Apa Anda pernah mengalami atau menjadi salah seorang Orang Tua dimana saat akan pergi bekerja, anak menjadi rewel, tidak mau bapak atau ibunya pergi bekerja?
Awalnya seperti itu, sebelum aku punya kedua putri kecil seperti saat ini. Sering aku dengar, saat bapaknya akan bekerja, anaknya rewel, dan seperti ritual, anaknya harus diajak berkeliling motor dulu. Ada juga kisah dimana si bapak harus pergi sepagi mungkin sebelum anaknya bangun karena jika anaknya keburu bangun, dia akan meraung-raung saat melihat bapaknya akan pergi ngantor.
Intinya, pergi meninggalkan anak untuk ke kantor harus diawali dengan ritual. Bisa mengajak anak berkeliling komplek terlebih dahulu, menggendong anak dalam beberapa menit, mengajak dulu si anak jajan, meninggalkan saat dia masih tertidur, atau mengiming-imingi dengan jajanan kesukaan dia.
Mungkin karena sudah jadi kebiasaan, bisa jadi Anda menganggap tidak ada sesuatu yang salah. Tapi ada kalanya kita ingin cepat, sudah telat, dan harus menjalani ritual tersebut. Atau bisa jadi bosan dengan ritual tersebut dan ingin pergi bekerja dengan tenang seraya mendapat ucapan selamat jalan dari anak tercinta.
Menilik beberapa kejadian tersebut dan keluhan yang sering kudengar dari temen kantor, soal ribetnya menjalani ritual tersebut, maka akupun berniat tidak ingin seperti itu. Dan cara pandangku saat itu sederhana sekali. Anak, akan mengikuti apa yang telah kita biasakan untuknya. Apa yang kita berikan untuknya, dia akan jalani.
Nah maka dari itu, saat anakku Nefertiti lahir, aku tidak pernah membiasakan berlama-lama saat akan pergi bekerja. Kebiasaan 'buruk' seorang bapak baru, dia karena masih kangen anaknya, suka berlama-lama dulu, mengajaknya berkeliling kampung. PADAHAL, si anak tuh tidak tahu apa bedanya langsung ditinggal pergi bekerja atau diajak dulu berkeliling kampung sebelum bapaknya bekerja. Coba Anda perhatikan, si anak alias si bayi, cuma bisa bengong saat diajak jalan dulu. Dia ga ngerti kenapa bapaknya berkeliling dulu sebelum berangkat kerja.
Masalah timbul saat si anak sudah mengenal bapak dan sudah terbiasa dengan ritual keliling kampungnya. Jadi dia rewel ingin berkeliling kampung dulu. Atau bisa juga saat si bayi kecil ini sudah mengenal bapaknya, saat bapaknya mau pergi bekerja, si bayi kecil pasti menangis. Dan kesalahan bapaknya apa? Dia menyambut tangisan anaknya, dan kembali, menjalani atau mengawali ritual keliling kampung tadi.
Apa yang kulakukan saat Nefertiti kecil dan menangis melihat aku mau pergi bekerja, adalah terus saja pergi, tanpa memberi gendong dahulu atau keliling dahulu. Nefertiti harus tahu, bapaknya harus pergi bekerja dan sore akan kembali lagi. Kejam? Tentu saja tidak, tapi mendidik Nefertiti menghadapi kebiasaan. Dan tentu kita perlu dukungan dari istri.
Ketegasan kita, terhadap kebiasaan kita yang harus dimengerti anak, harus selalu dijalankan dengan konsisten. Alhasil, Nefertiti tidak pernah rewel saat melihatku akan pergi bekerja. Saat Nefertiti meliatku siap dengan pakaian kerjaku, dia berkata, 'Papap mau kerja? Hati-hati ya'.
Bukankah itu lebih baik ketimbang setiap akan berangkat kerja, harus mendiamkan anak kita karena rewel tidak ingin ditinggal kerja ?
Hasil yang menakjubkan semakin terlihat kepada adiknya Nefertari. Dulu, Nefertiti tidak mempunyai "panutan". Sekarang, adiknya Nefertari, banyak mencontoh sikap kakaknya, Nefertiti. Jadi, Nefertari tidak perlu diajari lagi agar tidak rewel saat ditinggal pergi kerja. Dia sering melihat kakaknya, maka diapun mengikuti langkah kakaknya. Saat aku sudah siap berangkat kerja, dia hanya menatap dan mengatakan 'Daaah ...' sembari melambaikan tangannya.
Tidak ada yang sulit, kecuali keinginan kita dan sikap tegas kita.
(tulisan ini diposting juga di nefertitistory.com)
0 comments:
Post a Comment