16 Jun 2014

Mengenal area Blok M Jakarta Selatan


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online


Teringat waktu pertama kali dating ke Jakarta tahun 2008 lalu, saat ingin jalan-jalan di Mall Blok M. Katanya disana banyak yang murah. Maka berangkatlah kami kesana, berdua saja sebelum kedua anak kami hadir menyemarakan kehidupan kami.

Saat itu, kami "tersesat" masuk ke Pasaraya Grande, masih di BLok M juga. Kami pikir saat itu, Mall Blok M adalah Pasaraya itu. Keliling punya keliling, melihat-lihat barang-barang disana, membuat kami menahan napas juga. Harganya bukan hanya sekedar puluhan ribu. Saat melihat sepatu saja, pas dibalik dan dilihat harganya, wow ... Rp. 600.000. Padahal model-nya tidak begitu bagus, menurut kami :D

Berkeliling dari satu tempat ke tempat lain di dalam Pasaraya ini membuat kami enggan melihat lebih jauh. Maklum, jauh di kantong :P
Paling banter, kami menyempatkan makan di Pizza Hut saja. Selesai itu pulang.

Semakin lama di Jakarta, semakin mengenal area Blok M. Ternyata disini banyak macamnya. Ada Blok M Mall, Blok M Square, Blok M Plaza. Dan tentu saja masih ada Pasaraya. Ternyata ... Blok m bukan hanya Pasaraya saja. Maklum lah ... orang udik pergi ke kota :D

Nah, buat yang baru ke Jakarta, apalagi di daerah Blok M, ini sekedar gambaran Mall-mall di blok M.

Di sebelah Utara, yaitu dekat dengan lapangan Bayangkara mabes, itu ada Blok M Mall. Tempatnya sudah lama berdiri. Disini banyak dagangan baju-baju, termasuk di dalamnya ada Robinson juga. Sayang di tempat ini banyak kios yang tutup. Secara interior, tempat ini selalu mendapat perawatan. Cat juga sering dirawat, jadi tidak kusam ataupun berjamur. Tapi mungkin karena pengunjungnya sedikit, jadi kurang ramai. 

Nah, untuk yang mau menggunakan Busway alias Transjakarta dari halte Blok M, Anda harus masuk ke Blok M ini lalu ke lantai bawah. Petunjuknya sudah ada, tapi jika masih bingung, tanyakan saja sama orang-orang disana. 

Dulu, sebelum tiba di Jakarta, banyak omongan kalau orang Jakarta sulit untuk ditanyai alamat. Itu juga yang menyebabkan aku jarang bertanya. Padahal sebenarnya tidak begitu juga. Abang-abang disini pasti menjawab dan menunjukkan arah dengan benar. Asal caranya saja yang tidak berlebihan.

Di sebelah Selatan, dengan hanya berjalan beberapa langkah saja, atau melalui jalan tembus dari Blok M Mall, kita bisa menuju yang namanya Blok M Square. Disini beraneka ragam pedagang barang dan jasa ada dengan harga yang cenderung "masuk akal". Tempat ini yang sekarang paling sering dikunjungi, karena variasi dagangannya, dari mulai bumbu dapur, warung makan, busana hingga elektronik termasuk di dalam ada Carrefour 2 lantai.

Di samping Blok M Square, di sebelah Barat, ada Pasaraya. Nah, buat yang mencari barang-barang hi class, bisa berkunjung kesini.

Di sebelah Timur, ada yang namanya Blok M Plasa. Tempatnya harus menyeberangi jalan dulu. Sudah disediakan jembatan penyeberangan orang yang menghubungkan Blok m Mall dengan Blok M Plasa. Di Blok M Plasa ini, terdapat tempat-tempat makan seperti Gokkana, Solaria dan banyak lagi dari Brand yang sudah banyak dikenal. Disini juga ada Matahari Dept Store, arena bermain dan Cinema. 

Kalau misalkan di Grade berdasarkan tingkat ekonomi pengunjung, bisa dibilang urutan bawah hingga ke tinggi yaitu Blok M Mall - Blok M Square - Blok M Plaza - Pasaraya. Nah, itu sedikit gambaran kemana kita akan pergi, disesuaikan dengan apa yang ada di dompet saat itu :D

Selain mall-mall di area ini, terdapat juga Taman untuk sekedar beristirahat dan berteduh dari pepohonan. Terminal Blok M sebagai penghubung ke tempat-tempat lain di Jakarta, dan juga tempat-tempat hiburan ada disini.

Tinggal dipilih saja mana yang bisa dikunjungi :)

Wisata Edukatif di Jakarta


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online

Untuk menempuh tempat ini, gampang saja. Letaknya bersebelahan dengan Monas. Tepatnya ada di jalan Medan Merdeka Barat, disamping Kementrian Pertahanan RI. Kita bisa menggunakan Busway dan turun di halte Monas. 
Buat yang dari luar Jakarta, pengunjung tinggal berpatokan pada Tugu Monas, ataupun Stasiun Kereta Gambir. Jaraknya tidak sebegitu jauh dari kedua tempat ini. 
Jika menggunakan mobil pribadi ataupun motor, Anda tinggal parkir kea rah bawah. Dari gerbang masuk, mengitari pintu masuk museum lalu masuk ke basemen. Disini tempat parkir lumayan luas. Jangan khawatir kesulitan parkir mobil, namanya juga museum … jadi jarang yang mau berkunjung, tidak seperti mall yang sulit untuk mendapatkan tempat parkir.

Sayangnya, dari tempat parkir mobil, tidak ada jalan khusus untuk langsung menuju museum. Kita harus jalan kaki ke arah darimana kita masuk tadi. Dan sekali lagi sangat disayangkan, tidak ada jalan khusus untuk pejalan kaki. Kita harus melewati jalan yang sama dengan jalan yang dilalui mobil. Untuk parkir mobil, kita tidak dipungut biaya sepeser pun.

Sebelum masuk ke dalam museum, kita diharuskan membeli tiket terlebih dahulu. Untuk dewasa harga tiketnya Rp. 5.000 sedangkan untuk anak harga tiketnya Rp. 2.000.
Memasuki area museum, sebenarnya museum ini terbagi 2. Jika kita berjalan lurus dari gerbang masuk, kita akan memasuki area arca-arca dan kebudayaan Indonesia lainnya. Jika kita mengambil kea rah kanan dari loket masuk, kita akan memasuki gedung yang berisikan mulai dari jaman prasejarah di lantai 1 hingga ke lantai paling atas mengenai koleksi emas.

Memasuki gedung lama, kita bisa melihat arca-arca peninggalan jaman kerajaan dulu. Patung Ganesha dengan posisi duduk seperti biasanya Ganesha “berfose”, menyambut kedatangan kita. Lalu di samping kiri dan kanan terdapat pula banyak arca-arca lainnya dengan ukuran yang beraneka ragam. Diakhiri dengan Patung Bhairawa Budha yang tingginya mungkin sekitar 3 meter lebih. Setelah dari ruangan ini, kita memasuki taman dengan banyak arca di kanan dan kiri. Ada pula beberapa arca di atas halaman rumput. 
Saat itu kami datang sekitar pukul setengah 4 sore. Walau begitu, jumlah pengunjung tidak sepi sekali. Hari minggu, museum tutup jam 17.00. Jadi masih ada waktu lumayan untuk berkeliling museum. Dan entah karena sudah sore atau memang sedang tutup, beberapa ruangan tidak bisa kami kunjungi, yang salah satunya ruangan terakota yang ingin kami lihat, ternyata tidak ada. Lihat di peta di samping loket, ada satu ruangan terakota, agak ke ujung bangunan di sebelah kiri. 

Sebagaimana kebanyakan museum, Museum Nasional ini juga berhawa sejuk dari pendingin ruangan. Jadi membuat pengunjung bisa betah di dalam ruangan sambil menikmati koleksi museum dan menambah pengetahuan kita. Di beberapa ruang pamer museum juga tersedia bangku-bangku panjang jika para pengunjung sedikit lelah berjalan-jalan. 
Menginjak gedung di sebelah kanan, di lantai 1 kita bisa melihat koleksi museum dengan tema pra sejarah. Mulai dari fosil gading gajah, tengkorak kepala manusia katai, rangka manusia di dalam kuburnya dan lain-lain. Untuk menuju lantai 2 dan seterusnya, tersedia escalator otomatis. 

Pada awalnya aku kira eskalatornya dalam keadaan mati. Tapi saat kita lewat di dekatnnya, escalator secara otomatis bergerak mengarahkan pengunjung untuk ke atas. 
Untuk lantai 2 dan seterusnya, tidak sempat kami kunjungi, karena waktu semakin mepet menuju jam tutup. Sampai akhirnya kami duduk-duduk di lantai di ruangan penghubung antara gedung kiri dan kanan. Ruang penghubung ini berdinding kaca jadi kita bisa melihat ke arah Monas, melihat lalu lalang Bus Transjakarta ataupun Bus Wisata 2 tingkat yang hilir mudik mengangkut warga yang ingin melihat Jakarta. Atau sekedar melihat pengunjung lain berfoto-foto di depan Gedung Museum Nasional.

Masalah kebersihan, Museum Nasional bisa dibilang sangat bersih. Tentu kita akan malu karena gedung ini kan termasuk aset Nasional yang juga patut kita banggakan. 

Tertarik mengunjungi Museum Nasional ini sebagai sarana wisata edukatif ?
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls