31 Mar 2014

Nama menu kuliner paduan western Indonesia


Minggu pagi itu, kami pergi ke Pizza Hut. Biasa aja. Tempatnya samping Cinere Mall. Tumben, walaupun masih terbilang pagi, tapi parkiran mobil hampir penuh.

Ya hampir penuh, toh parkiran mobil cuma untuk lima mobil, dan 3 sudah terisi, satu buat kami, dan satu lagi mobil di belakang kami yang ternyata ke tempat itu juga.
Suasana di dalam tidak terlalu ramai, dan kebanyakan pengunjung memilih meja di samping jendela ke arah Cinere Mall. Begitupun kami. Dan karena sorotan cahaya Matahari, pelayannya menurunkan tirai agar tidak terlalu panas. Tak lupa anakku meminta balon, yang balonnya harus menunggu dulu karena belum ditiup.

Walaupun makan di Pizza Hut, tapi hari itu tidak ada Pizza yang kami pesan, hanya sosis, cheese roll dan fusili. Nah, saat sedang membolak-balik menu, aku sedikit memperhatikan, ternyata selain makanan, ada juga "nama makanan" yang merupakan paduan western-Indonesia. Namanya Nasi Beef Bawang.

Awalnya aku mengernyit, lho kenapa Beef bawang, kenapa bawang, bukan union. Dibaca lebih lengkap, ko didepannya ditulis Nasi, Nasi + Beef + Bawang ? Aku jelas belum pernah merasakan jenis masakan seperti itu. Mungkin enak. Tapi ya yang menggelitik ya namanya itu. Bisa-bisa aku dimarahi Pa Karnita, guru bahasa Indonesiaku semasa SMA. Tidak konsisten, begitu beliau mengatakan. Dan setahuku, kalau bahasa asing, penulisannya cetak miring. Ya tapi itu kan untuk karya-karya ilmiah.

Masalah menu kan hak prerogatifnya yang punya masakan. Apa salah penamaan seperti itu ? Toh akhirnya konsumen seperti aku jadi mudah mengingatnya. Dan mungkin itulah tujuannya. Tujuan promosi yang gampang. Membuat orang cepat mengingat, dan membuat penasaran, hingga akhirnya ingin mencicipi, dan tercapailah sales yang diinginkan. Memang sulit untuk membuat kalimat yang EYD. Toh penggunaan kalimat dengan EYD juga harus sesuai lingkungannya. Apa iya kita mau menggunakan kata-kata dengan EYD di pergaulan kita sehari-hari ? Sepertinya sinetron banget ya ?

BTW, apa karena waktu kami datang itu  akhir bulan atau apa, saat kami pulang meninggalkan meja, pun para konsumen lainnya, tidak ada lagi sapaan hangat dari pelayannya. Jangankan bilang makasih, senyum pun tak ada (soalnya tidak ada yang menunggu di depan).

Butuh pompa angin sepeda


Gara-gara ban sepeda kempes, akhirnya sibuk mencari pompa sepeda angin.Ya walaupun sepeda itu jarang digunakan, tapi saat tertentu kan butuh juga. Dan harus siap setiap saat :P

Sambil jalan-jalan mengisi libur panjang di Jakarta saja, karena sudah pasti kalau keluar kota bakal macet, kami pergi ke Lotte Mart di Fatmawati. Mumpung masih pagi, dan jalanan pasti sedikit lengang, seperti biasanya kalau libur panjang. Dan memang seperti itu, mungkin warga Jakarta pada kabur keluar dari Jakarta, bosan setelah bermacet ria di hari kerja, dan akhirnya pergi ke luar kota seperti ke Bandung ... untuk kembali bermacet ria lagi :D

Tidak sulit untuk menemukan pompa angin untuk ban sepeda. Tinggal menuju area sepeda, disana sudah ada bermacam pompa. Dari yang praktis bisa dilipat, atau pompa kecil yang diinjak, ataupun pompa angin standar. Berhubung hanya untuk sepeda angin, saat itu kami beli yang ukuran praktis saja, kecil sekitar 20 - 30 cm. Harganya lumayan, Rp. 59.000. Mungkin di tempat lain bisa lebih murah, barangkali.




Pompa jenis lainnya bisa berharga Rp. 100 ribu sampai Rp. 200 ribu juga ada. Tinggal pilih mana yang sesuai untuk kebutuhan saja.

Haha...postingan ga penting ni kayanya ...

19 Mar 2014

Kunjungan kedua kalinya menikmati es duren raja


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online

Kembali lagi ke Gandul untuk menikmati es duren Raja. Lumayan lah, tempatnya gampang dicari, tidak terlalu jauh, dan sedikitnya bisa melegakan tenggorokan yang "haus" ingin rasa duren.

Ini adalah first return :P
Setelah sebelumnya ke tempat ini, akhirnya kembali lagi. Kali ini perjalanan dari Cianjur, istirahat dulu di sini. Dengan sisa-sisa kelelahan setelah beberapa jam menginjak pedal gas, rem dan kopling. Lumayan tempatnya masih ada buat parkir mobil. Saat kami datang, ada beberapa sepeda motor disana.  Kalau tidak salah, saat itu ada 2 meja tamu yang terisi. 

Kami memilih meja lesehan di arah dalam. Sembari selonjoran, dan lebih enak karena 2 bocah yang kami bawa biasanya tidak mau diam di kursi. Jadi lebih milih lesehan saja. 

Menu kami saat itu, 3 es duren polos (sebenarnya tidak polos, karena ada parutan keju di atasnya) dan 1 mangkuk es krim vanila-strawberry, kesukaan Nefertiti. Minum dengan air mineral saja. Selain itu pesan juga sosis bakar Bandung, 2 macam.

Ada yang beda dengan es durennya. Jika pada kunjungan pertama ke tempat Duren Raja ini, es durennya dihiasi buah cerry, namun saat itu diganti dengan (apa itu namanya, mungkin Twister). Anakku sih suka, akupun ga masalah, yang penting durennya tidak diganti :D

Es durennya masih enak, cuma sayangnya ... porsinya sedikit :P 
Makanya beli 3 mangkuk buat berdua. Es krimnya juga enak. 

Yang agak kurang sebenarnya bukan dari duren, tapi dari pesanan sosis bakar kami. Kelamaan !
Pesannya dari bulan kemarin, belon juga nyampe xixixi ...
Kita datang dari luar kota, dan sudah sangat lapar. Tapi sosis pesanan kami lama datangnya. Entah menunggu bakarnya panas dulu atau gimana. Yang jelas, es duren sudah habis dari entah kapan, baru deh sosisnya ... belon dateng juga #tepokjidat

Walaupun lama, akhirnya sosis dateng juga, panjang dan besar, lengkap dengan olesan sambal dan mayonaise. Enak sih. Satu sosis besar, ditusuk dengan bambu panjang juga. Entah sosis jenis apa, aku lupa, yang pesan istriku, aku tinggal makan doang :P
Harganya kalau tidak salah ada yang 12 ribu dan 20 ribu. Itu harga sosis sebijinya ya, tapi itu juga udah gede banget. Kenyang dah.

Ternyata tempat ini lumayan juga banyak pengunjungnya. Saat itu kita kesana sekitar pukul 2 siang, dan selalu saja ada yang datang dan pergi. Lumayan, sambil menunggu musim duren datang .....

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls