27 Mar 2012

Makan malam di Bumbu Desa Carefour Lebak Bulus


Maret 2012, pada suatu kesempatan weekend, kami dan si kecil mengunjungi kembali Bumbu Desa
di Carefour Lebak Bulus. Saat itu sekitar jam 7 malam, suasana sepi di Bumbu Desa. Dengan greeting khas bumbu desa, kita akan disapa dengan sapaan khas Sunda, sebagaimana tempat ini memang menyajikan masakan khas Sunda.
"Wilujeng Sumping ..." kata mereka semua.

Setelah masuk, kita langsung memilih makanan dan memesan minum. Setelah itu baru menuju meja. Lalapan, sambal dan air teh tersedia di tengah ruangan, ambil sendiri. Walau begitu, air teh juga akan dihidangkan oleh pelayan saat kita menunggu makanan di meja kita. Tunggu punya tunggu, akhirnya pesanan kita datang. Saat itu kami pesan 2 nasi (dihidangkan dalam bakul kecil), Iga bakar, Sop buntut, Oseng pare, Pepes ikan,Es podeng dan es campur, total sekitar 175 ribu.

Iga bakarnya empuk. Enak juga sih, begitupun sop buntutnya (kata istriku). Seporsi sop buntut, cukup banyak malah. Kalau pepes ikannya sih dibungkus untuk dibawa pulang. Es podengnya, menurutku kurang begitu enak. Akhirnya ga dihabiskan tuh es nya. Nasinya, walaupun pesan untuk dua porsi, tapi akhirnya tidak habis juga dan masih tersisa di dalam bakul kecil.

Selesai makan, istirahat sejenak lalu meninggalkan meja setelah pembayaran diselesaikan. Saat meninggalkan Bumbu Desa, pelayannya meneriakkan "Semah Mulih" disusul teriakan para pelayan yang lainnya "Hatur Nuhun .....". Tapi malam itu, sepertinya para pegawai Bumbu Desa kurang bersemangat, sehingga teriakan Hatur nuhun hanya terdengar begitu saja, datar, dan sepertinya hanya 2 atau 3 orang saja yang mengucap seperti itu. Mungkin karena saat itu sepi pelanggan, sepertinya teriakan mereka juga agak sepi :(

20 Mar 2012

Operasi kecil, cabut gigi tidur


Bermula dari lepasnya tambalan gigi geraham sebelah kiri, akhirnya aku putuskan tidak menambalnya lagi. Dengan menguatkan hati, aku berniat untuk mencabutnya saja. Apalagi gigi paling ujung (dibelakang yang ditambal) posisi tumbuhnya tidak normal, giginya tidur. Bukannya tumbuh ke atas, tapi miring dan mendorong gigi geraham di depannya (gigi yang aku tambal).

Berangkatlah aku ke klinik spesialis tribrata di Melawai, Jaksel. Setelah cek, aku diminta balik lagi (janjian) dengan dokter spesialisnya. Setelah aku balik keesokan harinya, dicek oleh dokter spesialis (Sp. BM) dan minta di rontgen terlebih dahulu. Pindah ruangan, lalu dirontgen sebentar. Terlihat dengan jelas gigi paling belakang dalam posisi tidur dan gigi geraham di depannya, akarnya agak condong (karena dorongan dari gigi tidur itu).

Pada hari itu aku tidak jadi dicabut lagi. Dijadwal ulang seminggu lagi, dan akupun diberikan obat (antibiotik dan penahan sakit) dan gigi geraham yang sebelumnya ditambal, dibiarkan begitu saja.
Seminggu berlalu, deg-degan banget rasanya. Aku paling tidak suka aroma klinik, apalagi kursi dokter gigi. Dan suara bornya itu ... sereeeem

Mau tak mau, daripada terus menerus sakit, dengan segenap kekuatan, aku mantapkan kaki. Hari kamis, 15 maret 2012, sampai di klinik sekitar pukul 10 pagi. Nunggu hingga satu jam karena ternyata ada yang dioperasi juga (sepertinya) dan suara bor-nya membuat kakiku semakin gemetar ...

Pukul 11.15 aku duduk di kursi dokter gigi. Ditangani drg. Kadaryati, Sp.BM, suntik bius beberapa kali ditusukkan di gusi tempat gigiku akan dicabut. Entah berapa kali suntik, tapi aku tidak merasakan tusukan jarumnya dari pertama kali tusuk, aneh, padahal sekecil-kecilnya jarum suntik, biasanya kan terasa saat menusuk. Mungkin dokternya sudah super jago kali :)

Setelah menyuntikkan bius-nya, aku dibiarkan selama 5 menit (sambil aku lihat jam). 11.20 bu dokter mulai beraksi dengan dibantu asisten. Hhhh ... aku mendingan merem saja. Dan sebagian besar aku memang memejamkan mata saja, tidak berani melihat dan membayangkan. Suara bor menderu-deru ... ngiiiiiiiing ...... nguuuuuung .... wadau ... ngeri ...

Tapi beruntung, alhamdulillah dan terima kasih untuk para orang-orang pintar atas penemuan obat bius karena selama pengerjaan itu, aku tidak merasakan sakit. Yang bikin (kuping) ngilu adalah suara bor-nya yang terus mengebor. Dengan cekatan bu dokter mengerjakan. Aku sudah tak sempat melihat jam lagi (mendingan aku merem saja ... )
Waktu berjalan sepertinya sangat lambat. Sampai pada kesempatan bu dokter sepertinya sedang mencabut gigi tidur, terasa suara gemeretak (tapi tak terasa sakit). Sepertinya butuh 2 kali dicoba dicabut, dan akhirnya tercabut juga. Hilang sudah 2 gigiku, gigi tidur dan gigi geraham di depannya (yang sudah bolong).

Sesaat kemudian terasa ada benang menyentuh bibir kananku yang tidak dalam kondisi kena bius. Rupanya bu dokter sedang menjahit luka gusiku. Gila,  2 gigi cuy ...
Terasa beberapa kali tali ditarik-tarik, diikat. Aku ngintip sebentar, beuh... benangnya segede tali jahit nilon, sepertinya segede gitu. Segede benang knur buat main layangan kali ada. Abis selesai dijahit, disemprotkan obat (ga tau dah), trus suruh kumur agak lama.

Karena rahang kiri masih mati rasa, sulit sekali berkumur tanpa keluar airnya. Beberapa kali diingatkan "dikumur dulu, jangan langsung dibuang"
Gimana kumurnya, bagian kiriku mati rasa, jadi ga kerasa kumuranku langsung muncrat keluar. Brrr... merah darah ...
Selesai itu, duduk lagi. Entah berapa cairan disemprotkan oleh bu dokter hingga akhirnya si asisten memberi sejenis kasa untuk digigit di bagian yang baru saja dioperasi. Selesai.

Waktu menunjukkan pukul 12.10.
Lama juga. Bedah gigi tidur plus gigi geraham bolong. Karena banyak cairan dalam mulut (dan rasanya aneh, seperti betadin) rasanya ingin diludahkan, tapi dilarang. "Jangan sering meludah, nanti pendarahan"
Padahal rasanya aneh banget, dan bener saja pas diludahkan, rasanya tidak jauh lebih baik. Dan meludah menjadi hal yang sulit sekali karena sebagian mulut masih mati rasa. Alhasil, ludah hanya meleleh di bibir. Beberapa kali ingin meludah, dan saat diludahkan, rasanya semakin tidak enak. Beberapa kali menjadi berasa muntah.

Duduk sebentar, mengambil tisu sebanyak-banyaknya. Dan akhirnya, obat kumur yang masih ada di mulut, beberapa kali aku telan. Daripada aku ludahkan, rasanya tak jauh lebih baik.
Selesai dari ruang dokter, mengambil obat di bawah, lalu kembali ke kantor. Akhirnya ijin untuk pulang saja deh. Karena kata sebagian orang yang sudah dicabut (hampir mirip kasusnya), darah bakal keluar banyak, sakit super nyut-nyut.

Jauh sebelumnya, aku pernah di operasi (kecil) di bagian ibu jari gara-gara ada mata ikan. Dan sakitnya nyut-nyutan banget hingga beberapa hari. Saat itu aku bayangkan, ini bakalan sakit LUAR BIASA karena letaknya di dalam mulut, basah hingga luka sulit kering, dan karena gigi yang dicabut langsung 2 gigi.
Aku kembali melihat jam. Sekitar pukul 2 siang, sepertinya efek bius mulai hilang. Rasa sakit mulai tampak. Aku sudah ganti kasa yang aku gigit. Dan setelah mulai merasakan sakit, aku langsung tidur saja. Bangun tidur, sekitar pukul 4 sore, sempat meludah sekali. Masih bercampur darah. Lalu aku paksakan makan bubur buatan istriku (thanks dear, even you're pregnant, still have time to make it).

Setelah makan bubur, langsung minum obat, 2 kapsul antibiotik, 1 tablet novastan. Lumayan setelah itu, tidak sakit. Dan jika boleh jujur, setelah merasakan sakit di sekitar pukul 2 siang tadi, setelah bangun aku tidak merasakan sakit yang nyut-nyut. Ada sedikit sakit, tapi jauh dari nyut-nyut. Jauh dari yang pernah aku rasakan saat bedah ibu jari. Bisa dikatakan, tidak sakit. Aneh. Yang jelas, makasih bu dokter, sudah bekerja dengan sangat baik pada gigiku.

Keesokan harinya, pagi hari minum 2 kapsul antibiotik, 1 tablet penahan sakit (harga 1 tabletnya 15 ribu, dimakan sehari satu), trus 1 tablet novastan. Alhamdulillah, tidak ada rasa sakit. Sepertinya tidak ada pendarahan lagi. Walau begitu aku belum sanggup membuka mulut lebar-lebar. Makan bubur pun setengah disruput.

Hari berikutnya, juga tidak ada rasa sakit. Padahal bu dokter memberi obat yang 15 ribuan setabletnya, untuk menahan sakit, katanya karena yang dicabut langsung dua. Pokonya jempol buat bu dokter, karena segala mimpi buruk dari teman-teman yang pernah dicabut, ternyata tidak terwujud. Aku tidak merasakan sakit saat recovery. Satu-satunya saat sakit adalah sekitar pukul 2 siang itu, dan hilang setelah aku bangun dari tidur siang.

Hhhh... akhirnya terlewati juga deg-degan itu

7 Mar 2012


 Tiga, dari total lima urinoir yang rusak.
Saat memasuki toilet di Points Square sekitar bulan Januari, ada pemandangan menarik. Total urinoir ada 7, 5 dalam keadaan rusak (tiga terambil kamera) dan cuma 2 yang bisa digunakan. Padahal Cleaning Service di Square ini banyak, yang bersihin banyak. Gak ada yang aneh juga dengan keadaan ini. Urinoir rusak, wajar, namanya juga barang dipake. Kalau ga mau rusak, jangan dipake.

Tapi menurutku jadi pemandangan bukan hal biasa, saat ada 7 urinoir, cuma 2 yang bisa dipakai. kelima lainnya ada tulisan "out of order", "RUSAK". Masih untung di setiap lantai ada toilet. Tapi tidak tahu juga kalau di setiap lantai apa keadaannya seperti ini :)

Mungkin ini efek dari kebiasaan kita juga. Mentang-mentang fasilitas umum, kadang sembarangan saja menekan tombol airnya. Entah berapa kali ditekan, dengan kenceng. Atau, sudah buang air, langsung pergi saja, jadi petugasnya kerepotan harus bersihin banyak urinoir, barangkali.

Ya, kembali ke diri kita, sudah diberi toilet gratis, jagalah dengan baik. Daripada buang air kecil saja lebih mahal daripada minum air mineral gelas.
Kalau sudah rusak begini (ini juga gara-gara pengunjung banyak, jadi sering pakai urinoir, jadi cepet rusak, barangkali :) ) yang repot kan kita-kita juga. Daripada nantinya pengelola menerapkan tarif toilet untuk maintenance mereka (masa sih)

**lagi iseng aja**

3 Mar 2012

De Hamz, buat nongkrong ringan-ringan


Letaknya di Pangkalan Jati. Pas jalan-jalan, liat tempat ini. Lumayan untuk melepas lelah.
Sebenarnya tempatnya sederhana. Menu yang ditawarkan juga sederhana, seperti jajanan buat para tongkronger (istilah apaan sih ini?).

Jadi yang ditawarkan seperti bakmi, macem-macem kopi, roti bakar dan aneka minuman ringan. Cuma yang cukup asyik di tempat ini adalah fasilitas Hotspot (free) plus colokan listrik di setiap pinggir meja lesehan. Ada 4 meja lesehan kalau tidak salah, dan keempat mejanya, di deket tembok ada colokan, buat laptop biar seharian bisa ngenet gratis, dengan modal kopi doang juga bisa hehehe ...

Saat itu aku pesan kopi hitam dan roti bakar. Sepertinya waktu penyajian terbilang cukup lama untuk sebuah roti bakar. 3 slice roti tawar dijadikan satu. Untuk yang sekedar nongkrong, chit-chat bareng temen kuliahan, kayanya cocok. Diskusi, atau sekedar browsing-surfing, lumayan lah tempatnya.
Tapi kata istriku, bakmi-nya kurang enak. Jenis mie-nya tidak seperti bayangan Bakmi pada umumnya. Lebih putih dan lebih licin. Dia sampai mengajak ke Japos karena kecewa sama bakminya. Roti-nya, ga setebel roti edy, tapi enak lah kalo boleh dibilang. Plus kopi.

Masalah harga, murah. Cocok buat para bujang n mudi sepulang sekolah atau kuliah. Akses internetnya sewaktu dicoba di HP LG KM555 cukup kenceng. Download lagu lumayan cepet. Makanya, siapin Laptop dan jangan lupa charger. Duit minimal 3000 buat kopi, duduk santai deh online gratis.


Salah satu sudut De Hamz

Update : oktober 2012, sepertinya tempat ini sudah gulung tikar

Jalan-jalan kuliner Lasagna Gulung di Bogor


Akhir Februari 2012, ada kesempatan untuk mengunjungi Bogor mencari cita rasa yang berbeda dari jakarta. Siang sekitar pukul 11 berangkat dari Jakarta lewat tol Jagorawi, keluar Bogor Kota. Lepas dari tol, belok kanan melewati terminal Baranangsiang menyusuri jalan Pajajaran. Kota yang asing, maklum belum pernah berlama-lama di Bogor sampai saat ini. Menginjakkan kaki di Bogor (kota) hanya sekedar di Baranangsiang (dulu, sewaktu menuju ke Cianjur) dan waktu (dulu sekali) saat ke Kebun Raya. 


Mengitari kota Bogor tanpa tau tempat yang dituju, cukup membingungkan juga. Tanpa peta, tanpa tujuan yang pasti. Hanya membawa misi, jalan-jalan kuliner Bogor. Saat itu akhirnya diputuskan untuk menuju makanan SUmsum di jalan Lawang Gintung. Muter-muter mengikuti rambu (pffuhhh... rambu di kota Bogor menyesatkan, sedikit sekali rambu dan pada akhirnya hilang entah kemana). Akhirnya dari hasil muter-muter, kami tiba di jalan Salak. Masuk ke arah jalan Makaroni Panggang, tadinya mau ke Makaroni Panggang. Parkir mobil penuh ! Terus melaju, ada Cup Cakes, ah tapi sepertinya buat apa jajan gula-gulaan. Si kecil mungkin saja suka. Tapi dia pasti akan sangat suka tempat mainnya. Dan entahlah kalau Cup Cakes punya playground atau tidak, padahal saat itu cuma satu mobil yang parkir. Puter balik lagi, dan akhirnya masuk ke Lasagna Gulung. Ada satu mobil yang terparkir.


Adem ... suasananya terus terang asik. Teduh, rindang pepohonan, adem walau tanpa AC. Ada lesehan dan juga kursi duduk. Tempatnya tidak sebegitu besar. Buat si kecil tersedia ayunan (doang) 2 buah, dan aku sendiri takut untuk ikutan berayun-ayun. Ayunannya rantainya kecil, dan dudukannya juga cukup kecil untukku :P


Anakku sih dengan senang hati dan suka hati bermain di ayunan ini. Duduk sendiri, berayun sendiri, walau kadang minta diayun-ayunkan juga. Sayang juga memang, tempatnya udah teduh, adem, tapi buat mainan si kecil cuma tersedia ayunan. (Wew ... emangnya tempat mainan ?)
Paling-paling, selain ayunan, aku ajak aja jalan-jalan ke jembatan Dora di samping ayunan. Lihat ikan dan melewati jembatan Dora. Bolak-balik melewati jembatan ini seperti tokoh kesukaannya si Dora saat berpetualang dan melewati jembatan. 


Walah ... seperti halnya Cianjur, ternyata Bogor ada mati lampu segala. Pesanan Vanila Milkshake dibatalkan karena tidak bisa dibuat. Jus juga tidak bisa karena ketiadaan listrik :P


Tunggu punya tunggu, listrik akhirnya menyala kembali dan pelayan menawarkan Vanila Milkshake-nya lagi untuk jadi dibuat or cancel. Sembari menunggu pesananku yang belum tersaji, aku menemani si kecil bermain sedangkan istri menikmati Nasi Tutug Oncom-nya (gubrag ... nama tempatnya sih Lasagna Gulung, yang di pesen tetep makanan Sunda hehe ... ) plus Es Campur. 


Pesananku akhirnya datang, Cannelloni plus Vanila Milkshake. (Tadinya mau pesan teh tarik, tapi kurang begitu yakin, kalau gak salah teh tarik sekitar 9 ribuan). Sruput... Vanila Milkshake-nya ga seenak yang di Pizza Hut or Country Steak. Walaupun masih jauh lebih baik dari Steak Obonk :)
Pesanan, Cannelloni plus 4 sachet sambal telah datang. Siap dinikmati. Harganya 38 ribu, milkshake 12 ribu kalo ga salah (aku taunya makan, n temenin anak sih, soal bill biasanya istri yang atur :P )


Rasanya ... lumayan. Aku baru makan jenis begini, jadi belum bisa membandingkan super enak atau biasa. Isinya daging cincang plus brokoli hijau. Yang putih tengah itu keju. Lumayan lah. Tidak bisa dibilang ga enak juga. Katanya sih menu baru. 
Pada aneh juga, datang ke tempat Lasagna Gulung, tapi yang dipesan ga ada satupun yang pesan Lasagna. 


Total bill 90 ribuan sekian untuk Nasi Tutug Oncom, Es Buah, Milkshake dan cannelloni dan main ayunan plus ngadem sekitar 2 jam-an. O, ya, menurut istriku, Nasi Tutug Oncom-nya kurang begitu mengena. Cuma tahu-nya saja yang lumayan enak (maksudnya, ga seenak tahu biasa di Jakarta). Es Buahnya enak (katanya).


Selesai berteduh, jam 3 sore kami balik ke Jakarta. Ternyata, Lasagna Gulung, Makaroni Panggang, Cup Cakes bisa dikatakan satu komplek. Dari Lasagna Gulung ada jalan tembus ke Cup Cakes dan Makaroni Panggang, vice versa. Ah ... tau gitu tadi parkir mobil di mana saja tak harus di Makaroni Panggang. Tinggal jalan, sembari jalan-jalan. Ya ... kunjungan pertama. Dan hei ... saat menuju ke Jakarta tersebut, ternyata banyak tempat yang asik buat perut, kaya Death by Chocolate, dan macem-macem (dan sepertinya satu komplek lagi tuh :)


Buat yang mau ke Lasagna Gulung, ini alamatnya :
Jl. Salak No.24 Bogor


Sekedar tambahan, tersedia pula Mushola yang baik (maksudku, tidak seperti mushola di Mall-mall, yang keberadaannya di lantai Basement deket parkiran mobil itu lho) 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls