7 May 2012

Menikmati bubur Cianjur di pagi hari


Mei 2012, 
Jalan-jalan di pagi hari di Kota Cianjur, aku bener-bener hunting bubur yang satu ini. Letaknya sebenernya agak jauh dari rumah. Namun sekalian jalan pagi, dan aku pengen banget bubur ini, maka ya dijalani juga. Letaknya di sebelah SD Negeri Ibu Jenab I, dekat hotel Aden, di sebelah Museum Budaya Cianjur. Ciri khasnya roda dagangan bubur ini "menyatu" dengan motornya. Seperti bisa dilihat di gambar. Sayang sekali, Mang Encep yang biasanya melayani bubur ini sembari terus mengeluarkan celotehannya, sudah almarhum sekitar 2010. Namun generasi penerusnya masih menyediakan bubur enak ini.
Waktu itu aku datang hari kamis, sekitar jam setengah sembilan. Suasana cukup ramai walau tidak penuh sesak. Lain hari, hari Sabtu aku kembali datang lagi, penuh. Untunglah masyarakat Cianjur masih sangat ramah. Beberapa pengunjung pribumi mempersilahkan untuk duduk. Bahkan si Bapak rela pindah tempat agar kami bertiga bisa duduk nyaman. Setelah pesan, tunggu bubur tersedia. Harus agak bersabar karena pesanan sedang banyak-banyaknya. Si Teteh sampai menjejerkan piring2nya penuh di atas rodanya untuk diisi bubur. Untung si Teteh sudah sangat cekatan, jadi tidak perlu waktu sangat lama untuk menunggu pesanan bubur.

si Teteh lagi nyiapin buburnya

Dan inilah tampilan bubur Bujensa (Bu Jenab I) ini. Lengkap dengan suwiran daging ayam, kacang, kerupuk, emping dan tak lupa yang sangat khas dari bubur Cianjur ini, Pais Bawang. Mantap. Langsung campur adukan buburnya. Berbeda dengan bubur Bandung, apalagi bubur Jakarta. Harganya 6000 tanpa ati ampela. Sudah termasuk air teh tawar hangat, segar di pagi hari.

Cuma mungkin karena sudah kebiasaan, si Teteh suka ngasih Vetsin agak banyak. Buat yang tidak suka (seperti aku) minta saja jangan pakai Vetsin (disini nyebutnya Pecin, kalau di Jakarta Mecin, atau Sasa).

Secara umum, bubur Cianjur yang aku rasakan cenderung ke arah asin. Walaupun disediakan juga kecap manis buat yang suka manis.

Di dekat rumah juga sebenarnya ada bubur. Mirip bubur ini dan harganya hanya 3000 saja. Tapi ya ada bedanya. Kalo deket rumah, jalannya kan sebentar, kalau bubur Bujensa kan jalannya jauuuuh.
Di lain hari nyoba makan bubur di jalan Juanda, pertigaan yang mau ke arah Polres. Di spanduknya ditulis Bubur Ayam Ceker. Tapi ga dikasih cekernya. Entah cuma namanya doang atau gimana. Harganya 8000 sudah termasuk ati ampela. Rasa bubur ini (walau tampilan seperti khas bubur Cianjur) tapi lebih berasa biasa. Tidak khas Cianjur walaupun pais Bawang juga ada.

Tetep lah milih bubur Bujensa sajah ... Mangga atuh bilih bade mah ...




0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls