya untuk makan siang. Mata langsung melihat kiri dan kanan mencari tempat untuk mengenyangkan perut. Sampai akhirnya mobil berlabuh di Rumah Makan Saung Panorama. Katanya lesehan dan ada live music. Saat kami parkir, ada satu mobil di parkir depan, dan satu mobil di dalam. Ternyata, saat masuk lebih ke dalam, tempatnya lebih luas, berupa saung-saung dan mobil bisa diparkir di dalam, dekat dengan saungnya masing-masing.

Kami memilih saung yang dekat, di atas kolam, jadi bisa ngasih makan ikan juga. Di depan saung ada Mushola yang lumayan besar dan bersih. Kolam ikan juga lumayan bersih dan tidak menimbulkan bau.
Pegawai tempat ini, yang berbaju oranye, datang untuk mencatat pesanan kami.

Atas saran dari pegawai tempat ini, kami memesan sop ikan Gurame (ikannya 8 ons katanya) dan juga karedok. Minum juice strawbery dan sprite. Teh tawar sudah lebih dulu disajikan tanpa diminta.

Pertama yang datang adalah minumannya. Kemudian tak lama makanan juga datang. Bisa dibilang, kami tidak usah menunggu terlalu lama. Sop Ikan Gurame, disajikan dalam mangkuk piring bening yang besar. Bisa untuk makan 3 orang. Karedok, dengan bumbu kacangnya, siap untuk disantap.

Keadaan kami yang kelaparan membuat piring kosong cepat terisi nasi. Sop ikan cepat sekali berkurang. Tak lupa karedok semakin menambah segar.
Sop ikannya enak, kuahnya mantap. Ikan guramenya dipotong terlalu besar. Dan sayang sekali, sepertinya dimasakn terlalu matang, jadi daging ikannya terlalu lembek. Karedoknya mantap. Bumbu kacangnya banyak, sayurnya seger, pedesnya pas.

Dengan sambil menjaga kedua anak kami, tangan kami bergerak kiri kanan, memasukkan nasi ke mulut, menjaga si kecil yang sering sekali kabur keluyuran, kadang menyuapi anakku yang besar ... haha ... riweuh paciweuh.

Akhirnya si kaka minta makan sendiri saja. Dan si adik juga disuruh makan sendiri saja. Namanya anak 1,5 tahun, makannya pasti berantakan. Remah bertaburan di lantai. Gapapa lah, yang penting kami bisa makan dulu untuk mengembalikan tenaga. Perjalanan masih jauh.
Saatnya melanjutkan perjalanan, sebelumnya untuk makan kami, kami harus mengeluarkan kocek sekitar 100 ribuan.

Jalanan Sukabumi, seperti hal tadi, lancar namun macet saat di dekat pasar. Dan tak lama kami mendapati petunjuk arah Bandung / Cianjur, jalannya masih baru. Lumayan masih sepi dan sangat lancar. Dan selanjutnya, kami banyak melihat rambu penunjuk jalan arah menuju Cianjur ...

Melewati jalur lingkar Sukabumi, kami melihat ada Saung Panorama lagi. Tempatnya sepertinya lebih besar. Dan banyak sekali mobil disini. Ternyata Saung Panorama lumayan rame. Barangkali hanya kami saja yang tidak tahu. Maklumlah, baru kali ini melewati Sukabumi.

19 Nov 2013

Mencari Hotel di Karawang, session 2


Pencarian babak kedua :P
Setelah sebelumnya mencari hotel karawang dan berakhir di Hotel Fajar Indah, kali ini perjalanan ke Karawang mencari hotel yang lain. Tujuan utama adalah hotel Omega. Gampang dicari, dan sepertinya bagus.

Ternyata Omega belum bisa menerima kami. Saat kami ke meja resepsionis, ternyata semua kamar sudah penuh. Gara-garanya sedang ada acara dan ada juga yang merit, jadi kamar laris manis. Jadi belum tahu bagaimana dengan yang namanya hotel Omega.

Langkah selanjutnya, menuju Hotel Permata Rubi. Katanya dari Hotel Omega, sekitar 50 m, sebelum SPBU, puter balik lalu belok kiri. Ternyata papan petunjuk Hotel Permata Rubi menurutku kurang terlihat. Hampir saja terlewati.

Setelah belok kiri dari jalan utama, perlahan mobil merayap jalan, dan Hotel ini ada di sebelah kanan.
Parkirnya lumayan adem di bawah pohon-pohon, kira-kira bisa untuk 8 mobil. Langsung kita menuju resepsionis dan check in. Kebetulan sudah pukul 12 siang, sekalian aja check in. Saat itu kami mengambil kamar tipe Deluxe harganya Rp. 195.000.

Secara umum, interior mirip dengan Hotel Fajar Indah. Tidak baru, cukup lama, agak terawat. TV masih CRT, Spring bed dengan sprei putih, ada meja, lemari 2 pintu, kursi, meja kecil. Tidak ada air hangat. AC dingin. Wifi ada, tapi harus di lobi :P
Soalnya saat di kamar mencoba Wifi, sinyalnya hanya setitik, kadang hilang juga.

Kalau mau kamar yang baru, mungkin bisa minta kamar yang deket kolam renang, kamarnya ada 6 baru-baru. Sayangnya saat kesana, pada penuh.

Di Hotel Permata Rubi ini ada fasilitas kolam renang. Jadi yang bawa anak kecil seperti kami, bisa mengajak mereka berenang disana, tidak ada biaya tambahan. Kolam renangnya ada dua, yang satu kurang lebih 80 cm, yang satu lagi kolam besar untuk para dewasa, yang terendahnya setinggi pinggang. Di kolam renang ini ada beberapa warung, jadi bisa nyambi makan atau ngemil. Buat sewa ban juga ada. Beli kacamata renang juga ada.

Fasilitas kolam renang, free, tentu c kaka seneng banget :P

Yang kurang dari hotel permata rubi ini, tidak ada Cafe atau Resto, jadi harus beli makan di luar. Lumayan juga sih, biar ngirit makan di luar haha. Masalahnya, di sekitaran hotel juga cukup sulit mencari makan. Ada di sebelah kiri dari hotel, Mie Ayam, Indomie rebus. Di ujung jalan ada Nasi Goreng. Dan tahu sendiri, suasana malam sepi sekali, bahkan baru jam 19.00 sudah terasa sepinya.

Akhirnya istirahat saja di dalam kamar. Nonton acara TV yang ada atau sekedar ngenet. Acara TV-nya lokal, tanpa TV Kabel. Di hotel permata rubi ini, kita tidak bisa nongkrong depan kamar seperti di Hotel Fajar Indah, kecuali bangunan baru yang deket kolam renang. Kalau mau sekedar duduk ya ada di lobi. Tapi banyak nyamuk juga, dan cuacanya panas.

Untuk breakfast, disediakan roti bakar dan teh manis. Selebihnya, kalau mau soto, bisa keluar hotel dan menyebrang jalan utama. Ada Soto Ayam yang lumayan rame penggemar. Kalau soal rasa sih, sepertinya biasa saja seperti soto ayam yang di Jakarta. Tidak terlalu istimewa juga.

Perjalanan pulang ke Jakarta, dari hotel tinggal belok kiri, masuk jalan utama, ikuti saja, naik flyover dan ketemu deh gerbang tol Karawang Barat.

15 Nov 2013

Berkunjung ke Taman Bunga, Museum Asmat di TMII


Awal November 2013, hari Minggu kami manfaatkan untuk pergi ke Taman Mini Indonesia Indah. Perjalanan hari minggu seperti biasa cukup lengang. Masuk tol Simatupang dari Fatmawati, keluar tol TMII / Rambutan, lalu ikuti rambu jalan menuju TMII. Jangan lupa, kalau ke Rambutan belok kanan lewat kolong, ke TMII belok kiri. Nah, setelah belok kiri ini kita mulai jalan dalam suasana macet. Sebenarnya gerbangnya sudah dekat, tapi karena macet, jadi lama.

Mengikuti kemacetan mobil, usahakan ada di jalur kanan, karena jika di jalur kiri, nanti terus melaju dan harus memutar arah lagi, jauh banget. Kecuali ambil lajur kiri, lalu potong arus ikut traffic light ke kanan dan lurus ke gerbang TMII, itupun kalau tidak ada Polisi yang jaga :D
Antri saja lah, kan biar tertib.

Lewat dari lampu merah, langsung mengarah ke gerbang TMII. Biasanya kalau weekend, cukup padat saat di loket karcis. Selesai bayar karcis masuk, kita langsung melihat Monas. Ya ... replika Monas, lengkap dengan area bermain yang cukup luas. Disini anak-anak banyak yang bermain-main, mulai dari hanya lari-lari, bermain balon, main layangan kecil, ada juga yang main skuter. Ada juga yang sekedar nongkrong berteduh di bawah pohon-pohon yang rindang.

Mobil melewati Monas berbelok ke kiri. Kalau mau ke Snow Bay, setelah gerbang loket, belok kiri (searah), ada pertigaan dekat Monas, terus saja, lalu belok kanan. Langsung deh terlihat Snow Bay. Pertama tahu, dikira Snow Bay adalah ilusi adanya Snow, kan mengasikkan di saat suasana panas, bisa berdingin-dingin. Eh ternyata Snow Bay cuma sekedar waterpark aja :(

Setelah Snow Bay, ada Museum Indonesia. Dan semakin lurus mulailah anjungan-anjungan dari berbagai daerah. Kami terus saja mengikuti jalur melewati kepulauan Indonesia, PPIPTEK, museum Transportasi dan akhirnya tiba di Taman Bunga. Sebenarnya Taman Bunga ini bukan tujuan utama ke TMII, tapi berhubung dari PPIPTEK jalanan sangat macet, karena banyak sekali gathering, akhirnya kita putuskan berbelok ke Taman Bunga.

Masuk ke Taman Bunga, kita harus bayar Rp. 5.000 per orang. Tapi sedikit kecewa juga, karena tadinya diharapkan akan banyak bermacam bunga, yang ada hanya sedikit saja. Area Taman Bunga memang luas, tapi lebih banyak hanya rumput hijau dan beberapa pohon. Bunganya ada, hanya saja sepertinya untuk disebut Taman Bunga, jumlah bunganya kurang.

Setelah istirahat sejenak, kita masuk ke Museum Asmat yang ada di lokasi Taman Bunga, jadi tidak perlu bayar lagi. Di museum asmat ini, kita bisa melihat aneka peralatan dan kebudayaan Asmat. Dan jika mau, kita juga bisa berpakaian ala Asmat dengan menyewa kostum Asmat disana.
Sekedar informasi, di ruangan ini tidak ada AC, jadi cukup gerah juga walaupun ruangan dibuat lega dengan atap yang sangat tinggi. Hanya ada kipas angin saja.

Dari Museum Asmat, kita kembali berkeliling taman bunga, melihat air mancur di beberapa patung. Kalau bawa anak kecil, ada juga playground disana. Anak kecil bisa main perosotan, bisa juga sewa becak mini, Rp. 10.000 untuk 15 menit.

Selesai dari Taman Bunga, kita beralih ke samping Taman Bunga, yaitu tempat ibadah Kong Hu Cu. Suasana dominan merah dengan lampion dan naga-naga di sekitarnya. Tempat ibadah utamanya sendiri dalam kondisi dikunci, jadi pengunjung hanya bisa melihat dari selasarnya saja. Oya, untuk menginjakkan kaki di tempat ini, kita juga harus membuka alas kaki.

Selesai sudah kunjungan hari itu. Dari tempat ibadah Kong Hu Chu, kami kembali ke mobil dan berkeliling ulang, tadinya mau berkunjung ke salah satu anjungan. Tapi ternyata macet dari mulai PPIPTEK masih juga parah. Akhirnya putar balik dan mencar arah jalan keluar ke rumah dinas TMII. Harus tanya-tanya jalan juga atau ikuti saja mobil lain di depan :D
Jalan keluar lewat jalur ini lumayan rumit dan panjang. Berbeda jika lewat jalur keluar 1 yang langsung menuju Rambutan dan langsung masuk tol.

Kunjungan ke TMII kali ini lebih banyak macetnya. banyak gathering, banyak bus dan banyak-banyak acara. Akhirnya kita pulang dengan kedua bocah kecil tertidur lelap setelah capek berlari-lari di Taman Bunga tadi :D

Sekedar tips jika mau ke TMII,
sediakan minum yang cukup banyak, minuman gelas atau botol yang banyak, karena suasana gerah dan panas.
Bawa tikar jika mau ngaso di taman-taman di bawah pohon. Sebenarnya di anjungan juga bisa.
Bawa uang yang banyak, buat makan, naik kereta mini, naik kereta gantung, aeromovel, dll termasuk bayar buat toilet :(
Makanan disana relatif murah, masih harga biasa, bukan harga tempat wisata. Gado-gado masih di bawah Rp. 10.000 begitupun makanan lainnya, cenderung harganya tidak melonjak tinggi.
Kalau mau fast food juga ada, tapi cuma ada CFC saja. Beda kalau di Ancol kan ada A&W juga ada McD.
Kalau mau foto sama badut, ada baiknya nyiapin receh, kata si badut "sawer dong Om". Tapi mereka juga ga maksa. Ya kasian juga mereka udah ngehibur anak, anak kan suka sama badut (kecuali anakku yang takut banget sama mereka :P  ).

Have fun.

14 Nov 2013

Cara import file sql ukuran besar dengan bigdump


Karena sesuatu hal, terpaksa pindah hosting. Pindah hosting seperti pindah rumah saja. Kalau pindah kost-an, gampang, barang juga kan sedikit. Beda dengan pindah rumah, susah karena barang semakin banyak. Begitupun pindah hosting, kalau filenya kecil sih enak, nah kalau gilirannya besar ? 

Masalah timbul saat mau restore file sql, ukurannya lebih dari 100 Mb, sedangkan php myadmin tidak memperbolehkan lebih dari 100 Mb. Lalu, bagaimana cara import sql ukuran besar ?

Hasil gugling membuktikan, ada cara yang singkat, mudah dan cepat untuk dilakukan. Maklum, karena bukan ahli yang beginian, saya copas saja dari sini. Dan ikuti langkah-langkahnya dengan cermat.


Untuk yang mengalami kesulitan import database yang berukuran besar karena ukuran file di PHPMyadmin nya dibatasi di angka tertentu, salah satu solusinya bisa  dengan menggunakan Script PHP BigDump SQL.
Untuk script nya bisa di  download disini
1. Jika sudah selesai didownload, buka file bigdump.php menggunakan notepad lalu pada settingan dibawah ini diisi dengan informasi databasenya.
---------------------------------------------------------------------
// Database configuration
$db_server   = 'nama host db server,biasanya localhost';$db_name     = 'nama database ';$db_username = 'username database';$db_password = 'passwordnya';
--------------------------------------------------------------------
2. Jika sudah selesai settingnya lalu save file tersebut. Masuk ke control panel hosting anda lalu buat folder baru di file manager anda (contoh : dump)
3. Upload file bigdump.php dan file database anda ke folder dump. File database bisa file nya langsung .sql atau dalam bentuk .  zip yang nantinya di extract.
4. Jalankan file bigdump.php menggunakan browser dengan alamat namadomainanda.com/dump/bigdump.php
5. Klik start import dan tunggu sampai prosesnya selesai. Jangan tutup browser jika prosesnya belum selesai.
6. PENTING !! Jika proses sudah selesai hapus file bigdump.php dan file database anda di file manager anda.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls