Hari Sabtu, minggu ketiga November 2013, sebenarnya perjalanan kami saat itu akan menuju Cianjur. Jakarta ke Cianjur, sekitar 120 km, perjalanan penuh tantangan :D
Tantangannya adalah sistem buka tutup di Puncak. Masalahnya, kami juga malas pergi pagi-pagi sekali menuju Puncak. Jadi ya sudah, dilakoni saja.
Berangkat dari Jakarta, perjalanan cukup lancar. Perjalanan dimulai pukul 8 pagi. Lewat tol, tidak ada masalah. Lancar. Perjalanan baru terhambat setelah bayar tol dan menuju Puncak. Mulai lepas gerbang tol, arah ke kiri, ke Puncak sudah mulai macet. Dan seperti biasa, banyak orang yang menawarkan jasanya menunjukkan jalan alternatif. Banyak sekali orang-orangnya.
Arus jalan sebelah kanan lumayan sedikit bergerak. Kami yang ada di sebelah kiri, lebih banyak mengistirahatkan kaki saja. Hingga mobil mendekati perbatasan jalan ke kiri ke Puncak, dan ke kanan ke Ciawi. Mobil lama sekali bergerak. Dan akhirnya diputuskan mengambil jalur ke Ciawi saja, menuju Sukabumi.
Tadinya masih berharap dari Ciawi bisa ke atas untuk menuju Puncak, tapi sama saja, macet juga. Akhirnya ambil jalan lurus menuju Sukabumi. Tujuannya Cianjur, tapi melambung melewati Sukabumi :(
Perjalanan ke Sukabumi dimulai. Overall, perjalanan cukup lancar kecuali saat melewati pasar, pasti selalu tersendat. Seperti di pasar Parung Kuda. Atau saat melewati jembatan yang sedang direnovasi, macetnya lumayan panjang, tapi masih bergerak.
Hingga akhirnya kami tiba di Cibadak Sukabumi. Para bocah juga sudah bangun dari tidurnya. Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 12.30. Saatnya untuk makan siang. Mata langsung melihat kiri dan kanan mencari tempat untuk mengenyangkan perut. Sampai akhirnya mobil berlabuh di Rumah Makan Saung Panorama. Katanya lesehan dan ada live music. Saat kami parkir, ada satu mobil di parkir depan, dan satu mobil di dalam. Ternyata, saat masuk lebih ke dalam, tempatnya lebih luas, berupa saung-saung dan mobil bisa diparkir di dalam, dekat dengan saungnya masing-masing.
Kami memilih saung yang dekat, di atas kolam, jadi bisa ngasih makan ikan juga. Di depan saung ada Mushola yang lumayan besar dan bersih. Kolam ikan juga lumayan bersih dan tidak menimbulkan bau.
Pegawai tempat ini, yang berbaju oranye, datang untuk mencatat pesanan kami.
Atas saran dari pegawai tempat ini, kami memesan sop ikan Gurame (ikannya 8 ons katanya) dan juga karedok. Minum juice strawbery dan sprite. Teh tawar sudah lebih dulu disajikan tanpa diminta.
Pertama yang datang adalah minumannya. Kemudian tak lama makanan juga datang. Bisa dibilang, kami tidak usah menunggu terlalu lama. Sop Ikan Gurame, disajikan dalam mangkuk piring bening yang besar. Bisa untuk makan 3 orang. Karedok, dengan bumbu kacangnya, siap untuk disantap.
Keadaan kami yang kelaparan membuat piring kosong cepat terisi nasi. Sop ikan cepat sekali berkurang. Tak lupa karedok semakin menambah segar.
Sop ikannya enak, kuahnya mantap. Ikan guramenya dipotong terlalu besar. Dan sayang sekali, sepertinya dimasakn terlalu matang, jadi daging ikannya terlalu lembek. Karedoknya mantap. Bumbu kacangnya banyak, sayurnya seger, pedesnya pas.
Dengan sambil menjaga kedua anak kami, tangan kami bergerak kiri kanan, memasukkan nasi ke mulut, menjaga si kecil yang sering sekali kabur keluyuran, kadang menyuapi anakku yang besar ... haha ... riweuh paciweuh.
Akhirnya si kaka minta makan sendiri saja. Dan si adik juga disuruh makan sendiri saja. Namanya anak 1,5 tahun, makannya pasti berantakan. Remah bertaburan di lantai. Gapapa lah, yang penting kami bisa makan dulu untuk mengembalikan tenaga. Perjalanan masih jauh.
Saatnya melanjutkan perjalanan, sebelumnya untuk makan kami, kami harus mengeluarkan kocek sekitar 100 ribuan.
Jalanan Sukabumi, seperti hal tadi, lancar namun macet saat di dekat pasar. Dan tak lama kami mendapati petunjuk arah Bandung / Cianjur, jalannya masih baru. Lumayan masih sepi dan sangat lancar. Dan selanjutnya, kami banyak melihat rambu penunjuk jalan arah menuju Cianjur ...
Melewati jalur lingkar Sukabumi, kami melihat ada Saung Panorama lagi. Tempatnya sepertinya lebih besar. Dan banyak sekali mobil disini. Ternyata Saung Panorama lumayan rame. Barangkali hanya kami saja yang tidak tahu. Maklumlah, baru kali ini melewati Sukabumi.
0 comments:
Post a Comment