2 Dec 2014

Menikmati makan siang pinggir laut di Bandar Jakarta Ancol


November 2014
Sepulangnya kami dari Cianjur, karena sudah janji sama Nefertiti untuk mengajaknya main pasir di Ancol, maka kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Ancol. Untungnya hari itu adalah hari kerja, jadi perjalanan melewati Puncak menuju Jagorawi sedang lancar-lancarnya. 

Dari Jagorawi, kami belok menuju Tanjung Priok. Dan sempat macet di tol sekitar 1 jam, selebihnya lancar, masuk ke Ancol. Bayar dulu tiket di gerbang Ancol, Mobil plus kitanya sendiri, total Rp. 70.000. Selepas bayar tiket masuk, jangan lupa ambil tiket parkir yang ada di depannya. Tiket parkir ini sangat penting diambil, karena jika tidak, papan penghalang-nya tidak akan terbuka #ahpokonyaambilsajatiketnya

Dari gerbang Ancol, pas banget sesuai dengan rencana, Bandar Jakarta ada di depan kita. Langsung saja mobil bergerak lurus dari gerbang Ancol, parkir di depan Bandar Jakarta. 

Sebelum-sebelumnya, kami ga pede kalau mau makan di Bandar Jakarta. Melihat tempatnya saja sudah membuat kami mengelus-ngelus dompet. Tapi karena penasaran dan ada dana lebih :D maka kami mencoba juga Bandar Jakarta.

Walaupun bukan weekend, tapi  parkiran sudah penuh, mobil pun terpaksa parkir paralel-netral. 

Memasuki tempat ini, kita disuguhi aneka ikan laut baik yang sedang berenang-renang di akuarium, ataupun yang ada di peti es, untuk dipilih sebagai menu makan kita. Bermacam-macam ikan mulai dari ikan biasa hingga belum pernah aku temui ada disini. 

Yang masih berenang ada ikan Bawal, ikan Kerapu, Lobster, macam-macam udang, macam-macam kerang dari kerang dara, kerang bambu, kerang tahu. Yang di wadah es ada ikan Kakak tua, ikan sebelah (ini ikan memang sebelah, sebelah berwarna gelap, sebelahnya lagi berwarna putih). Macam-macam ikan yang belum pernah aku temui ada disini. Kita tinggal ambil keranjang-nya atau si mas-mas yang baik hati akan bantu kita bawain keranjang dan mengambilkan ikannya buat kita. 

Selepas memilih ikan-nya, kita ke bagian pemesanan buat ditanya-tanya sama si mba disana, ikannya mau diapain. Aku yang memilih ikan Kakak Tua minta dimasakin dengan Saus Thailand. Istriku memilih ikan sebelah yang minta digoreng saus asam manis. Sedang untuk Nefertiti dia minta kerang tahu saja. Nefertari ? Hanya icip-icip saja dari kami. 

Selepas pemesanan, kami memilih tempat duduk. Tempat duduk favorit biasanya deket pinggir lautnya, dan saat itu sudah hampir semuanya terisi penuh. Untunglah masih ada satu gazebo buat lesehan, di depan tulisan Putri Duyung di seberangnya.

Setelah duduk, baru deh si mas-nya menawari mau minum apa. Melihat orang lain di mejanya ada kelapa muda batok, hhhh... jadi ngiler juga, dengan suasana yang sedang panas-nya, aku pun pesan kelapa muda murni ga pake es ataupun gula. Teh botol 2 tidak lupa dipesan juga. 

Saat sedang menunggu menu makanan tiba, akupun mengajak Nefertari dan Nefertiti berkeliling melihat ikan-ikannya. Ada akuarium hias juga di depan lesehan kami. Termasuk di dalamnya ada ikan badut si Nemo. Anakku jelas antusias melihat si Nemo yang selama ini dilihatnya sebagai balon ataupun ikan mainan saja.

Tidak begitu lama, pesanan kami muncul. Ikan kakak tua pesananku tiba dengan selamat sentosa, digoreng di filet-filet dan diguyur saus Thailand yang asam dan segar.

Sebenarnya sayang juga, aku juga yang salah pesan, jadinya kurang bisa merasakan rasa asli ikan kakak tua karena sudah terbungkus rasa saus Thailand. Mungkin harusnya minta dibakar saja. Walaupun dengan saus Thailand tetep saja enak dan nikmat. Pun saat aku mencicipi ikan Sebelah milik istriku. Enak-enak.

Nasi-nya disajikan dalam satu wadah ... apa ya ... boboko  :D
Nasinya kayanya cukup untuk 4 orang, dan kata si mas karyawannya tuh nasi bisa di Refill. Tapi sampai kami kekenyangan pun, tuh nasi masih bersisa banyak. Ga jadi Refill hahaha

Kami sempat lempar-lemparan tebakan, berapa tagihan buat pesanan kami. Aku menebak antara 200 - 300 ribu. Istriku menebak antara 400 - 500 ribu. Let's see. Untuk menu berupa :
- 1 ikan Kakak Tua saus Thailand
- 1 ikan Sebelah saus asam manis
- 1 kerang tahu saus padang
- 1 kelapa muda batok
- 2 teh botol sosro
(lalap sambal gratis)

Ok, saatnya menyudahi waktu di Bandar Jakarta, kami pun bersiap meninggalkan tempat itu. Si mba karyawati menanyakan apa mau dibayar di kasir apa disana? Aku bilang langsung di kasir. Terus si mba-nya mengambil nomor antrian kami tadi dan menyerahkan pada temennya. Dan kita diminta mengikuti temannya tadi menuju kasir. Ooo... begitu toh caranya di Bandar jakarta ini.

Istriku yang membayar di kasir, sedangkan aku mengantar Nefertiti menuju toilet karena kakinya kena minyak dari lampu minyak di saung kami makan tadi :D

Selepas dari kasir, istriku dengan wajah cemberut, berkata "Tau gitu dari dulu mending makan disini saja, daripada ayam fried chicken mulu". "Emang berapa?" "157 ribu"
"Emang ga salah itung?"
"Engga, dia juga nyuruh cek lagi pesanan, udah semua"
Weh ... rupanya tebakan kami tidak ada yang benar. Total bill sebesar 157 ribu. Dan sudah sangat kenyang buat kami. Lumayan lah, daripada kalau kami cuma pesan ayam-nasi, belum minuman sodanya, sama mineralnya. Mendingan ke Bandar Jakarta kalau sudah tau begini. Harganya ga jauh beda. Tempatnya aja yang bikin kami keder :D

Tapi beda kalau kami pilih menunya Lobster atau Udang Ronggeng, yang harga satu ekornya tertera di akuarium sebesar 170 ribuan ... per ekornya ...

Tapi ya cukup lah buat ikan asing lainnya. Ukurannya lumayan, mau yang super lumayan juga ada. Ikan yang aku pesan cenderung kecil, jika dibandingkan teman-temannya di box es, tapi ternyata itu sebesar telapak tangan orang dewasa. Dan mengenyangkan.

Ga kecewa lah masuk ke Bandar Jakarta, yang bikin kecewa dari tempat ini yaitu ... kita baru tau harganya ga se-nightmare tempatnya :P

24 Aug 2014

Cimory Riverside, Lokasi Prewedding Nuansa Sungai Bebatuan


Minggu ketiga Agustus 2014, satu kesempatan kembali ke Cimory. Selain ingin ngemil, juga meluruskan kaki karena jalan yang tersendat sedari masjid at taawun menuju bawah ke arah Jakarta.

Cimory riverside jadi pilihan, selain karena Cimory mountain view sudah terlewati. Hari Sabtu siang memang tempat seperti Cimory ini banyak pengunjung. Walaupun sabtu kemarin tidak seperti weekend biasa nya. Jika weekend yang rame, deretan bus juga akan banyak parkir di depan tempat ini.

Memasuki tempat ini, ada hal yang berubah. Si sapi yang menyambut tamu, sekarang ada di tengah kolam. Tadinya anakku mau disuruh foto bersama si sapi, foto yang sama tapi beda tahun. Ternyata sapinya lebih suka berada di kolam. Mungkin biar lebih adem.

Ke arah kanan dari pintu masuk, kami ke area coklat, chocomory. Aneka cemilan berbahan dasar coklat ada disini. Di sampingnya ada area snack dll. Beli susu aneka rasa di dalam botol di lemari pendingin, yoghurt aneka rasa, aneka keripik, kue kering dll ada disini. Termasuk sosis yang dijual/masak di area resto, dijual disini juga.

Keluar dari beli cemilan, ada tangga ke bawah menuju toilet, musholla, play ground dan ke arah lebih bawah ke pinggir sungai untuk foto-foto selfie :P

Saat mengawasi kedua anakku yang dengan lincahnya menyentuh area mainan di playground, aku coba icip-icip susu yang baru dibeli. Disaat suasana saat itu panas menyengat, kebayang dong nikmatnya susu coklat dingin. Dan dengan santai, dicicipi lah susu langsung dari botolnya. Uppsss... ko rasanya berasa aneh ya?

Alih-alih rasa coklat, ini ada rasa baru, yang membuat sejenak berpikir, ini rasa yang familiar tapi apa? Karena yang terbayang masih rasa coklat tapi ini bukan.

Dilihat lagi di botol, yah.... ternyata rasa kopi!

warna yang hampir sama, sama-sama coklat, ternyata salah ambil. Coba kalau tutupnya ada tulisan KOPI, mungkin pas ngambil ga salah. Ini warnanya hampir sama, cuma ada tulisan kopi yang kecil di label botol. Ya emang salahku ga teliti. Kalo dah lapar atau haus, ketelitian kan bakal berkurang (cari pembenaran hihi).

Sudah selesai mainnya, kami ke arah bawah buat ikutan foto-foto selfie pinggir sungai. Di samping ada juga taman dan rumput, lengkap dengan aksesori rambu dilarang menginjak rumput. Dan ada satu lagi, buat yang ingin foto prewed, harap hubungi manajemen. Begitu katanya. Kalau buat selfie, silakan aja, asal jangan turun ke sungai :P

16 Jun 2014

Mengenal area Blok M Jakarta Selatan


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online


Teringat waktu pertama kali dating ke Jakarta tahun 2008 lalu, saat ingin jalan-jalan di Mall Blok M. Katanya disana banyak yang murah. Maka berangkatlah kami kesana, berdua saja sebelum kedua anak kami hadir menyemarakan kehidupan kami.

Saat itu, kami "tersesat" masuk ke Pasaraya Grande, masih di BLok M juga. Kami pikir saat itu, Mall Blok M adalah Pasaraya itu. Keliling punya keliling, melihat-lihat barang-barang disana, membuat kami menahan napas juga. Harganya bukan hanya sekedar puluhan ribu. Saat melihat sepatu saja, pas dibalik dan dilihat harganya, wow ... Rp. 600.000. Padahal model-nya tidak begitu bagus, menurut kami :D

Berkeliling dari satu tempat ke tempat lain di dalam Pasaraya ini membuat kami enggan melihat lebih jauh. Maklum, jauh di kantong :P
Paling banter, kami menyempatkan makan di Pizza Hut saja. Selesai itu pulang.

Semakin lama di Jakarta, semakin mengenal area Blok M. Ternyata disini banyak macamnya. Ada Blok M Mall, Blok M Square, Blok M Plaza. Dan tentu saja masih ada Pasaraya. Ternyata ... Blok m bukan hanya Pasaraya saja. Maklum lah ... orang udik pergi ke kota :D

Nah, buat yang baru ke Jakarta, apalagi di daerah Blok M, ini sekedar gambaran Mall-mall di blok M.

Di sebelah Utara, yaitu dekat dengan lapangan Bayangkara mabes, itu ada Blok M Mall. Tempatnya sudah lama berdiri. Disini banyak dagangan baju-baju, termasuk di dalamnya ada Robinson juga. Sayang di tempat ini banyak kios yang tutup. Secara interior, tempat ini selalu mendapat perawatan. Cat juga sering dirawat, jadi tidak kusam ataupun berjamur. Tapi mungkin karena pengunjungnya sedikit, jadi kurang ramai. 

Nah, untuk yang mau menggunakan Busway alias Transjakarta dari halte Blok M, Anda harus masuk ke Blok M ini lalu ke lantai bawah. Petunjuknya sudah ada, tapi jika masih bingung, tanyakan saja sama orang-orang disana. 

Dulu, sebelum tiba di Jakarta, banyak omongan kalau orang Jakarta sulit untuk ditanyai alamat. Itu juga yang menyebabkan aku jarang bertanya. Padahal sebenarnya tidak begitu juga. Abang-abang disini pasti menjawab dan menunjukkan arah dengan benar. Asal caranya saja yang tidak berlebihan.

Di sebelah Selatan, dengan hanya berjalan beberapa langkah saja, atau melalui jalan tembus dari Blok M Mall, kita bisa menuju yang namanya Blok M Square. Disini beraneka ragam pedagang barang dan jasa ada dengan harga yang cenderung "masuk akal". Tempat ini yang sekarang paling sering dikunjungi, karena variasi dagangannya, dari mulai bumbu dapur, warung makan, busana hingga elektronik termasuk di dalam ada Carrefour 2 lantai.

Di samping Blok M Square, di sebelah Barat, ada Pasaraya. Nah, buat yang mencari barang-barang hi class, bisa berkunjung kesini.

Di sebelah Timur, ada yang namanya Blok M Plasa. Tempatnya harus menyeberangi jalan dulu. Sudah disediakan jembatan penyeberangan orang yang menghubungkan Blok m Mall dengan Blok M Plasa. Di Blok M Plasa ini, terdapat tempat-tempat makan seperti Gokkana, Solaria dan banyak lagi dari Brand yang sudah banyak dikenal. Disini juga ada Matahari Dept Store, arena bermain dan Cinema. 

Kalau misalkan di Grade berdasarkan tingkat ekonomi pengunjung, bisa dibilang urutan bawah hingga ke tinggi yaitu Blok M Mall - Blok M Square - Blok M Plaza - Pasaraya. Nah, itu sedikit gambaran kemana kita akan pergi, disesuaikan dengan apa yang ada di dompet saat itu :D

Selain mall-mall di area ini, terdapat juga Taman untuk sekedar beristirahat dan berteduh dari pepohonan. Terminal Blok M sebagai penghubung ke tempat-tempat lain di Jakarta, dan juga tempat-tempat hiburan ada disini.

Tinggal dipilih saja mana yang bisa dikunjungi :)

Wisata Edukatif di Jakarta


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online

Untuk menempuh tempat ini, gampang saja. Letaknya bersebelahan dengan Monas. Tepatnya ada di jalan Medan Merdeka Barat, disamping Kementrian Pertahanan RI. Kita bisa menggunakan Busway dan turun di halte Monas. 
Buat yang dari luar Jakarta, pengunjung tinggal berpatokan pada Tugu Monas, ataupun Stasiun Kereta Gambir. Jaraknya tidak sebegitu jauh dari kedua tempat ini. 
Jika menggunakan mobil pribadi ataupun motor, Anda tinggal parkir kea rah bawah. Dari gerbang masuk, mengitari pintu masuk museum lalu masuk ke basemen. Disini tempat parkir lumayan luas. Jangan khawatir kesulitan parkir mobil, namanya juga museum … jadi jarang yang mau berkunjung, tidak seperti mall yang sulit untuk mendapatkan tempat parkir.

Sayangnya, dari tempat parkir mobil, tidak ada jalan khusus untuk langsung menuju museum. Kita harus jalan kaki ke arah darimana kita masuk tadi. Dan sekali lagi sangat disayangkan, tidak ada jalan khusus untuk pejalan kaki. Kita harus melewati jalan yang sama dengan jalan yang dilalui mobil. Untuk parkir mobil, kita tidak dipungut biaya sepeser pun.

Sebelum masuk ke dalam museum, kita diharuskan membeli tiket terlebih dahulu. Untuk dewasa harga tiketnya Rp. 5.000 sedangkan untuk anak harga tiketnya Rp. 2.000.
Memasuki area museum, sebenarnya museum ini terbagi 2. Jika kita berjalan lurus dari gerbang masuk, kita akan memasuki area arca-arca dan kebudayaan Indonesia lainnya. Jika kita mengambil kea rah kanan dari loket masuk, kita akan memasuki gedung yang berisikan mulai dari jaman prasejarah di lantai 1 hingga ke lantai paling atas mengenai koleksi emas.

Memasuki gedung lama, kita bisa melihat arca-arca peninggalan jaman kerajaan dulu. Patung Ganesha dengan posisi duduk seperti biasanya Ganesha “berfose”, menyambut kedatangan kita. Lalu di samping kiri dan kanan terdapat pula banyak arca-arca lainnya dengan ukuran yang beraneka ragam. Diakhiri dengan Patung Bhairawa Budha yang tingginya mungkin sekitar 3 meter lebih. Setelah dari ruangan ini, kita memasuki taman dengan banyak arca di kanan dan kiri. Ada pula beberapa arca di atas halaman rumput. 
Saat itu kami datang sekitar pukul setengah 4 sore. Walau begitu, jumlah pengunjung tidak sepi sekali. Hari minggu, museum tutup jam 17.00. Jadi masih ada waktu lumayan untuk berkeliling museum. Dan entah karena sudah sore atau memang sedang tutup, beberapa ruangan tidak bisa kami kunjungi, yang salah satunya ruangan terakota yang ingin kami lihat, ternyata tidak ada. Lihat di peta di samping loket, ada satu ruangan terakota, agak ke ujung bangunan di sebelah kiri. 

Sebagaimana kebanyakan museum, Museum Nasional ini juga berhawa sejuk dari pendingin ruangan. Jadi membuat pengunjung bisa betah di dalam ruangan sambil menikmati koleksi museum dan menambah pengetahuan kita. Di beberapa ruang pamer museum juga tersedia bangku-bangku panjang jika para pengunjung sedikit lelah berjalan-jalan. 
Menginjak gedung di sebelah kanan, di lantai 1 kita bisa melihat koleksi museum dengan tema pra sejarah. Mulai dari fosil gading gajah, tengkorak kepala manusia katai, rangka manusia di dalam kuburnya dan lain-lain. Untuk menuju lantai 2 dan seterusnya, tersedia escalator otomatis. 

Pada awalnya aku kira eskalatornya dalam keadaan mati. Tapi saat kita lewat di dekatnnya, escalator secara otomatis bergerak mengarahkan pengunjung untuk ke atas. 
Untuk lantai 2 dan seterusnya, tidak sempat kami kunjungi, karena waktu semakin mepet menuju jam tutup. Sampai akhirnya kami duduk-duduk di lantai di ruangan penghubung antara gedung kiri dan kanan. Ruang penghubung ini berdinding kaca jadi kita bisa melihat ke arah Monas, melihat lalu lalang Bus Transjakarta ataupun Bus Wisata 2 tingkat yang hilir mudik mengangkut warga yang ingin melihat Jakarta. Atau sekedar melihat pengunjung lain berfoto-foto di depan Gedung Museum Nasional.

Masalah kebersihan, Museum Nasional bisa dibilang sangat bersih. Tentu kita akan malu karena gedung ini kan termasuk aset Nasional yang juga patut kita banggakan. 

Tertarik mengunjungi Museum Nasional ini sebagai sarana wisata edukatif ?

12 May 2014

Resto Pesona Ilalang, makan santai menuju Puncak Cianjur


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online

Perjalanan menuju Cianjur kali ini, kami sempatkan untuk mencoba tempat bernama Pesona Ilalang. Tadinya akan kembali ke Cimory Mountain View sambil membiarkan kedua bocah bermain-main. Tapi akhirnya batal karena ingin mencoba tempat yang lain. 

Lokasi tempat ini tidak jauh  dari KFC ataupun Resto Dulang. Ada di sekitaran Kampung Arab. Beralamat di jalan Raya Puncak KM 83,5.

Lihat Peta Lebih Besar
Posisi GPS: ( -6,68578º, 106.95571º )
S 6,68578º
T 106,95571º

Yang membuat kami ingin mencoba ke tempat ini adalah karena setiap pulang dari Cianjur menuju Jakarta, kami melihat spanduk besar terpajang di depan resto ini dan ada petunjuk Playground tersedia di dalam. Ya, apalagi kalau salah satu fasilitas yang harus ada, Playground. Jadinya, perjalanan menuju Cianjur, mobil kami belokkan terlebih dahulu ke seberang menuju resto Pesona Ilalang. 

Kondisi saat itu, bukan hari libur ataupun weekend. Jam menunjukkan sekitar pukul 11 pagi. Hanya ada satu mobil yang sudah parkir. Beberapa "slot" parkir masih tersedia, cukup untuk sekitar 5 atau 6 mobil dalam satu baris. Mungkin 10 - 12 mobil bisa masuk ke area parkir, dengan menutupi mobil baris depannya :P

Memasuki area ini, kami memilih lebih masuk ke dalam. Menuruni tangga dan tiba di beberapa area makan bertipe saung bersekat. Ada pula saung lesehan dengan sekitarnya kolam ikan, tapi tentu saja kami hindari daripada si kecil ribut ingin bermain air dan melihat ikannya. Kami lebih memilih saung (gazebo ?) di depan area bermain.

Arena bermain untuk anak kecil, sayang perosotannya kotor dari pasir

Nampang dulu .....
Di area bermain ini tersedia perosotan dan jembatan, dengan di sekitarnya berupa tebaran pasir halus. Walau sepelan apa kita melangkah, pasirnya bisa masuk ke dalam sandal kita. Tapi disana sudah disediakan pula keran-keran untuk mencuci kaki kita yang berpasir.

Selain area bermain, ada pula kolam ikan dengan taman dan pijakan-pijakan batu bulat yang tentu saja membuat Nefertiti senang bermain di atasnya. Ikan-ikan di kolam yang kelaparan seperti tahu akan kedatangan kami dan berkumpul untuk meminta makan. Sayangnya kami tidak punya makanan mereka. 

Tempat ini lumayan asri, dengan konsep taman dan lesehan ditambah suasana sejuk mendekati Puncak. Makanan yang ditawarkan pun cukup variatif, dengan menu utama yang tak jauh dari Gurame dan ikan mas. 
Tempat makan


Kolam dan taman

Ikan-ikan yang jumlahnya banyak dan "kelaparan"

Taman dan kolam dari sudut yang lain

Saat itu aku lebih memilih Ikan Mas Cobek dan Jeruk Hangat, sedangkan istriku memilih Bakmi Kuah dan Teh Botol. Teh Tawar gratis dan sudah disediakan tanpa perlu diminta lagi. Sambil menunggu pesanan kami tiba, anak-anak bermain di area permainan serta berkeliling melihat ikan-ikan. 

Menu yang kami pesan akhirnya tiba. Tidak terlalu cepat walaupun tidak sangat lama juga karena peyek yang kami makan belum habis sebungkus :D

Ikan mas cobek datang di hadapan. Ikan Mas yang lumayan besar, dimasak dengan cara dipanggang setelah sebelumnya dibelah dua memanjang dari kepala ke badan. Lalu diberi kuah kuning dan taburan bawang goreng serta irisan tomat.

Menu


Ikan Mas Cobek

Bakmi kuah tampil "sederhana" dengan rasa yang cukup unik. Kuahnya cenderung bening dengan pelengkap sayur, udang, bakso dan lain-lain. Karena hanya disediakan saus sambal saja, maka istriku meminta sambal cabe lain dan akhirnya dibawakan sambal rawit dadakan. Istriku cukup puas dengan rasa dari bakmi kuahnya. Bagaimana dengan ikan mas cobek yang aku pesan ?

Pertama yang aku coba adalah kuahnya. Hmmm yummy. Enak gurih kental. Ada rasa manis dan segar. Seperti kuah gulai kambing milik Bumi Aki, namun lebih kental, dan sedikit :(
Kemudian kucoba ikannya. Ikan mas nya masih segar, tidak bau tanah. Lalu panggangannya cukup, tidak memberi kesan gosong sehingga walaupun termakan, tidak memberikan rasa pahit. Cukup pas cara memanggangnya. Daging ikannya cenderung tawar karena kuah memang disiramkan begitu saja. Tapi dengan tawarnya rasa daging ikan mas, lebih membuat Ikan Mas Cobek lebih terasa enaknya.

Jeruk hangatnya pun datang sesuai dengan pesanan. Tidak terlalu banyak gula. Jadi lebih segar dan benar-benar hangat.

Nomor cantik 100.100

Mengenai Resto Pesona Ilalang :
- Tempat lesehan bersih
- Lingkungan hijau dan taman yang asri
- Menu cukup variatif
- Harga standar
- Ada Playground
- Parkir cukup luas

Kekurangan :
- Tidak ada Wifi
- Toilet kurang terawat dan kurang bersih

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls