7 Jan 2016

Mencoba masakan Timur Tengah di Puncak


Oke, ini adalah kali pertama mencicipi masakan Timur Tengah di arah Puncak. Sebelumnya pernah juga mencicipi masakan Timur Tengah tapi di Bogor, Daerah jalan salak, yg berdekatan dengan banyak kuliner juga, ada makaroni panggang, lasagna gulung, cupcakes wah banyak sekali. Tinggal pilih sesuai selera. 

Nah kali ini giliran mencoba menu Timur Tengah di daerah Puncak. Setelah menimbang dan memutuskan, akhirnya mencoba satu tempat yang bernama KAMANANA. Sebagai orang Sunda, kayanya mending menyebut tempatnya sebagai Kamamana, asa karagok atuh da. Tempatnya persis di sebelah Resto Dulang. 

Memasuki area ini, kita disediakan lahan parkir yang lumayan, mungkin bisa muat 15 mobil. Sory ga ngitung, soalnya ga ada kepentingan dengan pendapatan pajak parkir kendaraan. Nah, saat itu kami datang pas hujan gede.  Mantep kan, Puncak yang udah dingin, ditambah hujan makin dingin, makan masakan Timur Tengah daging kambing... Sluuurrrfff... 

Untuk yang suka area terbuka, bisa langsung masuk di area depan, yang langsung pinggir jalan. Kebetulan kali kami kan sekeluarga, bawa anak kecil, lebih memilih jenis lesehan di ruang utama. 

Masuk ke tempat ini dari tempat parkir, kita naik tangga sebentar, lalu ketemu meja resepsionis. Nah di sekelilingnya ada ruangan lesehan khas, dilengkapi dengan tirai juga. Jadi bisa lebih private. Ada juga tersedia meja kursi. Tapi kita sih enaknya lesehan, jadi anak-anak bisa berkeliaran juga. 

Kita ambil ruangan yang dekat kasir, ruangannya sekitar ukuran 3x3 meter, dengan karpet merah, dan dinding dengan jendela kaca geser, dan kita bisa lihat restoran Dulang dari ruangan itu. Dengan tipe ruangan lesehan seperti itu,  anak-anak langsung berlari kesana kemari, duduk dan naik melihat keluar. 

Akhirnya pilih menu juga, yang ga ngerti menu apa aja yang mau di pesan. Pilihan akhirnya jatuh ke menu 
1. Nasi mandi kambing 85.000
2. Ausol (irisan daging kambing bakar lengkap dengan roti) 80.000
3. Sop kambing 
4. Teh susu teko 50.000
5. Air mineral 

Karena baru nyoba menu kaya ginian, pas nyoba nasi mandi kambing, rada aneh juga.  Ini nasi atau mie bihun yang dipotong2 jadi kaya nasi?  Warnanya juga aneh, agak kuning, ada warna merah dikit, ijo dikit. Rasanya juga anak unik, ga berasa gitu. Tekstur nya ga kaya nasi, nasi goreng juga ngga. Mungkin butuh gugling nih cara bikin nasi mandi biar tau macam apa nih nasi. 

Nah, yang keren nih daging kambing pelengkap nasi mandi ini. Super empuk dan enak. Gede juga. Pokona mantap lah. Itu porsi gede juga, ga tau emang buat kita mah kegedean, ga tau emang porsi buat orang sana mah segitu.  Akhirnya aku bantuin istri buat ngabisin. 

Giliran yang menu aku pesan, ada irisan besar kambing bakar.  Dan lagi2 daging kambing nya memang empuk. Dibarengi irisan timun dan roti 2 lembar. Ini roti apa tortila ya? Ah pokonya makan saja.  Ga ada nasi, pake roti aja yang memang udah sepaket. Nah untuk bumbung ini yang bikin bingung. Disana dikasih sambel sachet, terus ada mangkok kecil isi saus warna merah muda dan ijo muda.  Satu persatu aku coba. Yang merah muda, ternyata itu tomat. Yang ijo, ternyata itu cabe. Tapi ga tau jenis cabe apa.  Baunya sih bau cabe, tapi ga pedes, ga kaya wasabi buat sushi. Trus cara makan sama tuh daging gimana? Perasaan pas dicoba daging kambing cocok saus tomat di mangkok, ga klop juga. 

Setelah membereskan menu makanan, akhirnya tersisa hanya minuman teh susu teko.  Dicoba, anget, wangi rempah cinamon, dan rempah kaya kapulaga. Satu teko dengan 4 gelas kecil. Beberapa kali minum, belum habis juga. Yang minum hanya aku dan istri, anak2 minumnya air mineral. Lama sering dituang, ternyata isi teh susu lumayan banyak juga.  Sampai kenyang perut ini. 

Oya, untuk ke toilet, tersedia toilet tidak jauh, di depan kasir juga ada.  Selesai makan, tinggal rasa malas menghinggapi. Tinggal lesehan dan tiduran santai menikmati rasa kenyang menghinggapi. Hingga akhirnya waktu sudah semakin sore, kami harus melanjutkan perjalanan menuju rumah. 

Setelah urusan dengan petugas kasir selesai, kami pun meninggalkan tempat itu menuju kemacetan khas Puncak... Padahal hari itu bukan weekend, tapi tetap saja macet. 
Ya dinikmati saja kuliner Puncak dengan segala aksesoris pelengkapnya.

Trus foto-fotonya mana? 

Ini dia.... 






0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls