16 Apr 2014

Wiskul Sate Shinta dengan view yang hijau


Kerja di Rumah dpt 2 juta        Omset Ratusan Juta dari Toko Online

Rasanya nama Sate Shinta sudah tidak asing lagi buat para pecinta daging sate. Keberadaan Sate Shinta bisa dengan mudah dijumpai. Sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Cianjur saja, aku lihat ada beberapa yang namanya Sate Shinta. Pun saat berada di Bandung, yang namanya sate Shinta ini, ada juga. 

Pada kesempatan kemarin, sepulang dari Cianjur menuju Jakarta, di daerah Cugenang, akhirnya kami menyempatkan diri mencicipi Sate Shinta ini. Sate Shinta Cugenang ini lumayan luas. Area parkir luas, area makannya luas dan berbukit, mengikuti kontur-nya yang berada di tebing. Jadi kita bisa menikmati pemandangan yang menghijau, melihat pohon-pohon dari arah atas. Pokoknya menyejukkan mata. Perut kenyang, mata segar :D

Saat itu kami ke Sate Shinta Cugenang sekitar pukul 10 pagi. Tempatnya sudah buka. Langsung kami parkirkan mobil dan berkeliling-keliling mencari tempat yang enak untuk makan dan bersantai. Pilihan kami akhirnya memilih area lesehan. Walaupun harus menuruni beberapa anak tangga, tapi sesuai dengan usahanya. Kami bisa melihat pemandangannya, dan bisa bersantai sambil mengawasi kedua bocah kecil. 

Tidak butuh lama untuk memesan makanan. Sayang saat itu sate kambing polosnya tidak ada alias out of order. Katanya habis tadi malam (malam minggu). Terpaksa memilih menu lainnya, Sate Kambing Shinta dan Sate Maranggi. Bedanya sate kambing Shinta dengan sate kambing polos, kalau sate kambing Shinta, ada lemak diantara potongan daging satenya. Padahal sih sebenernya ga pengen ada gaji-nya. Tapi untuk memilih sate sapi juga, kayanya kurang jos juga. 

Sambil menunggu pesanan datang, kami melihat-lihat area sekitar Sate Shinta. Seperti biasa, pesanan minuman telah datang terlebih dahulu. Yang pertama datang sebenarnya teh tawar hangat. Tanpa diminta, sudah dibawakan secara otomatis. Welcome drink ....
Nasi disajikan dalam satu tempat. 

Untuk Sate Kambing Shinta harganya kalau tidak salah 40 ribu seporsi (10 tusuk). Sate Maranggi kalau tidak salah 35 ribu (10 tusuk). Sate Maranggi disajikan di atas piring putih polos, sedangkan sate kambingnya disajikan di atas hot plate. Dua buah bumbu tersaji di piring kecil. Bumbu kecap dan bumbu kacang. Mantap, siap untuk disantap.

Sate kambingnya, nyos ... dagingnya tidak alot. Namun sayang gaji (lemak) kurang begitu nyos. Lemaknya saat itu yang tipe keras. Bukan yang meleleh saat digigit. Dan beberapa ada yang alot juga lemaknya.
Sate maranggi-nya enak juga. Di cocol dengan bumbu kacang makin terasa enaknya.

Udara Cugenang yang cukup dingin membuat makanan sate jenis ini sangat segar dinikmatinya. Untuk penghangat tubuh :D

Secara umum, tempat ini cukup luas. Parkir luas, area makan terbagi menjadi beberapa bagian. Bisa duduk, lesehan ataupun saung-saung. Dengan model berbukit-bukit, lumayan untuk olahraga kaki menaiki dan menuruni beberapa anak tangga sebelum menuju tempat makannya. Sayangnya area ini tidak children-friendly, karena tidak ada playground nya. Satu-satunya sarana buat anak kecil disana adalah ayunan yang bisa diisi hingga 4 orang.

Itupun kurang terawat. Permainan lainnya tidak ada. Area mancing dan saungnya sedang tidak bisa digunakan juga. Keberadaan toilet pun rada susah ditemui. Maksudnya, tidak di setiap "sudut" ada. Yang kutahu, ada dua di dekat tangga menuju lesehan bawah. Setelah di area bawah, tidak terlihat toilet. Entah aku yang tidak melihat atau memang tidak ada. Mengganggu ? Lumayan, karena dari area yang bawah, yang jauh dari kasir, jika harus ke toilet, berarti harus bersiap naik dan turun tangga lagi :(

Bagaimana dengan Sate Shinta lainnya ? Hmmm ... belum pernah coba sih :D




0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls